Tuesday, 17 September 2019

Mengenal Makam Raja Islam Tertua Di Nusantara

Oleh: Ananda Putri Rahmi*
Ilustrasi Kerajaan Aceh Dulu (Sumber foto: historia.id)

Tahukah kau kali ini saya akan memperkenalkan daerah wisata yang cocok bagi kau yang belum tahu sejarah atau bahkan yang menyukai dan ingin tahu perihal sejarah. Wisata kali sasarannya ialah makam Malikussaleh, iya makam Malikussaleh yang menyimpan sejuta bukti dan saksi bagaimana Islam tersebar ke Nusantara sampai ke seluruh Asia Tenggara. Ingin tahu? Yok kepoin.

Makam Sultan Malikussaleh ini terletak di Desa Beuringen, kecamatan Samudera, kabupaten Aceh Utara menjadi salah satu destinasi wisata utama yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari lokal maupun dari aneka macam negara mancanegara, selain itu mereka berkunjung sekaligus untuk berziarah ke makam tersebut serta ingin tahu seluk beluk sejarahnya. Siapakah Malikussaleh tersebut? Ia ialah pendiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang berjulukan orisinil Meurah Silu kemudian berganti nama menjadi Malik as-Shaleh sesudah ia memeluk agama Islam juga merupakan Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai yang pernah membuatkan Islam di Asia Tenggara.

Dalam buku "Awal Masuknya Islam ke Aceh" Dr. Husaini Ibrahim mengutip dari Hikayat Raja Pasai. Dikisahkan perihal pembukaan negeri Samudera Pasai dan raja-raja pertama masuk Islam bahwa Raja Meurah Silu yang pertama masuk Islam dan mendapatkan pakaian kebesaran dari utusan Syarif Mekkah H. Ismail. Setelah Meurah Silu diislamkan oleh Syarif Mekkah barulah namanya bermetamorfosis Malik as-Shaleh. 

jagdfakta.files.workpress.com

Adapun bukti sejarahnya sanggup dilihat dari kerikil nisan Malik as-Shaleh yang berhias kaligrafi ayat-ayat suci al-Quran yang mempunyai nilai sejarah tinggi dan uraian perihal penghormatan kepada Sang Sultan. Selain itu kerikil nisan ini juga menjadi bukti shahih bahwa Islam telah masuk dan berkembang di bumi Nusantara semenjak ratusan tahun silam. Selain itu dalam buku “Tinggalan Sejarah Samudera Pasai” Taqiyuddin Muhammad, seorang peneliti sejarah dan kebudayaan Islam menyebutkan inskripsi dari kerikil nisan Sultan Malik as-Shaleh yang tertulis sebagai berikut:


هذا القبر المرحوم المغفور التقي الناصح الحسبب النسيب الكريم العابد الفاتح المقلب سلطان ملك الصالح الذي انتقل من شهر رمضان سنة ست وتسعين وست مائة من انتقال النبوية سقى الله الثره وجعل الجنة مثواه لا اله الا الله محمد رسول الله


Makna dari kalimat itu ialah “Inilah kubur orang yang dirahmati lagi diampuni, orang yang bertaqwa lagi pemberi nasihat, orang yang berasal dari keluarga terhormat dan dari silsilah keturunan populer lagi pemurah, orang yang berpengaruh ibadah, lagi pembebas, orang yang digelar dengan Sultan Malik as-Shaleh yang berpulang ke rahmtullah pada bulan Ramadhan tahun 696 dari hijrah Nabi Saw. Semoga Allah menyiramkan Rahmat-Nya ke atas pusarannya serta mengakibatkan syurga daerah kediamannya. Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah."

Kerajaan Samudera Pasai sendiri merupakan kerajaan Islam yang terbesar di Indonesia pada era ke-13 yang bukan hanya menjadi sentra perdagangan internasional, tapi juga menjadi titik peradaban dan pendidikan Islam. Selain itu, merupakan kerajaan pertama di Nusantara yang pernah membuatkan Islam di Asia Tenggara tahun 1270-1297 M.

Makam Sultan Malikussaleh ini berdampingan dengan makam anak lelakinya yang berjulukan Sultan Muhammad Malik az-Zahir yang memimpin kerajaan Samudera Pasai 1297-1326. Sultan Malik az-Zahir semasa hidupnya digelar syamsud dunya waddin alasannya ialah pada masanya Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan dan masanya koin emas menjadi mata uang rakyat Aceh pada masa itu dengan sebutan deureham

Penjaga makam Sultan Malikussaleh, Tengku Ahmad Yus menyampaikan makam ini setiap hari ramai dikunjungi para wisatawan baik dari Aceh maupun luar Aceh bahkan mancanegara di antaranya sebagian berasal dari negara Asia Tenggara, ada juga wisatawan yang berasal dari Turki, Jepang, Qatar, India, serta beberapa negara lain yang tidak sanggup disebutkan satu persatu. 

Dikatakan bahwa para pengunjung mereka rata-rata ingin ziarah dan ingin melihat pribadi makam Raja pertama di kerajaan Samudera Pasai juga untuk menggali sejarah kejayaan Raja Malikussaleh. Adapun aktivitas lain yang dilakukan para wisata dikala berkunjung di antaranya, melakukan ibadah menyerupai mengaji, shalat, dan melepas nazar.

Makam Sultan Malikussaleh (Sumber foto: Instagram @geragetrip)

Setiap tahun masyarakat setempat memperingati haul Sultan Malikussaleh yang berlangsung setiap pertengahan bulan Ramadhan dengan aneka macam aktivitas menyerupai pembacaan tahlil dan pertolongan anak yatim. Peringatan ini dimaksudkan untuk mendoakan seluruh keluarga kerajaan yang telah berjasa dalam membuatkan Islam terutama di Tanah Rencong, Aceh dan Asia Tenggara khususnya Indonesia serta dalam melawan kolonialisme. Saat ini nama sultan Malik as-Shaleh diabadikan menjadi nama kampus di Aceh dan nama Bandara di Aceh Utara dengan nama Malikussaleh.

Kerajaan Samudera Pasai yang telah bertahan lebih dari dua era ini runtuh pada tahun 1517 sesudah diserbu oleh Portugis yang sebelumnya telah menguasai Kesultanan Malaka pada tahun 1511. Sehingga muncullah sesudah itu kesultanan gres Aceh yang berpusat di Kutaraja (Banda Aceh) yang didirikan oleh Ali Mughayat Syah, kerajaan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Aceh Darussalam. 


*Penulis ialah Mahasiswi Markaz Dauratul Lughah Syekh Zayed

banner

Related Posts: