Wednesday 4 March 2020

Kalimat Abi Diperuntukan Untuk Paman? Atau Bapak?

Allah Swt mengajarkan kepada kita, jikalau bersilang pendapat dalam suatu masalah, hendaklah kembali kepada al-Qur’an, Sunnah dan pedoman ulama yang benar. Bukan kepada hawa nafsu. Sekarang, mari kita lihat apa kata Allah Swt dalam al-Qur’an perihal penggunaana kata Abu/Abi untuk paman.

DALIL AL-QUR’AN DAN PENDAPAT KALANGAN SALAF.

وقد وجه من حيث اللغة بأن العرب تطلق لفظ الأب على العم إطلاقا شائعا وإن كان مجازا، وفي التنزيل ( أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد آلهك وإله آبائك إبراهيم وإسماعيل وإسحاق) فأطلق على إسماعيل لفظ الأب وهو عم يعقوب كما أطلق على إبراهيم وهو جده.

Menurut bahasa, orang Arab memakai kata Abu/Abi untuk paman, penggunaan ini berlaku umum, meskipun maknanya majaz (kiasan). Dalam al-Qur’an disebutkan: “Adakah kau hadir saat Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, saat ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kau sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu (nenek moyangmu), Ibrahim, Ismail dan Ishaq”. (Qs. al-Baqarah [2]: 133). Digunakan kata Abu (Bapak/Ayah)) terhadap Isma’il, padahal Isma’il itu paman nabi Ya’qub. Ibrahim juga disebut Abu (Bapak/Ayah), padahal Ibrahim itu kakek”. (al-Hawy li al-Fatawa karya Imam as-Suyuthi: 3/318).

Selanjutnya Imam as-Suyuthi menyebutkan beberapa riwayat perihal penggunaan Kata Abu (Bapak/Ayah) untuk paman:

Riwayat Pertama:

أخرج ابن أبي حاتم عن ابن عباس أنه كان يقول الجد أب ويتلو (قالوا نعبد آلهك وإله آبائك الآية)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Kakek pun disebut Abu (Bapak/Ayah)”. Kemudian ia membacakan ayat: “Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu (nenek moyangmu)”. (Qs. al-Baqarah [2]: 133).

Riwayat Kedua:

وأخرج عن أبي العالية في قوله وإله آبائك إبراهيم وإسماعيل قال سمي العم أبا.

Diriwayatkan dari Abu al-‘Aliyah perihal ayat: “dan Tuhan bapak-bapakmu (nenek moyangmu) Ibrahim, Ismail dan Ishaq”. Paman disebut Abu (Bapak/Ayah). (Qs. al-Baqarah [2]: 133).

وأخرج عن محمد بن كعب القرظي قال الخال والد والعم والد وتلا هذه الآية.

Riwayat Ketiga:

Diriwayatkan dari Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi, ia berkata, “Paman dari pihak ibu disebut bapak/ayah, paman dari pihak bapak pun disebut bapak/ayah”. Kemudian ia membacakan ayat di atas.

Imam as-Suyuthi menutup dengan:

فهذه أقوال السلف من الصحابة والتابعين في ذلك.

Ini ialah pendapat kalangan Salaf dari kalangan shahabat dan tabi’in dalam persoalan ini.

PENDAPAT AHLI BAHASA ARAB.

Berikut kita lihat pendapat Imam Muhammad bin Muhammad bin Abdirrazzaq al-Husaini Abu al-Faidh Murtadha az-Zabidi dalam kitabnya Taj al-‘Arus min Jawahir al-Qamus:

قيل : هو اسْمُ عَمِّ إبراهِيمَ عليه وعلى محمّدٍ أفضلُ الصّلاة والسّلام في الآيةِ المذكورة وإنّمَا سُمِّيَ العَمُّ أباً وجَرى عليه القرآنُ العَظيم على عادةِ العربِ في ذلك لأنهم كثيراً ما يُطلِقُون الأبَ على العَمّ وأمّا أبُوه فإنه تارَخُ

 Ada pendapat yang menyampaikan bahwa Azar ialah nama paman Nabi Ibrahim as yang terdapat dalam ayat. Paman disebut Abu (Bapak/Ayah), demikian berdasarkan al-Qur’an dan tradisi kebiasaan orang-orang Arab perihal penyebutan itu, sebab orang-orang Arab sering memakai kata Abu/Abi kepada paman. Sedangkan ayah kandungnya ialah Tarakh. (Taj al-‘Arus, hal.2454).

