Sobat, Anda Tahu kan bahwa Iman Itu Bisa Bertambah dan Berkurang?
Sudah dimaklumi banyak terdapat nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah yang menjelaskan pertambahan iman dan pengurangannya. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat sebagiannya lebih tepat imannya dari yang lainnya. Ada di antara mereka yang disebut assaabiq bil khairaat (terdepan dalam kebaikan), al-Muqtashid (pertengahan) dan zhalim linafsihi (menzhalimi diri sendiri). Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan mereka tidak berada dalam satu martabat. Ini membuktikan bahwa iman itu sanggup bertambah dan berkurang.[2] Oleh lantaran itu, ketika Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah menjelaskan perihal keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah perihal iman, dia mengatakan,
وَالْإِيمَانُ قَوْلٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ وَعَقْدٌ بِالْجَنَانِ, يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ, وَيَنْقُصُ بِالْعِصْيَانِ
“Iman yakni ucapan dengan lisan, amal dengan anggota badan, keyakinan (dan amal) hati. Ia sanggup bertambah dengan lantaran ketaatan, dan berkurang dengan lantaran kemaksiatanز”[3]
Siapa sih yang Gak Pengen Bertambah Keimanannya?
Sobat, perlu difahami bahwa suka kasus yang baik, cinta ketaatan, pengen iman bertambah yakni dambaan setiap orang yang benar keimanannya.
Dan suka keimanan merupakan anugerah dari Allah Ta’ala untuk hamba yang disayangi-Nya. Oleh lantaran itu, perbanyaklah memohon kepada Allah Ta’ala semoga Dia menghiasi keimanan dalam hati Anda, simaklah firman Allah Ta’ala berikut ini,
وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
“Tetapi Allah mengakibatkan kalian cinta kepada keimanan dan mengakibatkan keimanan itu indah di dalam hati kalian serta mengakibatkan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al-Hujurat: 7).
Suka Iman Bertambah Saja Tidaklah cukup
Sobat, cukupkah anda suka makanan saja, tapi setiap hari tidak mau makan? Apakah cukup anda suka uang saja, tapi tidak mau bekerja? Anda ingin sembuh, tapi gak mau berobat? Tentu tidak bukan? Dalam agama kita, orang yang ingin berjumpa dengan Allah dan melihat wajah-Nya diperintahkan untuk berinfak shaleh.
Coba deh, simak Kalam Ilahi berikut ini,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Dengan demikian, tidak cukup seseorang hanya suka imannya bertambah, namun tidak mau berusaha menambah keimanannya.
Kalo mau bertakwa, ya laksanakan perintah Allah.
Mau iman naik? Ya lakukan ketaatan kepada Rabb Anda.
Cara Dahsyat Meningkatkan Keimanan
Syaikh Prof. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah di dalam kitabnya Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi menyebutkan setidaknya terdapat tiga cara dahsyat dalam meningkatkan keimanan.
- Mempelajari ilmu yang bermanfaat, di antaranya yakni membaca Al-Qur`an dan mentadaburinya, mempelajari nama dan sifat Allah Ta’ala, memperhatikan keindahan agama Islam, membaca sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan membaca sirah Salafush Shaleh.
- Memperhatikan ayat-ayat Allah yang kauniyyah.
- Bersungguh-sungguh dalam berinfak shaleh, baik dengan hati, lisan, maupun anggota tubuh lahiriyah, termasuk berdakwah di jalan Allah Ta’ala dan menjauhi sebab-sebab yang mengurangi keimanan.
[Bersambung]
[1]. Tadabbur yakni memperhatikan (memikirkan) lafazh semoga sanggup memahami maknanya. [Ushulun fit Tafsir, Syaikh Al-Utsaimin, hal. 23]
[3]. Lum’ah Al-I’tiqad Al-Hadi ila Sabil Ar-Rasyad.
Anda sedang membaca: “Cara Dahsyat Meningkatkan Keimanan”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:
***
Penulis: Ust.
Sumber : Muslim.or.id