Saturday, 9 November 2019

Antara Hujan Wahyu Dengan Hujan Air



?Musim hujan gini enaknya apa ya
Mungkin Anda berpikir : “ya gorengan lah!” atau  barangkali teman Anda nyeletuk : “Kalau saya sih nyruput kopi tubruk!”...
Yang jelas, sebagai seorang Muslim, apapun kegiatan Anda, tentu pilihannya yaitu kegiatan yang ."bermanfaat, tak terkecuali kegiatan yang sangat bermanfaat“merenung alias tadabbur
?Sepakat kan hujan-hujan kita isi dengan perenungan yang membawa kepada ketakwaan

Dua Jenis Hujan

Tahukah Anda ada 2 jenis hujan yang keduanya sama-sama anugerah yang besar dari Allah Ta'ala?
Keduanya merupakan hujan yang sama-sama kita butuhkan dan tidak ada yang menurunkan keduanya kecuali Rabbuna, Rabbul'Alamin.
Kedua hujan tersebut adalah

.Pertama : Hujan Wahyu yang mengguyur hati manusia

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ

(192) Dan bahwasanya Al-Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam,

نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ

(193) dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),

عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ

(194) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) semoga kau menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,

بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ

(195) dengan bahasa Arab yang jelas.
(Asy-Syu'araa`:192-195).

Tidak akan hidup sebuah hati dan tidak akan baik hati tersebut,kecuali dengan hujan wahyu  Allah,yang tidak ada kebatilan sedikitpun,

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

“Yang tidak tiba kepadanya (Al-Qur`an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.(Fushshilat:42 )”.

Kedua: Hujan air yang mengguyur bumi.

: Allah 'Azza wa Jalla berfirman 

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ ۚ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

”Dan Dialah Yang menurunkan hujan sehabis mereka berputus asa dan berbagi rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji”. (Asy-Syuraa:28)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman :

أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ

.(68)Maka terangkanlah kepadaku perihal air yang kalian minum

أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ

?(69) Kaliankah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya

Hubungan antara dua hujan ini

Allah Ta'ala telah menyebutkan kedua hujan ini secara berurutan dalam beberapa Ayat dalam kitab- :Nya,diantaranya yaitu firman-Nya

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka menyerupai orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka kemudian hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka yaitu orang-orang yang fasik(16). 

اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Ketahuilah, bahwa bahwasanya Allah menghidupkan bumi sehabis matinya. Sesungguhnya 
Kami telah menjelaskan kepadamu gejala kebesaran (Kami) supaya kalianmemikirkannya( 17)  


Hubungan keduanya

Sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan,maka demikian pulalah Allah         ;hidupkan hati insan dengan hujan Wahyu, dan keduanya merupakan alasannya yaitu kehidupan 
.Hujan Wahyu,sebab kehidupan hati ,sedangkan hujan air alasannya yaitu kehidupan badan 

Dan hubungan hati dengan Wahyu menyerupai hubungan bumi dengan hujan, sebagaimana yang disebutkan dalam Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim rahimahumallah, dari Abu Musa  : radhiallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dia bersabda 

إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَرَعَوْا وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya yaitu bagaikan hujan yang bermanfaat,mengguyur tanah. Maka ada tanah yang baik, yang sanggup menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak.
Di antaranya juga ada tanah yang sanggup menampung air, namun tidak sanggup menyerap ke dalamnya, maka dengannya (air yang terkumpul air tersebut) Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga insan sanggup mengambil air minum dari tanah ini. Lalu insan sanggup memberi minum untuk binatang ternaknya, dan menggembalakannya.
Jenis tanah ketiga adalah  tanah yang tidak sanggup menampung dan menyerap air serta tidak sanggup menumbuhkan tetumbuhan. Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya fatwa yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui fatwa Allah dan mengajarkannya kepada orang lain. Dengan permisalan orang yang tidak mengangkat kepalanya (tidak menghiraukan) terhadap Wahyu, dia tidak mau mendapatkan petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya” .

.Ya Allah, anugerahilah kami dengan dua hujan tersebut, aamiin


(Diolah dari artikel Syaikh Abdur Razzaq di http://al-badr.net/muqolat/3509 ,saat trend hujan,Shafar .(1436 H) 

***

Penulis : Sa'id Abu Ukasyah

banner

Related Posts: