Monday, 10 February 2020

Mengapa Zionis Merampas Bumi Palestina?


Oleh; Abdul Hamid M Djamil*



Mulanya rencana Zionis untuk mendirikan Negara Yahudi di tanah Palestina yakni sebuah kesepakatan yang muncul dalam sebuah seminar internasional yang diadakan di Basel, Swiss pada tanggal 27-29 Agustus tahun 1897, sebagaimana yang disebutkan Dr. Muhksin Muhammad Shalih.  Hasil yang terlaksana dalam seminar tesebut menjadi lampu hijau bagi mereka untuk mendirikan negaranya di bumi Palestina.

Pada kurun ke 19 dunia dikejutkan oleh iming-iming mereka untuk merampas bumi Palestina. Siapakah yang membuka jalan politik bagi mereka untuk merampas bumi Palestina? Dan faktor apa saja yang menciptakan Yahudi berhasil mempunyai bumi Palestina 80% menyerupai hari ini? Padahal literatur sejarah menyebutkan kehidupan Yahudi tidak ada kaitannya dengan Palestina. Mereka juga bukan keturunan Bani Israil yang hidup di zaman Nabi Ya'kub, Nabi Musa, dan Nabi Isa  as.

Dibalik semua itu ada satu polemik yang sedang berpesta pora di alam jagat raya ini. Bangsa Yahudi mengakui mereka yakni bangsa yang bercerai berai akhir dosa yang mereka lakukan. Oleh alasannya yakni itu tujuan mereka mendirikan negaranya di Palestina selain untuk berkumpul yakni untuk menunggu turunya "Al-Masih" untuk menembus dosa-dosa mereka.

Namun, kita tidak bisa mengetahui dengan terang akan latar belakang rancangan mereka untuk merampas bumi Palestina kecuali dengan menelisik beberapa poin penting yang terjadi di Eropa terutama pada kurun ke 16 M, di antaranya adalah:

1. Munculya Katolik Protestan dan tersebarnya "Zionis selain Yahudi"  telah menciptakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk melestarikan kebangkitan agama bagi pemikir Yahudi ketika beriman dengan perjanjian usang (Taurat), dan kepercayaan Bangsa Yahudi yang akan berkumpul di Palestina untuk menunggu kembalinya Al-Masih untuk menolong mereka.

2. Terjadinya perubahan politik di Eropa yang telah menciptakan interaksi bangsa Yahudi dengan bangsa Eropa kian terancam. Dimana bangsa Yahudi telah memandang hina terhadap bangsa Eropa ketika itu. Kehidupan mereka di Benua Eropa ketika itu sudah sangat bebas, bahkan keadaan mereka sudah menyerupai di negaranya sendiri. Maka terlihatlah pada kurun ke 19 kebangkitan Yahudi di Eropa, baik di bidang politik maupun ekonomi.

3. Lahirnya perpecahan antar kaum di Eropa, setiap kaum memperkuatkan eksistensi kaumnya (primordialisme) serta ingin tampil beda dengan kaum-kaum yang lain. Maka bersatulah Jerman di bawah kepemimpinan Bismarck dan Italia di bawah kepemimpinan perdana menteri Cavour. Pada ketika itu pula bersatunya Bangsa Yahudi yang sedang terpencar di seluruh Eropa. Dan ketika itu lahir dua poin penting dari pemikir Yahudi,  yaitu :

a. Yahudi akan tetap menjadi bangsa yang lemah bila tidak bersatu, berdomisili di Negara Eropa berdasarkan mereka akan membuat mereka menyerupai cowok yang tidak mempunyai negara asalnya.

b. Keinginan mereka untuk berkumpul dan berdomisili di Eropa bab timur. Kemudian niat jahat mereka berubah untuk mengakibatkan negaranya di Bumi   Palestina. 

*Penulis yakni mahasiswa tingkat selesai Fak. Syariah Wal Qanun Jur. Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Mesir



banner
Previous Post
Next Post