Wednesday 18 December 2019

Musibah Ialah Alasannya Ialah Dosa Kita (3)

Dari klarifikasi dua artikel sebelumya sanggup disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai beriku Musibah Adalah Karena Dosa Kita (3)syirik kepada-Nya dan Dia akan mengampuni dosa lainnya yang berada di bawah tingkatannya bagi siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya” (QS. An -Nisaa`: 116).
4. Beriman dengan bertauhid dan berinfak shaleh serta taat kepada Allah dengan melaksanakan seluruh Syari’at Allah membuahkan kemakmuran, ketentraman, dan kebahagiaan di dunia akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan mengakibatkan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah mengakibatkan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sehabis mereka berada dalam ketakutan menjadi kondusif sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa tetap kafir sehabis (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (An-Nur: 55).
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat ini termasuk di antara janji-janji Allah yang benar, yang telah disaksikan fakta dan isi beritanya. Allah telah berjanji kepada orang yang beriman dan berinfak shalih dari kalangan umat ini untuk mengakibatkan mereka berkuasa di muka bumi. Mereka akan menjadi para khalifah di muka bumi, yang mengatur urusan mereka dan (Allah) meneguhkan “bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka”, yaitu agama Islam yang telah mengalahkan seluruh agama selainnya, yang Allah ridhai untuk umat ini lantaran keutamaan, kemuliaan dan kenikmatan Allah atasnya. (Bentuk peneguhan agama mereka tersebut adalah) mereka leluasa dalam menegakkannya dan menegakkan syari’at baik lahir maupun batin, pada diri mereka maupun selain mereka. Sebab, orang-orang selain mereka dari kalangan para pemeluk agama selain (Islam) dan seluruh orang-orang kafir telah kalah dan hina. Dan Allah menggantikan keadaan mereka “sesudah mereka berada dalam ketakutan ” yang (sebelumnya) salah seorang dari mereka tidak bisa menampakkan agama (Islam) dan ibadahnya kecuali dengan banyak gangguan dari orang-orang kafir, serta jumlah kaum muslimin yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan selain mereka, dan seluruh penduduk bumi menyerang mereka dan berbuat aniaya dengan melaksanakan banyak sekali macam keburukan. Allah menjanjikan hal-hal tersebut untuk mereka pada dikala turunnya ayat ini, namun kekhalifahan di bumi dan kekuasaannya belum sanggup disaksikan dikala itu. Yang dimaksud dengan kekuasaan disini yaitu kekuasaan menegakkan agama Islam dan keamanan yang sempurna, di mana mereka beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan mereka tidak takut kecuali hanya kepada Allah.
Maka jayalah generasi awal umat ini, dengan iktikad dan amal soleh yang mengakibatkan mereka berada di atas umat lainnya, maka Allah jadikan mereka menguasai banyak sekali negeri dan kaum, serta dibukakan kekuasaan dari timur ke barat sehingga terwujud keamanan dan kekuasaan yang sempurna. Ini termasuk gejala kekuasaan Allah yang menakjubkan dan indah.
Dan hal tersebut akan senantiasa berlangsung sampai (mendekati) hari kiamat, selama mereka menegakkan iktikad dan amal soleh pastilah mereka akan mendapat apa yang telah Allah janjikan untuk mereka. Namun terkadang orang kafir dan munafikin menguasai mereka dan mengalahkan kaum muslimin disebabkan kelalaian kaum muslimin dalam menegakkan iktikad dan amalan yang shalih.” (Taisiril Karimir Rahman, hal. 668).
5. Bukan berarti untuk meraih  kemakmuran dan ketentraman negara serta kesejahteraan rakyat di dunia, dengan meninggalkan sebab-sebab teknis keduniaan yang bermanfaat yang tidak melanggar syari’at dalam banyak sekali bidang (ekonomi, teknologi, dan selainnya)! Tidaklah demikian!
Justru tuntutan keimanan dan amal shalih yaitu mengambil usaha yang bermanfaat, selama itu tidak melanggar syari’at, dengan tetap bertawakal kepada Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah dan jangan engkau lemah! (HR. Muslim).
Namun, alasannya yang terpokok bagi kemakmuran sebuah negara dan masyarakat yaitu melaksanakan perintah Allah yang terbesar, yaitu tauhid serta alasannya yang terpokok kehancuran sebuah negara, yaitu melanggar larangan Allah yang terbesar, yaitu syirik dan kekufuran! Maka haruslah hal ini mendapat perhatian pertama dan paling utama!
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman (kesyirikan), mereka itulah yang akan mendapat rasa kondusif dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. Al-An’aam: 82).
Ayat di atas terang menawarkan bahwa jikalau seseorang bertauhid (beriman) dan tidak menyekutukan Allah (tidak syirik), akan mendapat ganjaran berupa ketentraman dan keamanan serta hidayah di dunia dan akhirat. Semoga Allah Ta’ala menjadikan negeri kita sebagai negeri yang tentram dan kondusif dari banyak sekali macam bahaya krisis, baik krisis ekonomi, krisis keamanan (teror), krisis mental/akhlak dan yang lainnya dengan bertauhid secara sempurna, beriman dan berinfak shaleh, taat kepada Allah dengan melaksanakan seluruh syari’at Allah.
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post