Tuesday, 11 February 2020

Untukmu Duhai Perempuan Yang Beriman



Oleh; Husni Nazir*

Maksud doktrin disini yaitu mereka yang menyakini bahwa tiada ilahi selain Allah SWT. Tak ada sekutu baginya, baik pada zat maupun sifat-Nya. Meyakini sebenarnya tiada zat yang bisa memperlihatkan manfaat kepada insan selain-Nya. Tidak ada satupun dari kalangan makhluk yang bisa memperlihatkan manfaat atau mengadakan kemudaratan tanpa izin dari Allah.

Yaitu mereka yakin bahwa kepada-Nyalah insan akan kembali pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Pada hari itu akan dibukakan semua tabir diam-diam dan hakikat, tidak ada yang tertutup. Hari penyesalan bagi mereka yang termakan dengan dunia dan jauh dari Allah. Serta hari kemenangan dan suka cita bagi mereka yang bisa memahami hakikat dunia, kemudian mereka menjadikannya mediator untuk meraih rida Allah.

Bukanlah yang dimaksud dengan doktrin disini, mereka yang pernah mendengar nama Allah dan tidak memahami hakikat di balik nama agung tersebut. mereka mewariskan doktrin melalui verbal saja, tanpa tercium oleh hati yang ada di dalam dada. Bahkan ia kadang mendengar dua puluh kali nama Allah dalam sehari, tetapi tidak pernah menyadari akan kekuasaa-Nya walau sekali dalam sebulan , bahkan setahun.

Iman yang semacam ini tidak menyebabkan hati sedikitpun ketakuatan, serta tidak bisa menuntun pemiliknya kemanapun. Berbicara wacana nilai dan moral Islam, akan percuma bagi hati yang ibarat ini.

Tulisan ini terkhusus bagi para perempuan pemilik doktrin jenis yang pertama. Yaitu doktrin yang berasal dari keikhlasan dan kepuasan hati dari dalam. Bukan lantaran paksaan atau tanpa disadari. Tidak diragukan lagi doktrin ibarat ini akan gampang didapatkan pada seorang mukmin, lantaran inilah hakikat doktrin yang sebenarnya.

Ketahuilah, bahwa keberdaan kita didunia ini betul-betul penting dan sangat penting. Setiap waktu yang kita lewati yaitu ujian untuk menaikkan posisi kita dihadapan sang Ar Rahman. Dan kenyataannya, sadar atau tidak bahwa untuk melewati ujian tersebut hanya bisa dilakukan dengan pertolongan dari Allah.

Jika pria dan perempuan sama-sama menjalani ujian yang sama dari sang Khalik. Akan tetapi perempuan memiliki kiprah lain, yang sangat besar lengan berkuasa selama di dunia dan sangat besar efeknya kelak dihari pembalasan.

Selain perempuan ikut berjuang gotong royong pria sebagai hamba dalam ujian, perempuan juga merupakan satu materi ujian bagi laki-laki, bahkan ia yaitu ujian terbesar bagi kaum mereka.

Hal ini karena, syahwat dengan segala jenisnya merupakan materi dasar ujian yang Allah sediakan untuk menguji insan selama di alam dunia. Sedangkan wanita, sesuai dengan pernyataan Allah SWT. merupakan jenis syahwat yang menempati urutan pertama dibandingkan dengan syahwat lainnya.

Bukankah Allah SWT. yang mengatakan:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ 
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ.

Artinya: Dijadikan terasa indah dalam pandangan insan cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah kawasan kembali yang baik. (Ali Imran: 14)

Dalam ayat ini terang terlihat bahwa Allah SWT. menyebutkan perempuan pertama sekali diantara sejumlah syahwat lainnya. Kalau bukan lantaran besarnya cobaan yang dibawa oleh wanita, kemudian kenapa harus perempuan yang disebutkan pertama!

Rahasianya yaitu lantaran semua bentuk maksiat yang Allah larang hamba-Nya untuk mendekatinya, tidak terdapat kecocokan diantara maksiat tersebut dengan fitrah manusia.

Zalim dengan segala bentuknya yaitu haram. Namun untuk menjauhinya insan bisa meminta pertolongan kepada fitrah mereka yang menolak kezaliman. Khamar haram, dan fitrah sejati insan juga menolaknya. Begitu juga maksiat lainyna ibarat mencuri, menipu, mencerca, mengupat, dan lain-lain.

