
Berikut ini kelanjutan pesan yang tersirat diturunkannya Al-Qur`an Al-Karim secara sedikit demi sedikit :
- Sebagai balasan atas kejadian-kejadian gres yang tiba silih berganti, sehingga turunlah ayat-ayat yang mengandung solusi dari setiap kejadian-kejadian gres yang membutuhkan jalan keluar.
Sehingga Al-Qur`an Al-Karim benar-benar mengandung klarifikasi segala urusan insan dalam mencapai tujuan hidupnya dan meraih kebahagiaan dunia akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kau (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar besar hati bagi orang-orang yang berserah diri” (Q.S. An-Nahl: 89).
- Bertahap dalam pensyariatan hingga hingga pada derajat lengkap sempurna, ibarat penurunan ayat-ayat perihal minuman yang memabukkan (khamer).
Masyarakat yang dihadapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu telah terbiasa meminum minuman memabukkan sehingga sulit dihentikan dengan larangan yang eksklusif dan tegas.
Tahapan turunnya ayat perihal larangan meminum minuman yang memabukkan (khamr) terbagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1) Tahap penyiapan hati insan untuk mendapatkan pengharaman minuman yang memabukkan dengan mengajak untuk berpikir perihal kerugian yang besar bagi peminumnya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا ۗ وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ
“Mereka bertanya kepadamu perihal khamr dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah membuktikan ayat-ayat-Nya kepada kalian supaya kalian berfikir.” (Q.S. Al-Baqarah: 219).
2) Tahap kedua yaitu melatih insan untuk meninggalkannya pada sebagian waktu, yaitu pada waktu-waktu shalat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian shalat, sedang kalian dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan.” (Q.S. An-Nisa`: 43).
3) Tahap terakhir, yaitu: pelarangan totalitas dalam seluruh waktu, hal ini sesudah jiwa siap mendapatkan pengharamannya pada seluruh waktu, dan sesudah insan terlatih meninggalkannya pada sebagian waktu.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bahwasanya (meminum) khamr, berjudi, sesuatu yang dipakai untuk persembahan terhadap berhala, mengundi nasib dengan panah (semua itu) termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu semoga kalian menerima keberuntungan.”
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak mengakibatkan permusuhan dan kebencian di antara kalian karena (meminum) khamr (minuman yang memabukkan), berjudi, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah serta dari shalat, maka berhentilah kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا ۚ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Dan taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul-(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kalian berpaling, maka ketahuilah bahwa bahwasanya kewajiban Rasul Kami hanyalah memberikan (amanat Allah) dengan terang.” (Q.S. Al-Maidah: 90-92).
Demikian indahnya beberapa pesan yang tersirat diturunkannya Al-Qur`an secara bertahap. Sungguh Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui apa yang diperlukan insan untuk kebaikan hatinya dan keimanannya. Wallahu a’lam.
Referensi: Ushulun fi Tafsir, Syaikh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin, dengan sedikit penambahan
***
Penulis : Ust.
Sumber : Muslim.or.id