Thursday 14 November 2019

Rapai Geleng Getarkan Malam Getar

Rapai Geleng KMA Mesir (Dok. KMA Mesir)

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar..” kalimat tauhid ini bermakna dalam kalau dihayati, bermakna luas kalau diartikan. Detik-detik maghrib mengambarkan hari gres segera tiba, kemarin gres rasanya maaf-maafan, kini diizinkan untuk menyucikan kembali jiwa yang ternoda ini.

Seperti malam Idhul ‘Adha biasanya, Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) punya tradisi unik, GETAR, Gema Takbir Akbar. Acara ini rutin diselenggarakan oleh IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gontor bekerja sama dengan PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) Mesir. Selain untuk merayakan malam peringatan Idul ‘Adha, GETAR juga diselenggarakan untuk merajut kembali ukhuwah islamiyah di antara Masisir. 

GETAR juga menampilkan aneka macam budaya dan tradisi leluhur Indonesia. Hal inilah yang menjadikan GETAR juga sebagai ajang yang ditunggu-tunggu Masisir sebagai pelepas kerinduan terhadap kampung halaman.GETAR kali ini juga dihelat di American Future School di Hayy Sabi’, Madinat Nasr. 

Malam takbiran bagi setiap muslim mempunyai keistimewaan sendiri apalagi hanya berkumpul bersama sanak saudara itu merupakan momen terindah. Banyak yang mengisi malam takbiran dengan berzikir bertakbir mengunjungi kerabat tetangga dan memasak kuliner enak menyambut lebaran.Bagi Masisir juga sudah biasa malam takbiran berada di luar rumah, terlebih kalau ada event tahunan menyerupai GETAR yang senantiasa menyediakan suasana kampung halaman secara cuma-cuma.

Dengan mengusung tema “Suarakan Kebersamaan, Optimalkan Pergerakan, Bersama Getarkan Simponi Kesuksesan” GETAR X (Gema Takbir Akbar) mengundang seluruh kalangan Masisir untuk hadir menyaksikan kekuatan sebuah ikatan silaturrahmi di malam mulia menyambut Idhul Adha.

Pada malam pelaksanaa GETAR, KMA (Keluarga Mahasiswa Aceh) Mesir diberikan iktikad untuk menampilkan tari tradisi Aceh, Rapai Geleng. Tim Rapai Geleng sudah diundang jauh-jauh hari untuk memeriahkan acara.

Tgk. Rahmat Syah dan Tgk. Syifaurrahman selaku manager mulai mempersiapkan Sanggar Aneuk Nanggroe KMA Mesir jauh-jauh hari supaya sanggup tampil semaksimal mungkin dalam program ini. Selain sebab seringnya menerima amanah tampil di program GETAR, tim Rapai Geleng sudah menjadi primadona Masisir di setiap acara. Tak jarang banyak yang sengaja menunggu tim Rapai Geleng tampil, walau malam sudah larut.

Sebulan lebih tim Rapai Geleng menggelar latihan dari sore hingga tengah malam demi pantasnya penampilan untuk disaksikan penonton. Kali ini tim rapai tampil dengan gugusan sebagian besar diisi oleh anggota gres yang telah direkrut dan dilatih dengan sangat baik.

Kaderisasi dalam badan tim Rapai Geleng terus dilakukan, banyak hal yang terus dibenahi. Awalnya anggota gres ini dilatih oleh Tgk. Syifaurrahman, kemudian dilanjutkan oleh instruktur utama Tgk. Nurul Hadi. “Patah satu haruslah tumbuh seribu,” prinsip hidup yang juga dianut tim Rapai Geleng. 

Walau tanpa hadirnya instruktur utama Tgk. Nurul Hadi—yang sedang bolos pulang ke tanah air—tim Rapai Geleng tetap rutin latihan mengasah teknik dan gerakan baru. Sehingga ketika datang hari pelaksanaan Getar pada Kamis 30 Agustus 2017, Rapai Geleng sanggup menampilkan yang terbaik untuk penonton.

Tim Rapai Geleng berada diurutan 15. Ternyata banyak hambatan yang dihadapi panitia program hingga harus diundur hingga sesudah shalat Isya. Pada jadwal awal tim Rapai Geleng tampil pukul 21:00 Clt (waktu Kairo) dengan berlapang hati alhasil penampilan Rapai Geleng pukul 23:00 Clt.

Suara teriakan mulai bergemuruh walaupun penonton pulang satu persatu. Semangat ini yang seharusnya ditanam, jiwa yang masih muda dihentikan mengeluh patah dan rapuh. Penampilan menggelegar mulai menyemangati penonton mulai dari penampilan Tim Maqura dan tak kalah menariknya penampilan IPQI dengan senandung takbiran menggema seluruh langit Hayy Sabi’ kala itu.

Kini datang saatnya tim Rapai Geleng unjuk gigi. Pukulan awal dari Tgk. Muhammad Anshar mengambarkan penari rapai memasuki panggung. Shalawat khas Rapai Geleng sudah dihafal oleh Masisir ini menciptakan antusias kembali riyuh, terlebih lagi ketika syair Salam yang pernah dibawakan dikala tampil dalam film Ketika Cinta Bertasbih, menciptakan semua hadirin selalu ingin mendengarnya berulang-ulang.

Para penonton pria bersorak kegirangan dikala tim Rapai mulai memainkan gerakan cepat, ini merupakan gerakan sangat sulit ketika kecepatan harus diikuti dengan serempak kalau sedikit saja kesalahan terjadi maka keindahan potongan ini akan hilang. Begitu juga penonton perempuan yang setia terpaku menyaksikan dari setiap gerakan penampilan, terlebih wajah-wajah gres pemain Rapai menciptakan penonton tidak bosan.

Di selesai penampilan seluruh pemain menundukkan kepala seraya ucapan salam epilog oleh Syahi rapai, maka berakhir sudah penampilan Rapai Geleng pada program GETAR semalam. Rapai Geleng malam itu benar-benar menggertarkan panggung GETAR. Penonton dibentuk terkesima.[]

Muhammad Syukran
banner
Previous Post
Next Post