![]() |
Direktur Markaz Nil dalam program Olimpiade Bahasa Arab (OBA) |
Kmamesir.org 06/11/2017. Sabtu, 4 November 2017. Masih dalam perhelatan suasana Mahasiswa Baru Menteri Koordinasi 1 di bawah naungan PPMI mengadakan Olimpiade Bahasa Arab se-Masisir program ini sudah dipersiapkan sebulan lalu. Departemen Pendidikan di setiap kekeluargaan dipersiapkan khusus untuk memantau jalannya acara. Acara ini bertujuan biar mahasiswa lebih semangat berguru bahasa Arab, alangkah baiknya bahasa Arab tidak hanya digunakan ketika bermuamalah dengan orang Arab saja.
Maka dari itu PPMI sangat ingin mengembalikan masa keemasan kita dahulu, dimana nenek-kakek kita dulu bisa lancar berbahasa Arab dan membaca kitab kuning. Walaupun pendidikan sangat terbatas akan tetapi nenek moyang kita dahulu ada yang menguasai 16 bahasa asing. Di PPMI sendiri para Kabinet sudah diberlakukan berbahasa Arab-Inggris kalau berkomunikasi satu sama lain. Ini tak lain supaya melatih kecakapan berbahasa kalau suatu waktu berkesempatan berkomunikasi dengan mahasiswa luar negeri lain.
Ini sebuah program yang sangat berkompeten sekaligus mendongkrak kualitas mahasiswa Timur-Tengah. Dengan adanya Olimpiade ini setiap mahasiswa akan ada yang terketuk hatinya untuk kembali semangat ber-talaqqi dan memperdalam bahasa Arab. Bahkan orang di Benua Eropa saja sudah sangat banyak yang paham bahasa Arab, maka sebuah kemunduran kalau mahasiswa Indonesia gengsi dan mulai meninggalkan bahasa Arab.
Selaku umat Islam kita sangat dianjurkan berguru bahasa Arab. Selain bahasa kedua, bahasa Arab sudah menjadi belahan yang sangat erat bagi kita. Membaca Al-Quran dalam bahasa Arab, shalat memakai bahasa Arab, berdoa dengan bahasa Arab dan masih banyak lagi. Untuk mahasiswa Al-Azhar sendiri bahasa Arab yakni bahasa yang wajib dikuasai sedalam mungkin, lantaran kalau ia tak paham bahasa Arab ia tak akan paham kitab-kitab yang harus ia tekuni.
Baca juga: Kenalkan Manhaj Al-Azhar, PPMI Mesir Adakan “Nadwah ‘Ilmiyyah” Bersama Syeikh Musthafa Ridha
Sudah memasuki 7 tahun diharuskan bagi setiap mahasiswa yang ingin masuk ke Al-Azhar untuk berguru bahasa Arab terlebih dahulu sebelum masuk ke ranah perkuliahan. Hal ini sanggup mengurangi tingkat kesulitan dikala berkuliah nantinya. Selain pelajaran yang begitu banyak Al-Azhar juga menyajikan pelajaran dengan bahasa Arab yang sulit. Maka keputusan wajib masuk Daurul Lughah bagi mahasiswa gres sangat berdampak positif.
Untuk mengatakan bahwa berbahasa Arab itu gampang dan keren, PPMI mengadakan Olimpiade Bahasa Arab adapun perlombaan yang diadakan berupa Terjemah Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab, Debat Bahasa Arab, Qiraatul Kutub, dan Hifzul Mutun. Acara ini tidak sembarangan, ada sugesti yang menciptakan para penerima tertarik habis-habisan yaitu doorprice berupa paket umrah. Begitu besarnya perhatian PPMI untuk membasmi kemalasan berbahasa Arab yang benar (fushah) di kalangan Masisir.
![]() |
Para Kabinet PPMI bersama para penerima OBA pada Grand Opening OBA |
Acara ini berlangsung di Qoah Syekh Muhammad Al-Jibaliy (Fakultas Bahasa Arab) di daerah Darrasah. Seluruh perserta merupakan perwakilan dari setiap kekeluargaan masing-masing, demikian tak kalah juga perserta yang mendaftar melalui jalur bebas, selain mengaharapkan hadiah mereka juga antusias meramaikan program bergengsi ini yang jarang sekali diadakan.
Acara Grand Opening diadakan pada hari Sabtu, 4 November 2017. Acara ini turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Bahasa Arab Al-Azhar, Direktur Markaz Nil, dan juga Pakar Sastra Arab Mesir. Prof. Dr. Abduh Ibrahim Ahmad selaku Dekan Fakultas Bahasa Arab sangat mengapresiasi kegiatan ini. Untuk problem keterampilan mahasiswa Indonesia sangat berkompeten dalam bahasa Arab dibanding mahasiswa luar negeri lainnya. Begitu pula sebuah pujian tersendiri bagi Al-Azhar dimana mahasiswanya bisa membangkitkan semangat mahasiswa lain untuk cinta terhadap bahasa Arab.
“Markaz Nil sudah berdiri selama 20 tahun. Saya juga sudah sangat usang bermuamalah dengan mahasiswa luar negeri yang berguru di sana, dan ini merupakan sebuah fenomena yang luar biasa bagi saya. Ini bukanlah sekedar transfer ilmu dari kami kepada mahasiswa tapi sebuah pertukaran yang seimbang, di mana kami tidak hanya mengajarkan mereka bahasa Arab saja tapi juga nilai sastra yang mahal juga ikut kami ajarkan. Di sisi lain secara tidak sadar kami telah berguru memahami budaya dari setiap mahasiswa yang berguru bersama kami. Pengaruh besar itu sangat berbekas ada diantara pengajar yang juga ikut berguru bahasa lain pada muridnya. Dari sekian banyak mahasiswa yang berguru bersama kami hanya mahasiswa Indonesia yang paling istimewa di antara banyaknya mahasiswa. Bahkan rata-rata mereka berpredikat mumtaz ketika ujian”. Ungkap Direktur Utama Markaz Nile.
Bahasa Indonesia sendiri banyak mengadopsi bahasa Arab, ini disebabkan pertukaran budaya dikala masa perdagangan Islam ke Nusantara dulu. Sehingga berbaur bersama bahasa Melayu yang dikala itu menjadi bahasa dominan. Maka, sangat tidak masuk akal kalau masyarakat Indonesia tidak tahu satu kata pun dari bahasa Arab.
Acara Olimpiade bahasa Arab ini akan berlangsung sampai 25 November mendatang. Semoga gebrakan ini sanggup berdampak luas sehingga sanggup terus diadakan di setiap tahunnya. Bagitu pula bagi yang sudah menguasai bahasa Arab biar sanggup dilatih bisa jadi lantaran pengecap yang jarang digunakan bisa menghilangkan ketangkasan yang sudah kita kuasai.
Allif Kusnadi