Fitrah insan yang masih murni akan menolak perkara-perkara tersebut. Untuk meninggalkannya insan tidak akan terlalu sulit, lantaran dibantu oleh fitrah yang menolaknya. Kecuali fitrah yang telah diracuni dengan aneka macam efek dari luar.

Hanya ada satu pengecualiaan dari hakikat umum ini, yaitu ketertarikan antara pria dan perempuan (gharizah jinsiyyah). Meskipun ketertarikan ini sanggup membawa insan kepada pekerjaan yang tidak boleh oleh agama, bahkan terhitung diantara larangan-larangan yang sangat urgen dalam islam, akan tetapi ia merupakan ciri khas utama dari fitrah orisinil manusia.

Tak ada jalan bagi insan (selama ia memiliki fitrah yang sehat dan tidak melenceng) untuk berlari, mengubur dan mengalahkannya.

Oleh lantaran hakikat dari dua jenis cobaan ini berbeda, maka untuk menanggulanginya, Islam juga memperlihatkan solusi yang berbeda. Untuk jenis pertama ibarat zalim, mencuri, mencerca, menghasut dan lain-lain bisa, Islam mengajurkan untuk tidak mendekati dan menjauhinya sejauh timur dan barat.

Berbeda dengan ketertarikan lawan jenis, jalan keluarnya justru dengan memenuhi harapan tersebut, tetapi di dalam batas yang telah digariskan oleh syarak.

Kenapa Cuma Wanita?

Barangkali para muslimah akan menyangkal dan bertanya, “Kenapa pula pria bukan cobaan terbesar bagi wanita? Bukankah perempuan juga tertarik dengan laki-laki?”

Pertanyaan ini bisa dijawab dengan klarifikasi berikut ini, sebagaimana yang dijawab oleh Syeikh Ramadhan Al Buthi di dalam kitabnya Li Kulli Fattatin Tukminu Billah.

Karena fitrah perempuan telah diciptakan Allah SWT. dengan Hikmah-Nya untuk dicari bukan mencari. Oleh lantaran itu, bagaimanapun seorang perempuan tertarik dengan laki-laki, watak mencari akan mengarahkannya untuk menunggu, dan menggali cara bagaimana ia akan dicari. Cara yang akan dipakai oleh perempuan inilah yang terkadang menjelma fitnah bagi laki-laki.

Inilah mengapa perempuan memegang fitnah lebih besar dibandingkan laki-laki.

Hakikat ini telah Rasulullah nyatakan dalam hadisnya, Rasulullah bersabda:
ماتركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء

Aku tidak meninggalkan satupun fitnah sepeninggalku yang lebih membahayakan para lelaki kecuali wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

Apabila hikakat ini telah sama-sama kita ketahui, maka susah dan mudahnya cobaan itu ada ditangan wanita. Wanitalah yang akan memutuskannya. Wanita bisa saja menyebabkan dirinya sebagai bala yang menjerumuskan. Dan bila mau, perempuan juga bisa membantu pria untuk menempuh jalan selamat dan diridhai Allah.

Berapa banyak dongeng wacana peradaban terdahulu yang berhasil mencapai puncaknya, kemudian runtuh lantaran disebabkan oleh kerusakan moral diantara mereka. Dan ternyata kebobrokan moral itu sebagian besarnya disumbangkan oleh wanita.

Ataupun tidak perlu jauh membuka buku sejarah. Lihatlah perjaka kita hari ini. Adakah anda menemukan moral mereka yang sangat keliru dan menyedihkan? Kemudian lihat kembali apa yang menyebabkan mereka demikian? Bukanhkah fintah perempuan yaitu salah satu sebabnya?

Amanah yang Allah berikan tersebut, seharusnya dijadikan sebagai tambang amal untuk mencari ridha Allah. Dengan cara menjaga dan tidak menjadikannya fitnah bagi hamba Allah yang lainnya(baca: laki-laki). Karena sesungguhnya, setiap dari mata, indera pendengaran dan hati akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah yang Maha Melihat dan Maha mengetahui kelak. Semoga!

*Tim redaksi, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Al-Azhar, Mesir.

tulisan ini disadur dari kitab Likulli Fattatin Tukmin Billah, karangan Syeikh Ramadhan Al Buthi.
banner
Previous Post
Next Post