
SEKILAS TENTANG: “PERNAK-PERNIK ISTIKHARAH”
Syari’at istikharah ialah rahmat Allah dan kebijaksanan-Nya. Tentu setiap kita tidak akan pernah terlepas dari problematika kehidupan. Musibah dan nikmat, kebaikan dan keburukan yang kita dapatkan, adanya hidup dan kematian, hakikatnya semuanya ujian dari Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang membuat mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al-Mulk: 2).
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan mencicipi mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan” (Q.S. Al-Anbiyaa`: 35).
Tentunya dalam menghadapi ujian hidup, perlu keputusan yang sempurna dalam bersikap dan melangkah. Seringkali kita sebagai insan yang lemah, merasa kebingungan dalam tetapkan untuk melaksanakan atau meninggalkan suatu aktifitas, padahal kalau kita salah dalam mengambil sebuah keputusan, meski itu sebuah keputusan yang sekilas nampak kecil di pandangan kita, sanggup jadi berdampak besar dan jelek bagi agama kita, keimanan kita, dan kehidupan kita, di dunia maupun akhirat.
Merupakan rahmat Allah dan kebijaksanan-Nya, tatkala Allah mensyari’atkan Istikharah sebagai solusi bagi kita, semoga sempurna di dalam tetapkan sebuah keputusan: apakah melaksanakan atau meninggalkan sesuatu, dan sempurna dalam menghamba kepada Allah Ta’ala.
Seseorang, kalau menghendaki suatu perkara dan resah bagaimana nanti akibatnya, maka disunnahkan ia beristikharah kepada Allah, yaitu memohon kepada Allah pilihan terbaik dari dua pilihan berupa melakukan, atau meninggalkannya, dengan cara shalat sunnah Istikharah dua raka’at kemudian berdoa dengan doa Istikharah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillah As-Salami radhiyallahu ‘anhu (HR. Al-Bukhari , dan selainnya).
Seorang muslim, Ahli Tauhid menyayangi dan membutuhkan Istikharah. Mengapa demikian? Karena dalam Istikharah terkumpul banyak sekali macam ibadah yang agung, ibadah lahir dan batin. Istikharah mengumpulkan banyak sekali macam peribadahan kepada Allah Ta’ala, menyerupai verbal berdoa, kedua tangan diangkat, hati berharap, berniat dengan ikhlas, merendahkan diri kepada Allah, merasa butuh kepada-Nya, meyakini Kemahakuasaan-Nya, dan bertawakakkal kepada-Nya, serta anggota badan melaksanakan gerakan shalat sesuai dengan Sunnah diiringi dengan kekhusyu’an hati. Jadi, Istikharah merupakan ibadah lahir dan batin.
Saudaraku, banyak sekali sisi-sisi Istikharah yang perlu diketahui oleh seorang muslim, semoga Istikharah sempurna dilakukan sesuai Sunnah, dan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Oleh alasannya ialah itu, penyusun berupaya -dengan memohon taufik Allah- untuk menulis serial artikel sederhana, dan aplikatif wacana seputar fiqih Istikharah yang diberi judul: “PERNAK-PERNIK ISTIKHARAH”.
Penyusun mengharap kepada Allah Ta’ala, Ar-Rahman dan Ar-Rahim, semoga dengan goresan pena ini menyayangi penyusun, sebagaimana penyusun juga mengharap kepada Allah Ta’ala, Al-Ghafur semoga mengampuni seluruh dosa-dosa penyusun, bekerjsama kebaikan itu menghilangkan keburukan.
Berikut ini daftar isi serial artikel “PERNAK-PERNIK ISTIKHARAH”:
A. MUQADDIMAH
1. Hadits wacana Istikharah
2. Hukum Istikharah
3. Hikmah disyari’atkannya
4. Keutamaan Istikharah
2. Hukum Istikharah
3. Hikmah disyari’atkannya
4. Keutamaan Istikharah
B. DEFINISI ISTIKHARAH
5. Definisi Istikharah dan faidahnya
6. Perkara yang menjadi obyek Istikharah
7. Tidak ada Istikharah di dalam mengerjakan perkara yang wajib dan sunnah dari sisi asal perbuatannya
8. Sebuah kesalahan ketika membatasi Istikharah hanya dalam problem yang jarang terjadi atau problem besar saja
9. Bentuk Istikharah
(Haruskah Istikharah dengan shalat Istikharah dan doa Istikharah sekaligus, atau boleh dengan doa Istikharah saja?)
