Apakah Boleh Mengakhirkan Shalat Isya'
Hadits Pertama:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُؤَخِّرُوا الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفِهِ ».
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Kalaulah bukan alasannya ialah memberatkan bagi ummatku, pastilah saya perintahkan mereka menunda shalat Isya’ sampai sepertiga atau setengah malam”. (HR. at-Tirmidzi).
Pendapat Kedua:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ أَعْتَمَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ « إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى ». وَفِى حَدِيثِ عَبْدِ الرَّزَّاقِ « لَوْلاَ أَنْ يَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى ».
Dari Aisyah, ia berkata: “Pada suatu malam Rasulullah Saw mengakhirkan shalat Isya’ sampai sebagian besar malam telah berlalu dan sampai jamaah telah tertidur, kemudian Rasulullah Saw keluar dan melakukan shalat, dia bersabda: “Sesungguhnya inilah waktunya, kalaulah bukan alasannya ialah memberatkan bagi ummatku”. Dalam hadits riwayat Abdurrazzaq: “Kalaulah bukan alasannya ialah memberatkan bagi ummatku”. (Hadits riwayat Imam Muslim).
Hadits Ketiga:
وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ
Dan shalat Isya’, terkadang Rasulullah Saw mengakhirkannya dan terkadang menyegerakannya. (Hadits riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, klarifikasi perihal waktu shalat).
Pendapat Imam at-Tirmidzi:
وَهُوَ الَّذِى اخْتَارَهُ أَكْثَرُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَالتَّابِعِينَ وَغَيْرِهِمْ رَأَوْا تَأْخِيرَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ الآخِرَةِ وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ.
(Mengakhirkan shalat Isya’), Ini ialah pendapat yang dipilih oleh dominan ulama dari kalangan shahabat nabi, tabi’in dan selain mereka. Menurut mereka pelaksanaan Isya’ diakhirkan, demikian berdasarkan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ishaq. (Sumber: Kitab Sunan at-Tirmidzi).
Pendapat ulama Arab Saudi Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid:
وقد اعتاد الناس في بعض البلاد تأخير صلاة العشاء في رمضان نصف ساعة أو نحواً من هذا عن أول وقتها ، حتى يفطر الناس على مهل ويستعدوا
لصلاة العشاء والتراويح .
وهذا العمل لا بأس به ، بشرط ألا يؤخر الإمام الصلاة إلى حد يشق على المأمومين كما سبق .
والأولى في هذا الرجوع إلى أهل المسجد ، والاتفاق معهم على وقت الصلاة ، فهم أعلم بما يناسبهم .
والله أعلم .
Banyak orang terbiasa mengakhirkan shalat Isya di sebagian negeri pada bulan Ramadhan sampai setengah jam atau sekitar itu dari waktunya, semoga orang banyak sanggup berbuka dengan nyaman dan berkemas-kemas melakukan shalat Isya’ dan Tarawih. Perbuatan menyerupai ini boleh dilakukan dengan syarat imam dihentikan mengakhirkan shalat Isya’ sampai memberatkan ma’mum. Masalah ini kembali kepada jamaah masjid, janji mereka, mereka lebih mengerti waktu yang sesuai bagi mereka, wallahu a’lam. (Sumber: Fatawa al-Islam, juz.1, hal.3882).