
Allah-lah yang membuat makhluk, kemudian Dia memperlihatkan petunjuk kepadanya, sebagaimana hal ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,
الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ
‘yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya)”
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
“dan yang memilih kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S. Al-A’la: 2-3).
Allah memberi petunjuk makhluk-Nya kepada masalah yang bermanfaat baginya sesuai dengan karakteristik penciptaannya.
Allah memberi petunjuk insan berupa Syariat-Nya dengan Allah turunkan kitab-kitab-Nya, Allah utus rasul-rasul-Nya, dan Allah perintahkan mereka menjelaskan agama-Nya.
Allah memberi petunjuk kepada kaum mukminin sehingga mereka beriman kepada-Nya, dan taat kepada-Nya.
Allah memberi petunjuk kepada kaum mukminin tempat-tempat mereka di surga, sebagaimana Allah memberi petunjuk mereka sehingga sanggup mengambil sebab-sebab untuk masuk nirwana dengan mengusahakannya di dunia, maka firman-Nya,
وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
“dan yang memilih kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk” (Q.S. Al-A’la:
2), ini meliputi seluruh hidayah Allah dan petunjuk-Nya yang telah disebutkan di atas.
Macam-macam hidayah Allah Ta’ala
- Hidayah umum
Hidayah untuk setiap makhluk hidup kepada masalah yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya, dan pengetahuan-pengetahuan yang fundamental untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup mereka.
Cakupan hidayah ini umum bagi seluruh manusia, Arab maupun non Arab, dan bagi seluruh jenis hewan, baik kelompok binatang ternak, burung, maupun binatang yang melata.
Misalnya, hidayah Allah jenis ini kepada manusia, sebagaimana dijelaskan Ibnul Qoyyim rahimahullah bahwa insan mendapat hidayah ini sehingga mengetahui bagaimana memakai kakinya untuk berjalan, lisannya untuk bicara, dan matanya untuk melihat, Masya Allah!
Contoh lainnya dari hidayah Allah Ta’ala jenis umum ini yaitu hidayah-Nya kepada anak binatang saat gres keluar dari perut induknya. Allah Ta’ala beri hidayah kepada anak binatang tersebut untuk sanggup menyusu kepada induknya, dan mengetahui induknya sehingga ia mengikuti induknya meski kemanapun perginya, ia tidak keliru mengikuti induk binatang lainnya. Demikian pula ia diberi hidayah-Nya sehingga sanggup mengetahui jenis masakan yang cocok dengan tubuhnya, serta sesuatu yang bermanfaat baginya, dan tahu sesuatu yang membahayakannya.
Burung pun, tidak lepas dari mendapat hidayah Allah Ta’ala. Meski di pagi hari seekor burung harus meninggalkan sarangnya pergi menyebrangi lautan, gunung, dan pepohonan, namun ia sore harinya sanggup kembali ke sarangnya tanpa tersesat sedikitpun walaupun jarak yang ditempuh sangatlah jauh dan cuaca sangatlah tidak mendukung.
Sebagaimana hidayah Allah yang umum ini juga didapatkan oleh semut sehingga ia mengetahui di mana sarangnya, meski harus mendaki bukit, atau menuruni lembah, ia tetap sanggup pulang ke sarangnya sambil membawa makanannya.
Hal ini yaitu pembahasan yang sangat luas untuk dijelaskan, namun satu firman Allah Ta’ala berikut ini patut menjadi renungan kita:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) menyerupai kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun.
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ ۗ مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami yaitu pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), pasti disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), pasti Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.”
[Bersambung]
***
Penulis : Ust.
Sumber : Muslim.or.id