Sunday, 1 March 2020

Keajaiban Al-Quran Didalam Dunia Nyata

Keajaiban Al-Qur’an di Dunia Nyata



Al-Qur’an ialah sebenar-benarnya kitab suci berisi wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui mediator malaikat Jibril dan menjadi salah satu mukjizat Rasulullah SAW. Al-Qur’an ialah kitab penyempurna daripada kitab-kitab terdahulu (Taurat, Zabur, Injil).



Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia. Fungsi al-quran bagi umat insan ialah Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an (dan hadist shahih Rasulullah) menuntun kita kepada jalan yang benar dan diridhai Allah SWT. Segala macam permasalahan, semuanya ada jawabannya dalam Al-Qur’an. Hal ini pula yang menunjukan bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari kalam Allah SWT, bukan buatan manusia.  Bahkan semenjak 1400 tahun kemudian detik ini, Al-Qur’an tetap terjamin keaslian isinya alasannya Allah SWT sendiri yang memeliharanya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 9; “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.”. Maka, hal ini merupakan salah satu daripada keajaiban Al-Qur’an sendiri. Bahkan, masih banyak lagi keajaiban-keajaiban Al-Qur’an, baik yang sudah terbukti dalam ilmu pengetahuan, maupun segala sesuatu yang masih dirahasiakan Allah akan buktinya mirip hari Kiamat. Untuk itu, berikut ini akan dijelaskan mengenai apa saja bukti keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama dalam hal bidang ilmu pengetahuan yang kesemuanya sudah terbukti mirip apa yang Allah SWT terangkan dalam Al-Qur’an.


Berikut ialah beberapa keajaiban al-quran di dunia :



Keajaiban Al-Qur’an wacana Penciptaan Manusia



Allah SWT berfirman yang artinya; “Kami telah membuat kamu; maka mengapa kau tidak membenarkan? Adakah kau perhatikan nutfah (benih manusia) yang kau pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang menciptakannya?” (QS. Al-Waqi’ah :5 7-59).


Dimulai dari hal fundamental wacana adanya insan sebagai makhluk cipataan Allah yang istimewa. Dikatakan istimewa alasannya jikalau dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lain, hanya insan yang mempunyai logika dan pikiran (dua hal yang sangat penting). Dengan begitu, insan pun menerima hak istimewa dari Allah SWT berupa hak untuk memilih; menentukan untuk beriman kepada-Nya, atau menentukan untuk ingkar. Jika insan menentukan untuk beriman, maka insan itu akan menerima derajat yang lebih baik daripada malaikat (makhluk ciptaan Allah yang hanya mempunyai akal). Sebaliknya, jikalau insan itu menentukan untuk tidak mentaati Allah, maka derajatnya sama dengan iblis dan setan (makhluk ciptaan Allah yang hanya mempunyai nafsu).


Sebagai makhluk yang istimewa, penciptaan insan pun bisa dikatakan juga istimewa alasannya melalui tahapan-tahapan yang luar biasa. Banyak ayat di dalam AL-Qur’an yang menyebutkan bagaimana proses penciptaan manusia, bahkan hal tersebut telah terang terperinci sebelum insan dengan ilmu kedokterannya yang mumpuni mirip kini ini. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan dengan detail bagaimana kiranya seorang insan bisa terbentuk, hingga terlahir menjadi wujud seorang manusia. Bahkan hal ini telah terang semenjak 1400 tahun yang lalu, sebelum segala sesuatu telah semodern kini ini. Adapun beberapa poin penting mengenai penciptaan insan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ialah:


1. Manusia tercipta bukan dari seluruh sperma yang berasal dari air mani yang masuk ke dalam rahim, melainkan dari satu atau beberapa sperma saja



Seiring perkembangan zaman, dimana teknologi sudah semakin berkembang, sebagaimana hasil dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan sebetulnya ada sekitar 250 juta sel sperma yang masuk ke dalam rahim perempuan ketika melaksanakan hubungan seksual. Kemudian, sperma-sperma itu seakan berlomba dalam perjalanannya menuju sel telur. Sementara sel telur yang besarnya tidak lebih dari sebutir garam hanya mendapatkan satu sperma saja untuk membuahinya. Semua ini ialah yang diketahui oleh para ilmuan dalam kurun waktu beberapa masa yang kemudian saja. Sedangkan dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan hal ini semenjak sekian usang (1400 tahunan), sebagaimana firman-Nya yang berarti; “Apakah insan menduga akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?” (QS. Al-Qiyamah : 36-37).


Bayangkan saja, Allah telah menjelaskan dengan sangat terang sebetulnya insan itu diciptakan hanya dari setitik (sebuah) sel mani, sedangkan masa di mana Al-Qur’an diturunkan, yakni sekitar 14 masa yang kemudian ialah masa dimana ilmu pengetahuan bahkan alat-alat kesehatan tidak ada yang secanggih masa kini. Ini ialah salah satu bukti keajaiban Al-Qur’an yang sangat nyata.


Di sisi lain juga dijelaskan bahwa apa yang disebut dengan air mani sendiri, tidak hanya berisi sel sperma saja. Menurut ilmu kedokteran sendiri, ai mani terdiri dari sperma dan aneka macam cairan yang berbeda. Unsur ini bermanfaat sebagai pemberi energi bagi sperma sekaligus sebagai penetral asam pada alat kelamin wanita. Bahkan cairan ini juga yang membantu melicinkan sekitar sperma biar pergerakannya semakin mudah. Maka, dalam Al-Qur’an pun Allah SWT juga telah menjelaskannya; “Sungguh, Kami ciptakan insan dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), alasannya itu Kami jadikan beliau mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan : 2).


2. Jenis kelamin ditentukan oleh sel kelamin laki-laki



Allah SWT berfiman yang artinya; “Dialah yang membuat berpasang-pasangan laki-laki dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS. An-Najm : 45-46).


Sebelumnya, dipercaya bahwa jenis kelamin ditentukan oleh kromosom wanita, atau paling tidak merupakan adonan daripada kromosom laki-laki dan wanita. Namun, berdasarkan ayat di atas, Allah menjelaskan sebetulnya penentu jenis kelami bayi berasal dari air mani yang dipancarkan. Air mani ini sendiri berasal dari si Ayah yakni laki-laki. Maksudnya, ialah sel kromosom yang mana dari si laki-laki yang kemudian bergabung dengan sel kromosom pada perempuan yang menentukan jenis kelamin si anak. Maka, pada zaman sekarang, hal ini juga telah dibuktikan oleh penelitian para ilmuan sebetulnya benar bahwa penentu jenis kelamin bayi ialah sel kromosom laki-laki.


3. Janin sanggup menempel pada dinding rahim ibu layaknya lintah



Berkat kemajuan teknologi, insan sanggup melihat bahwa zigot yang terbentuk di dalam kandung telur (rahim ibu) kemudian menempel pada dinding rahim. Dari perlekatan ini pula zigot menerima asupan nutrisi  dan secara sedikit demi sedikit perkembangan dan pertumbuhan dimulai hingga zigot terlebut terlahir menjadi seorang bayi. Ingat, ini ialah isu yang diperoleh insan ketika mikroskop telah berhasil dikembangkan dengan canggih. Sementara Allah SWT telah menjelaskan semua ini dalam Al-Qur’an semenjak 14 masa yang lalu. Allah SWT berfirman yang artinya; “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah membuat insan dari ‘alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-‘Alaq : 1-3).


Dalam bahasa Arab, kata “Alaq” berarti sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Secara harfiah, kata ini diibaratkan sebagai lintah yang menempel pada badan insan untuk menghisap darah. Jadi, ketika kita merujuk pada ayat di atas, terang sudah bahwa Allah telah menjelaskan dengan serinci-rincinya sebetulnya insan itu ketika masih berbentuk segumpal darah (zigot), ia menempel erat pada dinding rahim sang Ibu layaknya lintah yang menempel pada badan manusia. Allah menjelaskan semua ini bahkan sebelum adanya teknologi canggih mirip sekarang.


