Oleh: Ridho Nafitrah*
Tidaklah gampang semoga menjadi manusia yang senantiasa disenangi oleh umat, terkadang selalu saja terdapat kata atau tindakan yang sanggup menggoreskan luka dalam lubuk hati terdalam. Dan perbuatan yang menciptakan luka tersebut akan menciptakan jiwa terasa tidak hening dan hati tidak mencicipi kesenangan. Memang dalam kondisi ibarat ini tidak berbahaya secara fisik, namun dalam keadaan hati tidak bahagia dan jiwa tidak hening ibarat ini sanggup membahayakan sikolog bagi siapa yang mengalaminya.
satujam.com |
Tidaklah gampang semoga menjadi manusia yang senantiasa disenangi oleh umat, terkadang selalu saja terdapat kata atau tindakan yang sanggup menggoreskan luka dalam lubuk hati terdalam. Dan perbuatan yang menciptakan luka tersebut akan menciptakan jiwa terasa tidak hening dan hati tidak mencicipi kesenangan. Memang dalam kondisi ibarat ini tidak berbahaya secara fisik, namun dalam keadaan hati tidak bahagia dan jiwa tidak hening ibarat ini sanggup membahayakan sikolog bagi siapa yang mengalaminya.
Hal demikian pula jikalau dibiarkan secara terus-menerus akan mengganggu interaksi dan komunikasi mereka terhadap lingkungan sekitar. Hal ini sering disebut dengan istilah “kuper” atau kurang pergaulan. Sifat ini condong bagi mereka yang kurang berpartisipasi dan berinteraksi dengan dunia luarnya. Mereka terlalu tertutup dan kurang bersosial. Bukan alasannya yaitu mereka antisosial, mereka hanya bergaul dengan sebuah kelompok yang menurutnya asik dan sejalan dengan pemikirannya.
Seperti kita ketahui orang yang mempunyai sifat kuper ini cenderung berdiam diri disuatu tempat, mereka enggan untuk menerangkan ekspresinya, tapi sebetulnya mereka mampu. Namun, dikarenakan mereka tidak mempunyai rasa percaya diri terhadap diri mereka sendiri, mereka menjadi aib untuk mengekspresikan diri mereka terhadap teman lainnya.
Sifat kuper dalam kondisi ibarat ini harus segera dihilangkan, alasannya yaitu sifat ini yaitu salah satu hal yang bisa menciptakan Anda sulit untuk bersosial dan layaknya kita ketahui bersosial yaitu salah satu kunci kesuksesan. Lantas, Bagaimanakah cara menghilangkan sifat kuper tersebut? Simak beberapa solusi merubah kuper menjadi supel.
1. Melatih Keperdulian
Kepedulian itu bentuknya majemuk dari mulai yang paling sederhana kita lakukan hingga ke yang paling luar biasa. Misalnya dengan memperlihatkan ketertarikan pada kehidupan orang lain; bisa diajak berbicara perihal apa yang penting berdasarkan orang lain; memperlihatkan alasan pada orang lain bahwa Anda tidak berada di daerah yang berbeda dengan mereka; dan seterusnya. Di sini, Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda.
Meskipun hal ini gampang dan gratis, tetapi untuk kepentingan mengatasi duduk kasus kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, contohnya melibatkan diri pada kegiatan bersama dengan orang lain, memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi tunjangan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan hingga kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang memperlihatkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di daerah yang jauh dengan orang lain.
merdeka.com |
2. Jangan Sampai Gagal Fokus.
Terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu menciptakan evaluasi atas orang lain pada ketika pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Salah satunya yaitu dengan cara mendengarkan dan mengungkapkan, memunculkan humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan.
hipwee.com |
3. Menghormati Kepribadian Orang Lain.
Ada beberapa hal perihal orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui, tetapi juga ada beberapa hal perihal orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui.
Hal-hal perihal orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan kepribadian. Biasanya yang kedua ini yaitu masalah-masalah yang sangat pribadi. Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih baik kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang menciptakan orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi)
4. Belajar Pengalaman Terdahulu.
Pergaulan itu dekat kaitannya dengan seni atau permainan, perihal bagaimana menjalin kekerabatan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong atau sedikit ngomong. Dan dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar, yaitu: bagaimana anda mengontrol emosi, dan bagaimana anda mengimbangi emosi orang lain.
Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa anda pahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga kekerabatan hingga bertahun-tahun, umumnya sudah mempunyai kematangan emosi yang lebih bagus.
Baca juga: Tips Menyambut Musim Dingin
Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi alasannya yaitu mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan lawakan, dan lain-lain.
Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaimana orang bau tanah kita yang telah bertahun-tahun mempertahankan kekerabatan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuan untuk tidak mengekstremkan sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait pribadi dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup.
huffingtonpost.com |
5. Meningkatkan Prestasi.
Ini yaitu kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-hal faktual yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin manis Anda mencicipi diri Anda. Bagaimana kita mencicipi diri kita akan terkait dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, orang yang sedang depresi tidak bisa membangun kekerabatan dengan orang lain secara meyakinkan dan membina.
Semua yang kita bahas di sini yaitu tahap awal untuk mengatasi kesulitan bergaul. Sekali lagi perlu kita yakinkan pada diri sendiri bahwa bergaul yaitu bab penting dari ketrampilan hidup. Kita semua sudah tahu bahwa di dunia ini niscaya tidak ada buku atau perpustakaan yang bisa mengungkap manfaat pergaulan alasannya yaitu saking banyaknya manfaat itu.[]
*Penulis yaitu mahasiswa tingkat 1 Jurusan Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Mesir.