10. Apakah Istikharah sanggup diwakilkan kepada orang lain?
6. Perkara yang menjadi obyek Istikharah
7. Tidak ada Istikharah di dalam mengerjakan perkara yang wajib dan sunnah dari sisi asal perbuatannya
8. Sebuah kesalahan ketika membatasi Istikharah hanya dalam problem yang jarang terjadi atau problem besar saja
9. Bentuk Istikharah
(Haruskah Istikharah dengan shalat Istikharah dan doa Istikharah sekaligus, atau boleh dengan doa Istikharah saja?)
10. Apakah Istikharah sanggup diwakilkan kepada orang lain?
C. MUSYAWARAH
11. Musyawarah sebelum atau sehabis shalat Istikharah?
D. SHALAT ISTIKHARAH
12. Kapan shalat Istikharah disyari’atkan untuk dilakukan?
13. Hikmah didahulukannya sholat sebelum berdoa dalam Istikharah
14. Apakah shalat Istikharah ialah shalat sunnah tersendiri atau sanggup digabung dengan shalat sunnah lainnya?
15. Apa yang dibaca dalam shalat Istikharah
16. Bolehkah shalat Istikharah dilakukan di waktu larangan sholat sunnah muthlaq?
17. Apakah shalat Istikharah disyariatkan untuk dilakukan berulangkali?
13. Hikmah didahulukannya sholat sebelum berdoa dalam Istikharah
14. Apakah shalat Istikharah ialah shalat sunnah tersendiri atau sanggup digabung dengan shalat sunnah lainnya?
15. Apa yang dibaca dalam shalat Istikharah
16. Bolehkah shalat Istikharah dilakukan di waktu larangan sholat sunnah muthlaq?
17. Apakah shalat Istikharah disyariatkan untuk dilakukan berulangkali?
E. DOA ISTIKHARAH
18. Doa Istikharah dibaca setelah shalat Istikharah atau di dalam shalat Istikharah (sebelum salam)?
19. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa Istikharah
(Cara mengangkat kedua tangan)
20. Disunnahkannya memulai doa dengan kebanggaan dan sanjungan kepada Allah Ta’ala kemudian bershalawat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
(Maksud memuji dan menyanjung Allah sebelum berdoa dan Dalilnya)
21. Hikmah disyariatkannya bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal berdoa
22. Contoh memuji Allah dikala memulai doa
23. Contoh bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal berdoa
24. Apabila tidak hafal berdoa dengan doa Istikharah sebagaimana yang terdapat dalam hadits, bolehkah berdoa dengan lafal doa sendiri?
(Bagaimana kalau berdoa Istikharah sambil membaca teks doa Istikharah?)
19. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa Istikharah
(Cara mengangkat kedua tangan)
20. Disunnahkannya memulai doa dengan kebanggaan dan sanjungan kepada Allah Ta’ala kemudian bershalawat untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
(Maksud memuji dan menyanjung Allah sebelum berdoa dan Dalilnya)
21. Hikmah disyariatkannya bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal berdoa
22. Contoh memuji Allah dikala memulai doa
23. Contoh bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal berdoa
24. Apabila tidak hafal berdoa dengan doa Istikharah sebagaimana yang terdapat dalam hadits, bolehkah berdoa dengan lafal doa sendiri?
(Bagaimana kalau berdoa Istikharah sambil membaca teks doa Istikharah?)
F. HASIL ISTIKHARAH DAN TANDANYA
25. Tanda suatu pilihan diridhai oleh Allah setelah Istikharah
26. Apakah Istikharah selalu membuahkan hasil?
(Bersambung, in syaa`allaah)
***
Penulis : Ust.
Sumber : Muslim.or.id