4. Manusia berkembang di dalam tiga bab yang gelap di dalam rahim



Allah SWT berfirman yang artinya; “… Dia mengakibatkan kau dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu ialah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kau sanggup dipalingkan?” (QS. Az-Zumar : 6).


Dari ayat di atas Allah menerangkan bahwa selama dalam kandungan, insan melalui tiga bab kegelapan di dalam rahim ibu. Secara ilmiah kemudian diketahui bahwa apa yang dimaksudkan Allah dengan tiga bab kegelapan itu ialah tiga tahapan pertumbuhan janin yang jikalau dijelakan ialah sebagai berikut:


Tahap Pre-embrionik – Zigot yang terbentuk dari pembelahan sel kemudian berubah menjadi segumpal darah kemudian menempel pada dinding rahim. Zigot ini terus berkembang hingga kemudian terbentuk tiga lapisan yang menyelubunginya.
Tahap Embrionik – Zigot telah berubah menjadi embrio, dimana lapisan-lapisan tadi berkembang membentuk organ dan sistem badan bayi.
Tahap Fetus – Pada tahap ini embrio telah berubah menjadi fetus, terus dan terus bertumbuh dan berkembang hingga balasannya datang waktunya melahirkan.
Maka, semua isu itu gres diketahui oleh insan sehabis mereka melaksanakan aneka macam penelitian. Sedangkan awal telah jauh-jauh hari menjelaskannya dalam Al-Qur’an. Akan tetapi, dengan adanya penelitian ini pun maka terbukti bahwa apa-apa yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an memang tak perlu diragukan lagi kebenarannya.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Fungsi Otak



ads Selama ini kita mengenal bahwa otak ialah sentra daripada seluruh sistem badan kita. Hal itu terbukti dari penelitian para ilmuan yang kemudian dituangkan dalam buku teks pelajaran di sekolah-sekolah sehingga kita mengetahui bahwa fungsi otak ialah sebagai kendali tubuh. Namun ternyata, Allah SWT telah menjelaskan semua itu lebih dulu sekali di dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya yang berarti;
“Ketahuilah, sungguh jikalau beliau tidak berhenti (berbuat demikian) pasti Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al-Alaq : 15-16).


Allah menyebutkan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka”, maka, jikalau kita ingin menjelaskan mengenai apa maksud dari ubun-ubun tersebut, kita bisa merujuk pada ilmu anatomi  dan fisiologi mengenai otak manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam ilmu tersebut, bab prefrontal yang mengatur fungsi khusus otak ternyata terletak pada bab dengan tulang tengkorak. Daerah ini yang kemudian kita kenal sebagai otak besar atau serebrum. Bagian ini ialah yang terlibat dalam pengaturan fungsi perencanaan dan permulaan gerakan. Tepatnya dibagian lobi frontal dan bab prefrontal. Dengan kata lain, serebrum atau otak besar bertugas sebagai perencana, pendorong, dan starter daripada sikap insan serta yang bertanggung jawab atas perkataan jujur atau dusta. Terbukti bahwa firman Allah yang menyatakan bahwa “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” ialah penggambaran sebetulnya otak besar, bab frontal, bersahabat dengan ubun-ubun, ialah bab yang berfungsi untuk menentukan ucapan jujur maupun dusta. Dalam hal ini, ilmu pengetahuan gres bisa mengungkapkannya sekitar setengah masa belakangan sementara Al-Qur’an telah menjelaskannya semenjak 14 masa yang lalu.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Air Susu Ibu



Air Susu Ibu (ASI) ialah masakan paling tepat bagi seorang bayi. Air susu ibu mengandung banyak gizi dan nutrisi lainnya yang sangat diharapkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tidak ada ilmu pengetahuan yang menampik hal tersebut alasannya secara ilmiah sekalipun air susu ibu telah terbukti manfaatnya. Begitu istimewanya ciptaan Allah yang satu ini, bahkan sebaik-baiknya sumber masakan yang sanggup diciptakan insan modern sekalipun tidak ada yang bisa menandingi kehebatan ASI. Bahkan, jadwal ASI Eksklusif, dimana ibu menyusui dihentikan memperlihatkan masakan pelengkap kepada bayinya hingga umur 6 bulan dan tetap memperlihatkan ASI hingga bayi berumur sekitar 2 tahun gres kemudian dilakukan penyapihan, Allah SWT telah menjelaskannya semenjak ratusan tahun yang kemudian dalam firman-Nya yang artinya;


“Dan Kami perintahkan kepada insan (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14).