Fatwa Saudi Arabia:

أما إطلاق اسم الأب على العم على سبيل الاحترام والتكريم فجائز، وهو الذي جاء في القرآن، لكنه ليس أبا في النسب

Adapun penggunaan kata Abi untuk paman sebagai bentuk penghormatan dan kemuliaan, maka hukumnya boleh. Demikian terdapat dalam al-Qur’an. Tapi bukan bapak/ayah secara nasab. (al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-‘Ilmiyyah wa al-Ifta’: 11/460).

Pendapat Syekh Ibnu Utsaimin Ulama Besar Saudi Arabia.

أنه يجوز إطلاق اسم الأب على العم تغليباً؛ لقوله تعالى: { وإسماعيل }.

Boleh memakai kata Abu/Abi untuk paman, sebab kebiasaan/umum. Berdasarkan firman Allah: “dan Tuhan bapak-bapakmu (nenek moyangmu) Ibrahim, Ismail dan Ishaq”. Paman disebut Abu (Bapak/Ayah). (Qs. al-Baqarah [2]: 133).

(Tafsir al-‘Allamah Ibn ‘Utsaimin).

وأما إسماعيل فهو عمه لكن أطلق عليه لفظ الآباء من باب التغليب لأن العم صنو الأب كما قال النبي صلى الله عليه وسلم لعمر أما شعرت أن عم الرجل صنو أبيه يعني شريكه في الأصل والجذر والصنو هو عبارة عن النخلتين يكون أصلهما واحدا

Adapun Isma’il, maka dia ialah paman Ya’qub, tapi dipakai kata Abu/Abi (Bapak/Ayah) sebab lafaz itu biasa digunakan. Karena paman itu cuilan dari bapak/ayah, sebagaimana sabda Rasulullah Saw kepada Umar, “Apakah engkau tidak merasa bahwa paman seseorang itu cuilan dari bapaknya”. Maksudnya ialah cuilan dalam asal dan akar. Makna kata as-shanu adalah ungkapan perihal dua pohon kurma yang asalnya satu. (Syarh Riyad as-Shalihin, hal.784).

Pendapat Syekh Abu Bakar al-Jaza’iri Pengajar Fiqh dan Tafsir di Masjid Nabawi:

يطلق لفظ الأب على العم تغليباً وتعظيماً .

Kata Abu/Abi dipakai untuk paman, berdasarkan kebiasaan dan secara umum biasa digunakan. (Aisar at-Tafasir: 1/57).

CATATAN:

Pertama, dari dalil-dalil diatas, berdasarkan al-Qur’an, Sunnah dan pendapat para ulama dari banyak sekali cabang keilmuan, jelaslah bahwa kata Abu/Abi biasa dipakai untuk paman.

Kedua, bagi penceramah semoga memberikan sesuatu dengan amanah, jangan melaksanakan pembohongan publik.  Karena tidak semua pendengar itu jahil bin bahlul. Dan yang paling penting, kita semua akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt  tentang apa yang pernah kita sampaikan.

Ketiga, jangan hingga fanatik kepada orang tertentu membutakan mata kita untuk melihat kebenaran.

Keempat, kata Imam Syafi’i:

تَكَبَّرْ عَلَى الْمُتَكَبِّرِ مَرَّتَيْنِ

“Sombonglah engkau kepada orang yang sombong itu dua kali sombong”.

(Bariqah Mahmudiyyah fi Syarh Thariqah Muhammadiyyah wa Syari’ah Nabawiyyah: 3/176).
banner
Previous Post
Next Post