Tuesday 26 November 2019

Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak (5)

Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak  Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak (5)


Definisi Kasih Sayang (rahmah)

Dalam kitab Mufrodaatul Quraan yang ditulis oleh Ar-Ragib Al-Ashfahani rahimahullahdikisahkan sebagai berikut.
الرَّحْمَة رقَّة تقتضي الإحسان إلى الْمَرْحُومِ، وقد تستعمل تارةً في الرِّقَّة المجرَّدة، وتارة في الإحسان المجرَّد عن الرِّقَّة
“Rahmah ialah rasa belas kasih (didalam hati) yang mengharuskan (seseorang) berbuat baik kepada makhluk yang disayangi, terkadang kata ‘rahmah’ digunakan untuk rasa belas kasih (didalam hati) saja, namun terkadang kata ‘rahmah’ digunakan untuk mengungkapkan perbuatan baik saja tanpa rasa belas kasih (di dalam hati).”
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan kata ‘rahmah’ dalam Ighaatsatul Lahfan,
فالرحمة صفة تقتضي إيصال المنافع والمصالح إلى العبد ، وإن كرهتها نفسه ، وشقت عليها ، فهذه هي الرحمة الحقيقية
“Rahmah ialah suatu sifat yang mengharuskan adanya penyampaian manfaat dan maslahat kepada seorang hamba meskipun hal itu dibenci dan dirasakan berat olehnya, inilah rahmah yang sebenarnya”.
Ibnul Qoyyim pun melanjutkan penjelasannya bahwa orang yang paling sayang kepada Anda ialah orang yang paling bermanfaat dan bermaslahat bagi Anda dan paling menjaga anda dari segala hal yang membahayakan Anda, walaupun perilaku itu berat Anda rasakan.
Misalnya, seorang ayah yang sayang kepada anaknya, maka ia akan ‘memaksakan’ atau mengarahkan untuk mau berguru budbahasa Islami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan sang ayah pun akan menghalang-halangi anaknya menuruti hawa nafsunya yang membahayakannya.
Dan apabila sang ayah mendapat dirinya teledor dalam hal itu, maka itu disebabkan sedikitnya rasa kasih sayangnya kepada sang anak, meskipun ia berdalih bahwa dirinya amat mengasihi putranya dan ingin menyenangkannya, lantaran ini berarti kasih sayang yang diiringi ketidaktahuan akan hakikat kasih sayang yang sebenarnya, sebagaimana perilaku ini terjadi pada sebagian ibu-ibu. Oleh lantaran itu, termasuk kesempurnaan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ialah Dia menimpakan aneka macam macam tragedi alam kepada seorang hamba, mengujinya dengan aneka macam macam ujian, dan mencegahnya mendapat banyak hal yang disukai oleh hawa nafsunya, lantaran Dia menyayanginya.
Namun, lantaran kebodohan seorang hamba dan kezalimannya, ia menyangka yang tidak-tidak terhadap Rabbnya hingga iapun tidak memahami bahwa hal itu ialah bentuk ihsan Allah kepada dirinya dengan mengujinya dan menimpakan tragedi alam kepadanya. Allah Ta’ala Maha Mengetahui apa yang paling bermanfaat bagi diri seorang hamba (Diringkas dari Ighaatsatul Lahfan, hal. 491).
Definisi Cinta
Ar-Rogib Al-Ashfahani rahimahullah mengatakan:
المحبَّة: ميل النفس إلى ما تراه وتظنه خيرًا
“Cinta ialah condongnya jiwa kepada sesuatu yang dipandangnya dan disangkanya sebagai sebuah kebaikan”.
Adapun Ibnul Qoyyim rahimahullah memiliki pandangan lain dalam mendefinisikan cinta,beliau menjelaskan bahwa tidaklah ada suatu ungkapan yang lebih terperinci dalam membatasi makna cinta daripada kata ‘cinta’ itu sendiri. Justru dengan membatasi makna cinta dalam sebuah definisi akan menambah tidak jelasnya makna cinta.
Adapun apa yang banyak dikatakan oleh insan wacana cinta, hanyalah sebatas klarifikasi wacana sebab-sebab cinta, perkara-perkara yang mengharuskannya, tanda-tandanya, dan bukti-bukti cinta (Diringkas dari Madarijus Salikin : 3/11). Jadi, cinta berdasarkan Ibnul Qoyyim adalah cinta itu ya cinta, suatu hal yang sulit kalau harus menjelaskan masalah yang sudah terperinci dirasakan dalam hati manusia.
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post