![]() |
Presiden Joko Widodo ketika membuka program Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia di Lombok. (Foto; Halaman Facebook Organisasi Internasional Alumni Al Azhar - OIAA Cabang Indonesia) |
Kmamesir.org. 22/10/2017. Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo dalam penutupan Muktamar Internasional dan Seminar Nasional IV Alumni Al-Azhar yang digelar hari Kamis kemudian (19/10) meyampaikan apresiasi dan penghargaan atas donasi besar Al-Azhar selama ini.
Presiden mengaku, bahwa kehadirannya dalam konferensi ini bukanlah sekadar memenuhi undangan. Presiden beritikad bahwa Al-Azhar merupakan institusi ilmiah agung yang selama ini sukses mencetak generasi dunia dengan fatwa dan donasi besar untuk umat.
Seperti dikutip dari Azhar.eg, dalam kesempatan tersebut Joko Widodo juga menuturkan cerita pertemuannya dengan Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Thayeb pada Februari tahun silam. Perjumpaan tersebut telah menawarkan kesan mendalam bagi Jokowi. Melalui pertemuannya itu, Jokowi mengetahui tugas besar Al-Azhar dalam dunia Islam yang rutin menyeru kepada toleransi dan persatuan—dengan fatwa moderatnya.
"Dengan keberagaman umat Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia, saya sangat mendukung tema yang diangkat dalam Muktamar Internasional ini, adalah mengenai moderasi dan toleransi Islam," lanjut Presiden Jokowi.
Baca juga: Siapakah yang Disebut Azhari Sejati?
Presiden juga menyebutkan bahwa teknologi dan media yang berkembang pesat ketika ini meskipun sangat memudahkan, namun juga sanggup mensugesti huruf dan nilai-nilai keislaman anak bangsa. Dari itu segala bentuk teknologi serta media ini harus bisa diawasi dan disaring. Di sinilah posisi Alumni Al-Azhar, perkembangan yang andal ini, kiranya dimanfaatkan untuk menyerukan Islam yang moderat. Islam anti radikal.
Akhirnya, pertemuan akbar yang dihadiri 400 penerima dari 25 negara ini resmi ditutup oleh Presiden Ri dengan ucapan Hamdalah.(MNA)