Keajaiban Al-Qur’an wacana Lapisan Atmosfer



Mengenai bumi yang terdiri dari aneka macam lapisan atmosfer, di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan sebagai berikut:


“Dia-lah Allah, yang mengakibatkan segala yang ada di bumi untuk kau dan Dia berkehendak menuju langit, kemudian dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 29).


“Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat : 11-12).


Dijelaskan sebetulnya kata “langit” yang sering muncul dalam ayat-ayat Al-Qur’an ialah perumpamaan daripada langit bumi dan keseluruhan alam semesta. Dengan demikian, Allah telah menjelaskan sebetulnya bumi itu memang terdiri dari aneka macam lapisan (atmosfer). Adapun atmosfer yang terbentuk itu ternyata memang terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda dan saling bertumpuk. Para ilmuan kemudian menemukan sebetulnya hal itu memang benar (bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan;) dan  tiap-tiap lapisan mempunyai ciri tersendiri.


Lapisan atmosfer yang paling bersahabat dengan bumi ialah Troposfer (6-20 KM jarak dari bumi) yang membentuk 90% keseluruhan massa atmosfer. Di atasnya ada Stratosfer (50 KM jarak dari bumi) dimana lapisan ozon merupakan bab dari lapisan ini yang memungkinkan terjadinya perembesan sinar UV. Di atas stratosfer, ada Mesosfer (85 KM jarak dari bumi), Termosfer (690 KM jarak dari bumi), dan bab terluar lagi ialah Eksosfer (10.000 KM jarak dari bumi).


“… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.” (QS. Fussilat : 12). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa dalam tiap-tiap lapisan atmosfer itu ada kiprah dan fungsinya masing-masing. Hal ini terbukti sehabis dilakukan penelitian, sebagaimana teladan pada lapisan terdekat atmosfer dengan bumi yakni Troposfer  dimana pada lapisan inilah terjadi hujan, salju, dan angin. Hal ini gres diketahui sehabis dilakukan penelitian, sementara Allah telah menjelaskannya dalam jauh hari.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Fungsi Gunung



“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka...” (QS. Al-Anbiya : 31).


Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an di atas, sungguh Allah Yang Maha Kuasa telah menjelaskan kepada kita bahwa sebenar-benarnya Dia membuat gunung-gunung yang kokoh ialah untuk menahan bumi daripada goncangan, yang dalam hal ini bisa kita artikan sebagai salah satu kejadian alam mirip gempa. Padahal, hal ini gres bisa terbukti pada masa geologi modern dengan alat-alat yang canggih.


Menurut penelitian, gunung terbentuk dari adanya hasil pergerakan dan tumbukan antara lempeng-lempeng raksasa pembentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan saling bertumbukkan, maka lempeng yang paling besar lengan berkuasa akan menyelip dibawah lempeng yang lemah hingga kemudian terbentuk dataran tinggi berupa gunung dari lipaatannya, sementara pada lapisan bawah akan terbentuk bab yang menghujam ke dalam dan sangat besar. Struktur ini kemudian digambarkan sebagai pasak di dalam Al-Qur’an;


“Bukankah Kami telah mengakibatkan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’ : 6-7).


Yang mana dikemudian hari diketahui, bahwa gunung dan pasaknya ialah yang menahan lempengan-lempengan bumi dibagian titil-titik pertemuannya. Dengan begitu, bumi akan tercegah dari goncangan dan tidak akan terombang-ambing alasannya oleh magma yang berada dilapisan paling bawahnya.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Dasar Laut



Dalam ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa dalam kedalaman air bahari sekitar 200 meter, hampir tidak ada dijumpai cahaya. Bahkan dengan kedalaman mencapai 1 Km atau lebih, dipastikan tidak akan ada cahaya yang tembus ke dalam. Hal ini diketahui sehabis dilakukan penelitian dengan memakai alat modern yang bisa menyelam hingga ke dalaman terjatuh di samudera. Padahal, jikalau menengok ke dalam Al-Qur’an, Allah telah menjelaskan wacana kondisi lautan ini sebagaimana firman-Nya yang artinya;


“Atau mirip gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila beliau mengeluarkan tangannya, tiadalah beliau sanggup melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah beliau mempunyai cahaya sedikit pun.” (Q.S An-Nuur : 40).


