Friday, 8 November 2019

Maquraa Adakan Wisuda Akbar Ke-5, 7 Wisudawan Berasal Dari Aceh

Wisudawan dan Wisudawati MAQURAA (Foto: Dokumentasi MAQURAA)


kmamesir.org. 26/10/2017. Majelis Qur’an Abu Amru Abbas El-Akkad (MAQURAA) berhasil menyelenggarakan program Wisuda Akbar ke-5 di Auditorium Shalah Kami, Selasa (24/10). Pada wisuda kali ini, MAQURAA berhasil mewisudakan sebanyak 152 wisudawan/i dari kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir), tujuh di antaranya merupakan mahasiswa/i asal Aceh. 


Wisuda yang dilangsungkan ini merupakan program peresmian pengakuan kelulusan santri-santri MAQURAA terbesar yang pernah diadakan. Pada wisuda kali ini, MAQURAA berhasil mewisudakan tiga kelas daurah dengan total sebanyak 152 wisudawan. Para wisudawan ini terdiri dari: Daurah Tahfiz angkatan ke-5, 14 orang, Daurah Tajwid angkatan ke-11 dan 12, 108 orang, serta Daurah Tahsin Qiraat ‘Ashim angkatan ke-13 dan 14 sebanyak 30 orang.

Acara dimulai dengan pembacaan matan Jazariyah yang dipimpin oleh salah satu penerima wisudawan tajwid. Acara kemudian dilanjutkan dengan sumbangan ijazah oleh Ustadz Arif Wardani selaku eksekutif serta pengasuh MAQURAA. 

Acara yang bertempat di Auditorium Shalah Kamil, Hay Sadis ini turut dihadiri oleh Duta Besar LBBP RI untuk Mesir Bapak Helmi Fauzi, Atase Pendidikan KBRI Kairo, Bapak Dr. Usman Shihab, Wapres PPMI, Saudara Fahri Emil Habib, Lc, Direktur MAQURAA Mesir, Ustad Arief Wardhani, Lc, M.Hum, dan banyak sekali ajakan lainnya.

Dalam kata-kata sambutannya, Bapak Usman Shihab menghimbau kepada seluruh penuntut ilmu semoga selalu mengakibatkan Al-Quran sebagai sumber utama, menyerupai yang telah kita dengar dari syekh-syekh Azhar pada umumnya saat mengajar. Mereka selalu mengakibatkan Al-Quran sebagai referensi maupun anutan bagi setiap cabang ilmu yang mereka ajarkan. Oleh alasannya ialah itu, Al-Quran harus tetap dijadikan prioritas utama umat muslimin di atas segalanya.

Selain itu, salah seorang perwakilan wisudawan, Rafiqul A’la, juga memberikan sebenarnya menjadi seorang hafiz Al-Quran 30 juz bukanlah tamat dari segalanya, justru ini ialah awal dari segalanya. Tidak hanya sekedar membaca dan me-murajaahkan Al-Quran, akan tetapi sebagai penghafal Al-Quran hendaknya kita selalu mengamalkannya dan mengaplikasikannya dalam 24 jam rutinitas kita. 

“Kesuksesan suatu tempat atau negeri tertentu juga sanggup dilihat dari bagaimana tempat itu mengakibatkan Al-Quran sebagai anutan hidup dan sumber utama dalam segala urusan. Oleh Karena itu, disetiap kesuksesan itu niscaya ada usaha! Usaha! dan usaha!” Tegas mahasiswa Al-Azhar asal Jawa Timur itu.

Acara wisuda ini, berlangsung dengan sangat meriah serta bernuansa islami dan qurani. Hal ini tampak dari antusiasnya penerima dan tamu undangan, serta dimeriahkan dengan banyak sekali penampilan, menyerupai nasyid, pembacaan matan, dan dimeriahkan juga oleh tarian Aceh Rapai Geleng. Para hadirin pun tampak sangat khidmat, terlebih dengan menerima banyak manfaat dan motivasi untuk sanggup lebih akrab dengan Al-Quran dan menjadi penghafal kitabullah.

Amirah Saufi, salah seorang mahasiswi Universitas Al-Azhar yang juga merupakan salah satu wisudawati asal Aceh, pada Wisuda Akbar MAQURAA yang ke-5 ini, juga turut mengungkapkan rasa syukur dan senang yang tak terhingga dikarenakan telah sukses menuntaskan hafalan al-Quran 30 juz selama berada di MAQURAA ini. Beliau juga memberikan pesan, kesan, serta nasehat bagi seluruh masisir yang sedang berjuang menjadi penghafal Al-Quran.

Wisudawan MAQURAA (Foto: Dokumentasi MAQURAA)


“Kesan saya selama menghafal Al-Quran terasa banyak rintangan dan hambatan, lika-liku, dan semangat yang naik turun. Terkadang hilang ditengah jalan, namun sanggup saya lewati hingga tamat berkat doa dan motivasi dari orangtua, para guru yang telah sabar menyimak hafalan, murajaah, serta memperbaiki bacaan yang salah, juga teman2 yang selalu menyemangati saya baik di Mesir maupun di Aceh. Sebenarnya menghafal Al-Quran ini mudah, hanya saja menjaganya yang sangat susah, maka dari itu diharapkan murajaah untuk me-mutqinkan hafalan kita serta berusaha untuk tidak berhenti di sekali khataman saja, namun diharuskan untuk melanjutkan lagi hingga di qiraat selanjutnya. Seperti yang disampaikan Ustad Arief Al-Wardhani Lc,M.Hum Al Hafidz bahwa menghafal Al-Quran itu bukan terletak pada tasmik-nya namun pada murajaah-nya,” ujar Amirah.

Kepada kmamesir.org di tamat wawancaranya, Amirah juga turut berpesan kepada para Azhary (mahasiswa Al-Azhar) semoga selalu istiqamah dalam menghafalkan Al-Quran, siapa pun dan di mana pun, lantaran tidaklah dikatakan Azhary jika tidak menghafalkan Al-Quran—seperti ungkapan Syekh Ahmad Thantawi.
“Disamping itu, Alquran juga merupakan kunci dari semua ilmu agama, jadi saat Al-Quran sudah dihafalkan, maka dengan izin Allah ilmu-ilmu lainnya pun akan mengikuti dan sanggup dengan gampang kita pahami. Sungguh merugi orang yang tidak menghafal Al-Quran, lantaran kata Allah, Allah memiliki keluarga didunia ini dan para penghafal Alquran lah yang menjadi salah satu dari keluarga Allah yang mulia disisi-Nya,” pesan Amirah.[]

Fida Afifah
banner

Related Posts: