Tuesday, 11 February 2020

Dia Kembali Mencicipi Kebahagiaan Sehabis 9 Tahun Tidak Pernah Merasakannya..




Suatu hari, seorang cowok mendatangiku. Aku memperhatikan wajahnya dan nampaklah sebuah wajah yang gelap. Aku bertanya ihwal hajatnya, namun ia hanya membisu saja. Aku ulangi pertanyaanku dan ia masih tidak mau berbicara. Aku memandang lebih bersahabat kepadanya, ternyata air mata menetes dari kedua matanya. Aku bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”

Ia berkata, “Aku tidak bisa lagi bernafas lantaran kesempitan yang saya rasakan dan kejenuhan. Demi Allah, wahai Syaikh, seolah-olah di dadaku ada sebuah gunung yang menindih dan menutup pernapasanku… Aku tidak bisa lagi bergaul dengan manusia, teman, bahkan dengan ibu, ayah dan saudara-saudaraku… Aku tidak bisa lagi duduk bantu-membantu mereka… Tertawaku hanyalah basa basi, dan kegembiraanku hanyalah sesuatu yang dibuat-buat… Aku tiba kepadamu biar engkau menyembuhkan saya dengan ruqyah… Atau engkau tunjukkan padaku orang yang bisa meruqyah…”

Aku bertanya, “Kesempitan yang engkau rasakan pastilah mempunyai sebab. Apakah sebabnya?”

Ia menjawab, “Aku tidak tahu..”

Aku bertanya, “Bagaimana hubunganmu dengan Rabb-mu?”

Ia menjawab, “Buruk!… Tolong dengarkan kisahku…”

Aku berkata, “Ceritakanlah!”

Anak muda itu pun bercerita, “Saat umurku 14 tahun, ayahku pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya dan saya ikut bersamanya. Ayahku melalaikan diriku dan membiarkan saya hidup diantara diskotik dan pusat-pusat perbelanjaan di umurku yang masih sangat belia.

Ketika ayahku menuntaskan studinya selama 2 tahun, kami pun kembali ke Riyadh. Aku menuntut supaya ia mengembalikanku ke Amerika untuk melanjutkan studiku tapi ia menolaknya. Akhirnya saya mencar ilmu di kelas 3 Sekolah Menengan Atas dan saya sengaja untuk tidak lulus dalam semua pelajaranku. Aku mengulanginya lagi setahun dan sengaja lagi untuk tidak lulus. Aku ulangi untuk tahun yang ketiga, dan dengan sengaja saya berusaha untuk tidak lulus. Setelah ayahku melihat hal itu, ia mengirimku kembali ke Amerika. Mestinya, saya bisa menuntaskan studiku dalam 4 tahun, namun ternyata saya menyelesaikannya dalam 9 tahun!!

Tidak tersisa maksiat di muka bumi ini, melainkan saya pernah melakukannya di sana. Karena dahulu saya ingin bersenang-senang dengan keremajaanku selagi saya mampu…

Kemudian saya kembali ke Riyadh dan mulai mencar ilmu di kampus. Aku masih saja melaksanakan dosa-dosa besar maupun kecil, akan tetapi, kesempitan ini… ia mulai menutupi nafasku… menyempitkan hidupku… Aku bosan dengan segala hal… Segala sesuatunya pernah saya coba… Akan tetapi kejenuhan itu masih saja bersamaku…”

Ia mengucapkan seluruh perkataannya dengan tangisan…

Aku bertanya, “Apakah engkau masih shalat?”

Ia menjawab, “Tidak.”

Aku berkata, “Penyembuhan pertama untuk kesempitan ini ialah memperbaiki hubunganmu dengan Dzat, yang hatimu berada di Tangan-Nya, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya… Jagalah selalu shalatmu di masjid, dan perjanjianku denganmu ialah sehabis 7 hari nanti.”

Hari-hari pun berlalu. Setelah sepekan, cowok itu tiba dengan wajah yang berbeda. Pertama kali melihatku, ia pribadi memelukku dan berkata, “Jazakallahu khairan… Demi Allah, ya Syaikh, saya berada dalam kebahagiaan yang tidak pernah saya rasakan lagi semenjak 9 tahun lalu…”

Aku bertanya kepadanya ihwal kesempitan, kejenuhan dan kegelisahannya? Ternyata, seluruhnya telah hilang dari dirinya…
Benarlah Allah dalam firman-Nya (artinya) :

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, beliau akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari simpulan zaman dalam keadaan buta.

Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan saya dalam keadaan buta, padahal dahulu saya sanggup melihat?’
Dia (Allah) berfirman, ‘Demikianlah, dahulu telah tiba kepadamu ayat-ayat Kami, dan kau mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kau diabaikan.’
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Sungguh, azab di darul abadi itu lebih berat dan lebih kekal.”
banner
Previous Post
Next Post