Sunday 1 March 2020

Hadits Menjelaskan Ihwal Ketetapan Nasib Manusia

Hadits Tentang Ketetapan Nasib manusia



 عن أبي عـبد الرحمن عـبدالله بن مسعود رضي الله عـنه قال : حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة فَيَدْخُلُهَا  رواه البخاري ومسلم


Terjemah Hadits / : ترجمة الحديث




Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah memberikan kepada kami dan dia yakni orang yang benar dan dibenarkan :“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berkembang menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian  menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat kemudian ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk memutuskan empat masalah : memutuskan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak adailah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melaksanakan perbuatan jago syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melaksanakan perbuatan jago neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melaksanakan perbuatan jago neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya  ketentuan, dia melaksanakan perbuatan jago syurga maka masuklah dia ke dalam syurga”. (Riwayat Bukhori dan Muslim). [Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]





Penjelasan/Syarah :




Kalimat, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya ” maksudnya yaitu Air mani yang memancar kedalam rahim, kemudian Allah  pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang memancar kedalam rahim jikalau Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut  mengalir pada seluruh pembuluh darah wanita hingga kepada kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, kemudian berkembang menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya” Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah (segumpal darah) Kalimat, “kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya” yaitu Malaikat yang mengurus rahim. 



Kalimat "Sesungguhnya ada seseorang diantara kau melaksanakan amalan jago surga........" secara tersurat memberikan bahwa orang tersebut melaksanakan amalan yang benar dan amal itu mendekatkan pelakunya ke nirwana sehingga dia hampir sanggup masuk ke nirwana kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya lantaran taqdir  yang telah ditetapkan bagi dirinya di final masa hayatnya dengan melaksanakan perbuatan jago neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung  pada apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, jikalau ternyata pada karenanya tertutup dengan amal buruk, maka menyerupai yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya." Maksudnya, berdasarkan kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan tertentu.



Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melaksanakan amalan jago nirwana dalam pandangan manusia, tetapi sebetulnya dia yakni jago neraka." Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas.
Yang perlu diperhatikan yakni niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata lantaran karunia dan rahmat Allah SWT.



Kalimat " maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kau melaksanakan amalan jago nirwana sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan nirwana kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh kemudian ia melaksanakan perbuatan jago neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam ini bisa saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum. Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi insan yang tidak baik berkembang menjadi baik dan jarang orang baik menjadi tidak baik.



Firman Allah, “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku” memberikan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala insiden berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya.



 Firman Allah, QS. Al-Anbiya’ : 23, “Dan Dia tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab” menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melaksanakan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.



Imam Sam’ani berkata : “Cara untuk sanggup memahami pengertian semacam ini yakni dengan menggabungkan apa yang tersebut dalam Al Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian di atas, maka dia akan sesat dan berada dalam kebingungan, dia tidak akan memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini lantaran taqdir merupakan salah satu diam-diam Allah yang tertutup untuk diketahui oleh insan dengan nalar ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari kemampuan mengetahui taqdir, lantaran itu para malaikat dan para nabi sekalipun tidak ada yang mengetahuinya”.



Ada pendapat yang menyampaikan : “Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk ketika mereka menjadi penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak sanggup diketahui”.



Beberapa Hadits telah memutuskan larangan kepada seseorang yang tdak mau melaksanakan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang gampang menuju kepada taqdir  yang telah ditetapkan untuk dirinya.  Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudahmelakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan gampang melaksanakan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :
“Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan”. (QS. Al Lail :7) “Kemudian Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh kesusahan”. (QS.Al Lail :10)
Para ulama berkata : “Al Qur’an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja,tanpa mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, lantaran hanya Allah yang mengetahui”.



Allah berfirman : “Manusia tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yangAllah kehendaki”.(QS. Al Baqarah : 255)





Pelajaran yang terdapat dalam hadits / :  الفوائد من الحديث






1. Allah ta’ala mengetahui wacana keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk duduk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.



2. Tidak mungkin bagi insan di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan alasannya untuk memasuki keduanya.



3. Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah insan tidak terpedaya dengan kondisinya dikala ini, justru harus selalu mohon kepada Allah semoga diberi keteguhan dan final yang baik (husnul khotimah).



4. Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah masalah dalam jiwa.



5. Tenang dalam duduk masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6. Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.



7. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin insan dalam kandungan secara berangsur-angsur yakni sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah bisa menciptakannya sekaligus.


Wallahu 'a-lam ---
banner
Previous Post
Next Post