Wednesday, 6 November 2019

Klasifikasi Kitab Tafsir Al Qur’An (Bag. 1)

Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu  Klasifikasi Kitab Tafsir Al Qur’an (Bag. 1)


Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du:
Sebelum penyusun sampaikan perihal “Klasfikasi kitab-kitab Tafsir Alquran”, maka akan kami jelaskan terlebih dahulu perkara yang menjadi istilah pokok pembahasan, yaitu:  pengertian tafsir dan aturan mempelajarinya.

DEFINISI TAFSIR

Tafsir (التفسير), secara bahasa diambil dari kata الفسر yang bermakna: menyingkap sesuatu yang tertutup sehingga menjadi jelas. Jadi, sebagaimana dijelaskan oleh pakar bahasa Arab, Ibnul Faris dalam Mu’jam Maqayis Al-Lughah bahwa makna bahasa dari kata “Tafsir” itu kembalinya kepada klarifikasi sesuatu, hal ini menurut firman Allah Ta’ala :

وَلاَ يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

(33)Tidaklah orang-orang kafir itu tiba kepadamu (membawa) syubhat, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.[QS. Al-Furqan: 33].

Adapun secara istilah, bermacam-macam para ulama dalam mendefinisikannya, Syaikh Al-Utaimin dalam kitabnya Ushulun fit Tafsir mendefinisikan istilah “Tafsir” dengan:

بيان معاني القرآن الكريم

Penjelasan makna Al-Qur`an Al-Karim.

HUKUM TAFSIR

Hukum mempelajari tafsir Alquran yaitu wajib atas umat ini secara umum, sedangkan untuk masing-masing individu, maka bagi setiap orang wajib mempelajari tafsir sebatas kadar wajib dari tafsir Alquran

Hal ini menurut dalil dan alasan pendalilan sebagai berikut :

Hikmah penurunan Alquran yaitu untuk ditadabburi dan diambil pelajarannya

Allah telah menjelaskan  hikmah diturunkannya Alquran yaitu untuk ditadabburi dan diambil pelajarannya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini yaitu sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah biar mereka metadabburi ayat-ayatnya dan biar orang-orang yang memiliki fikiran (sehat) menerima pelajaran.(QS. Shaad :29)

Syaikh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah –dalam kitab beliau Ushulun fit Tafsir– menjelaskan makna tadabbur dalam ayat di atas, yaitu:

“Memperhatikan lafadz untuk sanggup memahami maknanya” , maka dari itu, mustahil seseorang sanggup mentadabburi Alquran dengan baik, tanpa mempelajari maknanya (tafsirnya).

Ketahuilah, Alquran itu kalau tidak ditadabburi mengakibatkan terluputnya pesan yang tersirat diturunkannya Alquran, sehingga Alquran menjadi sebatas lafadz-lafadznya saja yang tidak ada efek besar terhadap pembacanya.

Allah mengancam orang yang tidak mentadaburi Al-Qur`an yaitu akan dikunci hatinya!

Firman Allah Ta’ala :

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

”Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`an bahkan hati mereka terkunci?”. [QS. Muhammad:24].

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

يقول تعالى آمرا بتدبر القرآن وتفهمه ، وناهيا عن الإعراض عنه ، فقال :{أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها} أي : بل على قلوب أقفالها ، فهي مطبقة لا يخلص إليها  شيء من معانيه

“Allah Ta’ala berfirman,memerintahkan (hamba-Nya) untuk mentadaburi dan memahami Al-Qur`an dan melarangnya berpaling darinya,dengan berfirman :
 أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها 
yaitu : bahkan hati mereka terkunci, maka hati tersebut tertutup, tidak ada satu makna Al-Qur`an pun yang masuk ke dalam hatinya”. [Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah,jilid.4 hal.459].

Berkata Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah :

أن الله تعالى وبخ أولئك الذين لا يتدبرون القرآن، وأشار إلى أن ذلك من الإقفال على قلوبهم، وعدم وصول الخير إليها

“…bahwa Allah Ta’ala mencela orang-orang yang tidak mentadaburi Al-Qur`an,dan mengisyaratkan bahwa hal itu termasuk bentuk dari penguncian hati mereka serta tidak sanggup sampainya kebaikan kepada hati mereka.” [Ushulun fit Tafsir,Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin ,hal.23].

Berkata DR. Musa’id Sulaiman Ath-Thayyar dalam kitabnya Fushulun fi Ushulit Tafsir :

وتعلُّم التفسير واجب على الأمة من حيث العموم، فلا يجوز أن تخلو الأمة من عالم بالتفسير يعلّم الأمة معاني كلام ربها

أما الأفراد فعلى كلٍّ منهم واجبٌ منه، وهو ما يقيمون به فرائضهم، ويعرفون به ربهم

ولابن عباس تقسيم للتفسير، ويمكن تقسيم الحكم على كل قسم بحسبه، ومنه معرفة ما يجب على أفراد الأمة

“Secara umum, (hukum) mempelajari tafsir (Alquran) itu wajib atas umat, maka di tengah umat ini dilarang hingga kosong dari orang yang mengetahui tafsir Alquran, ia mengajarkan makna firman Rabbnya kepada umat.

Sedangkan untuk (masing-masing) individu, maka bagi setiap orang wajib mempelajari tafsir sebatas kadar wajib dari tafsir Alquran, yaitu : perkara yang mengakibatkan terlaksananya kewajiban mereka dan dengannya mereka sanggup mengenal Rabb mereka.

Ibnu Abbas telah membagi tafsir (kedalam beberapa bagian), dan memungkinkan pembagian hukumnya diadaptasi masing-masing bab tersebut, dan diantaranya yaitu perkara yang wajib dipelajari oleh (masing-masing) individu umat ini”.

Referensi :

Ushulun fit Tafsir,Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin.
  1. Musa’id Sulaiman Ath-Thayyar dalam kitabnya Fushulun fi Ushulit Tafsir.
(Bersambung, in sya Allah)

Penulis : Ust. 
Sumber Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post