Sungguh tiada ada yang sanggup mendahului ilmu yang disampaikan Allah SWT melalui Al-Qur’an bahkan alat tercanggih apapun yang bisa diciptakan oleh manusia.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Sungai dibawah Laut



Beberapa waktu yang kemudian kita pernah dihebohkan dengan adanya inovasi berupa sungai yang berada di dalam lautan. Secara awam, kita benar-benar kesulitan untuk menjelaskan fenomena tersebut, lantas menganggap semua itu ialah hal yang sangat luar biasa yang bahkan seorang ilmuan yang sangat hebat pun tidak bisa menjelaskannya. Padahal, dalam Al-Qur’an sudah Allah jelaskan sebagai berikut:


“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, hingga terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (Q.S Fushshilat : 53).


“Dan Dialah yang membiarkan dua bahari mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al-Furqan : 53).


Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa ayat wacana pertemuan dua lautan namun airnya tak bercampur ini digambarkan sebagai muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air asin dari bahari dan air tawar dari sungai. Dengan adanya klarifikasi ini, terbukti bahwa Kuasa Allah tentu saja melebihi dari apa yang bisa dipikirkan oleh makhluknya. Bahkan untuk fenomena yang terkesan aneh demikian pun, Allah selalu mempunyai jawabannya melalui Al-Qur’an.


Keajaiban Al-Qur’an wacana Raltivitas Waktu



Mengenai teori wacana relativitas waktu, kita mungkin mengenal seorang ilmuan kenamaan berjulukan Albert Einstein sebagai pencetusnya. Menurut Einstein, waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan yang dengan kata lain, waktu sanggup berubah sesuai dengan situasi dan kondisinya. Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Qur’an sebetulnya insan terkadang akan merasa bahwa waktu yang mereka lalui terasa berbeda. Kadang waktu yang singkat terasa melambat, atau sebaliknya waktu yang lambat justru terasa singkat.



Allah SWT berfirman yang artinya;


“Dan mereka meminta kepadamu biar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu ialah mirip seribu tahun berdasarkan perhitunganmu.” (Q.S Al-Hajj : 47).


“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) ialah seribu tahun berdasarkan perhitunganmu.” (QS As-Sajadah : 5).


“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (Q.S Al-Ma’arij : 4).


Berdasarkan tiga ayat tersebut saja, sudah terang bahwa perubahan waktu yang disebut sebagai teori relativitas itu sebenarnya telah ada bahkan sebelum Albert Einstein menemukannya. Allah telah menjelaskan segalanya di dalam Al-Qur’an, kemudian hal itu tersebut terbukti kebenarannya oleh para ilmuan.


Demikianlah beberapa keajaiban Al-Qur’an di dunia ini, terutama jikalau ditinjau dari segi ilmu pengetahuan maka sangat gampang untuk diterima oleh logika manusia. Perlu diingat juga bahwa itu semua hanyalah sedikit daripada keajaiban Al-Qur’an yang mulia. Maka, jikalau jika seseorang ingin mengenal Islam, hendaknya belajarlah dari Al-Qur’an dan hadist-hadist shahih, bukan melihat kepada seorang muslim. Karena seorang muslim sendiri ialah insan yang tidak terlepas dari dosa. Karenanya banyak kesalahpahaman yang beredar di dunia sebetulnya Islam ialah agama yang keras, radikal, dan aneka macam hal negatif lainnya. Itu semua dikarenakan mereka melihat Islam dari manusianya (umat muslim), bukan dari petunjuk Allah SWT di dalam Al-Qur’an dan Hadist shahih Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan mengetahui semua itu bisa meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.


Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.
banner

Related Posts: