Tgk. Syamsul Bahri bersama masyarakat KMA Mesir |
Kmamesir.org. 14/08/2017. Satu lagi mahasiswa Pascasarjana telah menuntaskan pendidikan Magisternya Universitas Al-Azhar, Mesir. Adalah Tgk. Syamsul Bahri bin Taufiq, salah satu putra terbaik Aceh Barat, berhasil meraih gelar Master dengan nilai Mumtaz.
Penelitian tesisnya berjudul:
آراء الدماميني النحوية والصرفية في حاشية المدابغي على شرح الأشموني على الألفية توثيقا ودراسة
Sidang munaqasyahnya yang diadakan pada hari Sabtu (12/8) ini bertempat di Auditorium Syekh Ibrahim Hamrusy, Fakultas Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar, Kairo.
Sidang ini berlangsung selama empat jam di depan dua orang penguji Guru Besar Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Sidang ini dipimpin eksklusif oleh pembimbing Tgk. Samsul, Prof. Dr. Ahmad Ied Abdul Fattah Hasan.
Kedua penguji tersebut adalah: Prof. Dr. Abdul 'Adhim Fathi Khali Sya'ir (Penguji) dan Prof. Dr. Su'ad Yusuf Abul Majdi Isa. (Penguji).
Turut Hadir dalam sidang munaqasyah Magister ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedubes RI di Kairo, Prof. Dr. Usman Syihab dan para pimpinan Universitas Al-Azhar Kairo serta sejumlah mahasiswa Indonesia di Mesir.
Para penguji memuji penelitian Tgk. Samsul. Prof. Abdul 'Adhim bahkan sempat mengatakan, jikalau bukan alasannya yakni kesalahan sepele, tesis ini akan menjadi hasil penelitian ilmiah terbaik di bidangnya.
Begitu juga dengan Prof. Su’ad yang memuji salah satu metode yang belum pernah dipakai sebelumnya namun menunjukkan hasil yang luar biasa.
Di final sidang, Tgk. Khalid Muddatstsir, Lc selaku ketua KMA, menyatakan bahwa sidang berjalan lancar dengan dihadiri mahasiswa aceh, Indonesia dan mancanegara.
Tgk. Syamsul bersama penguji beliau, Prof. Abdul 'Adhim |
Tgk. Samsul populer sangat tekun dalam mencar ilmu dan masa pendidikannya. Tidak hanya itu, Tgk. Samsul dikenal luas oleh masyarakat Aceh alasannya yakni jiwa sosialnya yang tinggi. Ia acap kali membimbing adik-adik anabawang dalam memahami diktat kuliah. Tidak hanya mereka yang berada di Fakultas Lughah Al-Arabiyah yang sempat mencicipi bimbingan, mahasiswa fakultas lainnya pun juga demikian.
"Saya mencar ilmu banyak dari beliau, baik secara eksklusif maupun tidak. Kebetulan saya pernah satu kamar dengannya. Saya bahkan dapat berada di tingkat final Al-Azhar tahun ini, salah satunya alasannya yakni bimbingan beliau," cerita Martunis, mahasiswa tingkat final Tafsir dan hafiz Al-Quran 30 juz asal kota Juang Bireuen.
Ridha Nafitrah