Monday, 4 November 2019

Penjelasan Kasyfus Syubuhat (9) : Syirik Besar, Dosa Yang Tidak Diampuni Oleh Allah

Syirik besar yaitu dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan membatalkan keislaman seorang  Penjelasan Kasyfus Syubuhat (9) : Syirik Besar, Dosa Yang Tidak Diampuni Oleh Allah1 dengan pengetahuan yang menghujam dalam hati dan andapun telah mengetahui bahwa menyekutukan Allah (syirik), yang Allah berfirman tentangnya :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa dibawah (dosa syirik) tersebut, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An-Nisaa`: 48)……”.
Penjelasan
Dari matan di atas, sanggup kita ambil beberapa pelajaran, perlunya kita mengetahui tentang:
  1. Definisi syirik dan macam-macamnya.
  2. Perbedaan antara syirik dan kufur.
  3. Bahaya kesyirikan
  4. Konsekuensi aturan bagi pelakunya.
Berikut ini perinciannya:
1. Definisi syirik
Pentingnya mengetahui sesuatu dengan mengenal lawannya, sebuah sya’ir mengatakan:
و بضدها تتبين الأشياء
“Dengan mengetahui kebalikannya, akan nampak terang hakikat suatu perkara.”
Maka Anda tidaklah dikatakan faham Tauhid dengan baik, kecuali bila Anda bisa menjelaskan apa itu syirik, sebab syirik itu lawan dari Tauhid. Begitu pula, tidaklah Anda bisa mencicipi nikmatnya bertauhid dengan sempurna, kecuali bila Anda telah mengetahui bahayanya syirik!
Secara bahasa, syirik adalah
Dalam Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa kata syirik (الشرك) yang tersusun dari abjad syin (ش), ra` (ر) dan kaf (ك) mempunyai dua makna pokok, salah satunya yaitu menyampaikan keikutsertaan dan lawan dari sendirian”
Adapun secara istilah, maka syirik sanggup didefinisikan sesuai dengan besar kecilnya kesyirikan.
1) Syirik besar adalah
مساواة غير الله بالله فيما هو من خصائص الله
“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kasus yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah,Uluhiyyah dan Al-Asma` was Shifat)”
أن يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته
“Seseorang mengambil sekutu bagi Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah atau nama dan sifat-Nya.”

Definisi di atas menurut hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu ketika bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar, lalu dia  shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أن تجعل لله ندا وهو خلقك
“Engkau mengambil sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).
Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Disebut besar sebab adanya syirik yang dibawahnya, yang tingkat keburukannya tidak hingga sepertinya, yaitu syirik kecil.
Macam-macam syirik besar
Dari definisi syirik besar di atas, maka syirik besar terbagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Syirik dalam Rububiyyah, meliputi tiga bentuk, yaitu:
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), menyerupai meyakini ada yang bisa menciptakan, menghidupkan, mematikan, dan mengatur alam semesta selain Allah,
    2. ‘Amaliyyah (amal), menyerupai menggunakan jimat dengan keyakinan jimat itulah yang melindungi atau menyelamatkan dari mara bahaya, sebagaimana Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), menyerupai ucapan bahwa Allah menyatu dengan makhluk dan Allah yaitu makhluk itu sendiri, sebab sudah terintegrasi dan ucapan pengingkaran terhadap keberadaan Sang Pencipta/Tuhan (atheis).
  2. Syirik dalam Uluhiyyah, meliputi tiga bentuk, yaitu
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), menyerupai meyakini adanya makhluk yang berhak ditaati dengan ketaatan mutlak, hingga dalam duduk kasus menghalalkan kasus yang haram.  Syirik ini juga terwujud dalam menyayangi makhluk sebagaimana kecintaan kepada Allah.
    2. ‘Amaliyyah (amal), menyerupai sujud kepada selain Allah dan menyembelih hewan yang dipersembahkan untuk selain Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), menyerupai berdo’a kepada selain Allah, isti’adzah kepada selain Allah dan istighatsah kepada selain Allah.
  3. Syirik dalam Al-Asma` wash Shifat, meliputi tiga bentuk, yaitu:
    1. I’tiqodiyyah (keyakinan), menyerupai meyakini adanya selain Allah yang mengetahui kasus mistik sebagaimana Allah.
    2. ‘Amaliyyah (amal), menyerupai menyombongkan diri dengan  sifat agung sebagaimana keagungan Allah.
    3. Qouliyyah (ucapan), menyerupai berjulukan dengan nama-nama khusus bagi Allah, misalnya Allah dan Ar-Rahman.
2) Syirik kecil, yaitu:
فكل ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص تسميته شركا
“Segala yang dihentikan dalam Syari’at sedangkan dalam Nash disebut dengan nama syirik, dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.
Syirik ini dinamakan kecil sebab adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya lebih besar darinya. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam sebab tidak hingga ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kasus yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat).
Contoh :
  • Bersumpah dengan nama selain Allah dikatakan syirik kecil, sebab ada dalam dalil penyebutan nama syirik baginya, disamping itu, bisa sebagai sarana untuk mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah.
  • Riya` yang sedikit dalam beribadah, dikatakan syirik kecil sebab ada dalam dalil penyebutan nama syirik baginya dan sebagai sarana untuk hingga kepada syirik besar, yaitu sama sekali tidak mau bersedekah salih kecuali bila nantinya dipuji.
Pemakaian istilah syirik yang banyak digunakan
Jika kita membaca kitab-kitab para ulama rahimahullah, maka kita dapatkan bahwa saat ulama mendefinisikan istilah syirik ataupun menyebut kata syirik, mereka banyak membawakan klarifikasi mengenai jenis syirik dalam Uluhiyyah, begitu pula saat mendefinisikan Tauhid, karena:
  1. Tauhid Uluhiyyah lah yang terpenting dan sebagai dasar yang paling fundamental serta menjadi inti permusuhan serta perselisihan antara para Rasul ‘alaihimush shalatu was salam dengan kaum musyrikin.
  2. Kebanyakan syirik yang terjadi yaitu syirik dalam Uluhiyyah.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
____

  1. Tentang keadaan kaum musyrikin di zaman ini (sang penulis) yang tidak mempunyai ilmu perihal kalimat Tauhid Syirik besar yaitu dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan membatalkan keislaman seorang  Penjelasan Kasyfus Syubuhat (9) : Syirik Besar, Dosa Yang Tidak Diampuni Oleh Allah
banner
Previous Post
Next Post