Wednesday, 6 November 2019

Andai Kita Jadi Presiden


 hingga bermuara pada rencana melengserkan sang presiden  Andai Kita Makara Presiden


Demo lagi demo lagi. Celaan demi celaan, tuntutan demi tuntutan, hingga bermuara pada rencana melengserkan sang presiden. Itulah secuil dari kerusakan yang sangat banyak akhir sistem demokrasi ala barat. Tidakkah kita berpikir sejenak “Andai kita jadi presiden”, mampukah kita menunaikan amanah berat jabatan presiden?

Inilah sebagian ciri-ciri kepala negara yang baik dalam syari’at Islam yang perlu Anda miliki seandainya Anda menjadi kepala negara:

Menjadi Imam Yang Adil

Jika anda berhasil menjadi imam yang adil, di antara kesannya Anda menerima naungan Allah di hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, namun tahukah Anda adil itu bagaimana?
Ulama telah menjelaskan perihal ciri pokok keadilan seorang imam yaitu berhukum dengan Syariat Islam, maka barangsiapa yang tidak berhukum dengan syari’at Islam ia bukanlah imam yang adil. Iitulah tafsiran imam adil yang terbaik.
Artinya, bila Anda menjadi presiden, maka perlu mempunyai ilmu syari’at Islam yang dalam dan keberanian untuk berhukum dengannya di tengah-tengah arus aturan yang batil.
Berat? Jika Anda merasa tidak bisa menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!
Doakan supaya Allah memberi petunjuk kepadanya, berilah nasihat dengan budpekerti Islami dan  jangan cela dia di hadapan publik.

Memilih penasihat, menteri, dan pejabat sebagaimana Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum contohkan.

Contohlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau shalallahu ‘alaihi wa sallambermusyawarah dengan dua sosok sahabatnya yang pandai dan bertakwa, yaitu Ali dan Usamah radhiyallahu ‘anhuma dalam dilema informasi dusta yang disebarkan oleh ahlul ifki (para penebar isu) perihal ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Contohlah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu,
.وكان القراء أصحاب مشورة عمر كهولا كانوا أو شبانا، وكان وقّافا عند كتاب الله عز وجل
Dahulu orang-orang yang diajak musyawarah Umar radhiyallahu ‘anhu yaitu Al-Qurra`, baik bau tanah maupun muda dan mereka benar-benar berpegang teguh dengan Al-Qur`an“.
Dijelaskan oleh Ibnu Hajar rahimahullah bahwa makna Al-Qurra` adalah Ulama Ahli Al-Qur`an dan As-Sunnah serta Ahli Ibadah . Berat? Jika Anda merasa tidak bisa menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!

Mampu mengendalikan nafsu dengan menentukan apa yang Allah ridhai

Presiden, dia mempunyai kekuasaan dan harta yang besar yang seandainya keduanya itu menjadi milik kita belum tentu kita bisa mengendalikan nafsu arogansi & kezaliman dengan  kekuasaan, harta, atau wanita. Pantaslah bila ia berhasil mengendalikan nafsu, ta’at kepada Rabbnya, dan adil maka akan ditempatkan di atas mimbar dari cahaya.
Berat? Jika Anda merasa tidak bisa menjadi kepala negara yang baik, maka do’akanlah presiden Anda!
Hindari menggibah (menggunjing) dia lewat WA, facebook, twiter, dan yang lainnya. Bagaimana bila Anda merasa mempunyai saran yang membangun untuknya? Tentu bukan disampaikan dengan cara demo sebagai jalan keluarnya, bukan pula statement yang memanaskan suasana, bahkan menjatuhkan martabatnya. Namun,

Ambillah secarik kertas dan tulislah

Dengan tulus nrimo yang mendalam & mutaba’ah (evaluasi) yang baik dan gesekan tinta kasih sayang diiringi pilihan kata yang diberkahi dari ucapan-ucapan Salafus Shalih, maka tuliskanlah untuknya (baca: untuk presiden Anda) perkataan yang lembut dan menyentuh hati.
Kepada yang kami hormati Bapak Presiden -semoga Allah membimbing dan menjaga Anda-,
Ingatlah,bahwa Imam yang adil yaitu sosok pemimpin yang berada di antara Allah dan hamba-hamba-Nya (baca: rakyat). Ia ta’at kepada-Nya dan menuntun mereka/masyarakat, untuk ta’at pula kepada-Nya menyerupai dirinya,
ia suka mengingat-Nya dan menuntun mereka suka mengingat-Nya menyerupai dirinya.
Wahai Bapak Presiden -semoga Allah memasukkan Anda sekeluarga dalam surga-Nya-,
Sesungguhnya sosok imam yang adil yaitu figur pemimpin yang siap meluruskan penyimpangan rakyatnya, melindungi mereka dari kezaliman, memperbaiki setiap kerusakan, menguatkan yang lemah serta menolong orang yang butuh bantuan.
Imam yang adil,wahai Bapak Presiden, yaitu menyerupai sosok bapak yang sangat menyayangi anak-anaknya, mencukupi mereka dikala kecil, memberi bekal hidup dikala mereka dewasa, mempersiapkan bekal alam abadi untuk kehidupan sehabis maut mereka.
Imam yang adil, wahai Bapak Presiden, yaitu menyerupai sosok ibu yang sangat menyayangi buah hatinya, ia rela susah payah mengandungnya, susah payah melahirkannya, susah payah mendidiknya, ikut sedih dikala anaknya sedih, bahkan ikut “demam” dikala anaknya demam, terkadang disusuinya anak itu, walau  kelak harus tega menyapihnya.
Wahai Bapak Kepala Negara,
bahwa sebenarnya Anda kelak akan mempunyai daerah kedudukan yang bukan menyerupai kedudukan Anda sekarang,
yaitu sebuah daerah kedudukan yang memisahkan Anda dengan orang yang Anda cintai dan pendukung setia Anda di dunia, mereka akan mengantarkan Anda hanya hingga ke dalam lubang sempit, setelah itu mereka pun meninggalkan Anda sendirian, maka carilah bekal untuk hidup di suatu hari yang ketika itu seseorang akan lari dari tuntutan saudara, ibu, bapak, istri, dan anaknya.
Dan hati-hatilah terhadap sekelompok insan yang tega menjerumuskan Anda menikmati kelezatan hidup di dunia yang sementara, namun dengan konsekuensi hilangnya kelezatan hidup Anda selamanya di Akherat.
Wahai Presiden, Pemimpin kaum muslimin,
Janganlah Anda tertipu dengan derajat Anda sekarang, namun perhatikanlah derajat Anda kelak ketika Anda harus mempertanggungjawabkan perbuatan Anda di hadapan Rabbul ‘Alamin.
Terakhir, satu permohonan kami, yaitu posisikanlah surat kami ini selayaknya surat yang tiba dari seorang sobat dekat yang paling menyayangi Anda, nrimo lillahi Ta’ala dengan keinginan Anda sudi mendapatkan risalah ini.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

***
[Digubah dan dipetik dari surat yang ditulis oleh Al-Hasan Al-Bashri kepada Kepala Negara Umar bin Abdul Aziz  rahimahumallah Ta’ala, diambil dari Al-`Aqdul Fariid, Ibnu Abdi Rabbihi Al-Andalusi 1/33 Maktabah Syamilah]

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.Or.Id
banner
Previous Post
Next Post