Thursday 12 March 2020

Hadits - Wasiat Rasulullah Kepada Ibnu Abbas

عَنْ أَبِي عَبَّاسٍ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النبي صلى الله عليه وسلم يَومَاً فَقَالَ: (يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحفَظك، احْفَظِ اللهَ تَجِدهُ تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن بِاللهِ، وَاعْلَم أَنَّ الأُمّة لو اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ لَك، وإِن اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشيءٍ لَمْ يَضروك إلا بشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفعَت الأَقْلامُ، وَجَفّتِ الصُّحُفُ) – رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح – وفي رواية – غير الترمذي: اِحفظِ اللهَ تَجٍدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا أَخطأكَ لَمْ يَكُن لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً

Terjemahan:

Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, ia bersabda : “Wahai anak muda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, pasti Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, pasti kau akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kau minta, mintalah kepada Allah. Jika kau minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memperlihatkan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kau peroleh selain dari apa yang sudah Allah menetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melaksanakan sesuatu yang membahayakan kamu, pasti tidak akan membahayakan kau kecuali apa yang telah Allah menetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi : “Hendaklah kau selalu mengingat Allah, pasti kau mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kau mengingat Allah di waktu lapang (senang), pasti Allah akan mengingat kau di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sebetulnya kemenangan menyertai kesabaran dan sebetulnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”)

[Tirmidzi no. 2516]

Penjelasan:

Riwayat hidup ‘Abdullah bin ‘Abbas sudah banyak dikenal. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mendo’akannya dengan sabdanya :
“Ya Allah, jadikanlah dia paham wacana agamanya dan ajarkanlah kepadanya penafsiran Al Qur’an”.

Nabi juga mendo’akannya semoga diberi pesan yang tersirat dua kali. Ada riwayat yang sah dari dirinya bahwa dia pernah melihat Jibril dua kali. Ia yaitu ulama yang kaya ilmu di kalangan umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melihatnya sebagai seorang anak yang patut mendapatkan pesan beliau.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya : “Jagalah Allah, pasti Dia akan menjaga kamu”, maksudnya hendaklah kau menjadi orang yang taat kepada Tuhanmu, melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jagalah Allah, pasti kau akan mendapati Dia di hadapanmu”, maksudnya hendaklah berinfak karena-Nya dengan penuh ketaatan sehingga Allah tidak memandangmu sebagai orang yang menyalahi perintah-Nya, pasti kau akan mendapati Allah menjadi penolongmu di ketika situasi sulit, ibarat yang pernah terjadi pada cerita tiga orang yang tertimpa hujan lebat kemudian mereka berlindung di dalam gua, kemudian pintu gua tertutup batu. Pada ketika itu mereka berkata kepada sesamanya : “Ingatlah kebaikan yang pernah kau lakukan, kemudian mohonlah kepada Allah dengan kebaikan itu supaya kau diselamatkan”. Kemudian masing-masing menyebut kebaikan yang pernah dilakukan, maka watu epilog gua itu kemudian terbuka kemudian mereka sanggup keluar. Kisah mereka ini popular dan terdapat pada Hadits shahih.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Jika kau minta, mintalah kepada Allah. Jika kau minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah”, memperlihatkan petunjuk supaya bertawakkal kepada Allah, tidak bertuhan kepada selain-Nya, tidak menggantungkan nasibnya kepada siapa pun baik sedikit ataupun banyak.

Allah berfirman :
“Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah maka Allah pasti akan memberinya kecukupan”. (QS. Ath Thalaq : 3)

Berapa besar ketergantungan seseorang kepada selain Allah baik dalam hatinya maupun dalam angan-angannya, maka sebesar itu pula ia telah menjauhkan diri dari Allah untuk bergantung kepada sesuatu yang tidak kuasa memberinya manfaat atau kerugian. Begitu juga takut kepada selain Allah.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegaskan dengan sabdanya : “Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memperlihatkan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kau peroleh selain dari apa yang sudah Allah menetapkan untuk dirimu”.

Begitu pula dalam hal kerugian, “niscaya tidak akan membahayakan kau kecuali apa yang telah Allah menetapkan untuk dirimu”. Inilah yang disebut kepercayaan kepada taqdir.

Iman kepada taqdir yaitu wajib, baik taqdir yang baik maupun yang buruk. Apabila seorang mukmin telah yakin dengan hal ini, maka apa perlunya dia meminta kepada selain Allah atau memohon pinjaman kepada yang lain. Begitu pula balasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada malaikat Jibril ketika ia bertanya kepada ia ketika berada di langit (ketika mi’raj) : “Apakah engkau membutuhkan pertolongan?” Beliau menjawab : “Kalau kepadamu tidak”.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”, menguatkan keterangan tersebut diatas, maksudnya tidak berlawanan dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kemudian sabda ia : “Ketahuilah sebetulnya kemenangan menyertai kesabaran dan sebetulnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”, maksudnya ia mengingatkan kepada insan di dunia ini, terutama orang-orang shalih bahwa mereka itu selalu dihadapkan kepada ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah :
“Sungguh Kami pasti memberi cobaan kepada kau sekalian dengan sesuatu berupa rasa takut, kelaparan, berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Dan gembirakanlah orang-orang yang bersabar, yaitu mereka yang kalau ditimpa musibah, mereka berkata : ‘Sungguh kami semua yaitu milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nyalah kami kembali’. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan limpahan karunia dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang terpimpin”. (QS. 2 : 155-157)

Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu pastilah dipenuhi pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar : 10)
banner
Previous Post
Next Post