Tujuan Pendidikan Anak (Tarbiyyatul Aulad)
Ketika dua sejoli memadu kasih dengan ikatan nikah yang diungkapkan dalam Quran sebagai mitsaaqan gholiizhan, maka terbayanglah harapan yang mulia menanti untuk diraih. Cita-cita yang tinggi dari janji nikah yang suci tentunya tidaklah sebatas untuk menyalurkan kebutuhan biologis sepasang anak insan dengan cara yang halal. Namun di sana terdapat tujuan-tujuan besar lainnya, menyerupai menjaga kehormatan, memperbanyak jumlah orang-orang yang menyembah Allah semata, menjaga keberlangsungan keturunan Nabi Adam ‘alaihis salam, dan selainnya.
Nah, salah satu tujuan mulia tersebut yang tentunya sangat diidam-idamkan kita bersama sebagai orang bau tanah ialah terlahir dari rahim ibu-ibu muslimah generasi yang saleh dan salehah lagi bisa menjadi penyejuk pandangan kedua orang tuanya, bermanfaat bagi keduanya di dunia terlebih lagi di akhirat.
Berpikirlah sejenak, dan renungkanlah dengan hati yang bening tanggapan pertanyaan berikut, “Bukankah anak saleh dan salehah ialah sosok anak yang memahami untuk apa mereka diciptakan di muka bumi ini?” Ya, anak saleh berarti anak yang berhasil meraih tujuan hidupnya. Kesanalah bermuara seluruh tujuan-tujuan pernikahan, kembali kepada tujuan hidup kita sebagai hamba Allah.
Oleh sebab itu, kalau ada yang bertanya apakah tujuan pendidikan anak dalam Islam? maka sebut saja sebuah tanggapan sederhana namun universal cakupannya,
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)” (QS.Adz-Dzaariyaat: 56).
Adapun pada ayat ini, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia membuat jin dan insan dengan tujuan supaya mereka beribadah kepada-Nya saja, dan tidak menyekutukan-Nya.Tahukah anda,wahai orang tua, apakah ibadah itu?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mendefinisikan ibadah dalam kitab beliau Al-‘Ubudiyyah (hal. 4) sebagai berikut.
الْعِبَادَةُ هِيَ اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ تَعَالَى وَيَرْضَاهُ مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ الْبَاطِنَةِ وَالظَّاهِرَةِ
“Ibadah ialah suatu kata yang meliputi setiap perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah Ta’ala, baik berupa ucapan maupun perbuatan, (baik) yang batin (hati), maupun yang lahir (anggota badan yang nampak)”.
Jadi, tatkala seseorang berusaha dan berjuang keras supaya setiap kata dan perbuatannya yang lahir maupun batin dicintai oleh Rabbnya, maka itulah profil seorang hamba yang sadar akan tujuan hidupnya, apapun kedudukan dan strata sosialnya. Dengan demikian, kalau kita kembalikan kepada pertanyaan untuk apa kita mendidik anak.
Jawablah, “Agar mereka menjadi generasi penyembah Allah semata, generasi muwahhidiin muwahhidah yang seluruh ucapan dan perbuatan mereka dibingkai dan didasari dengan niat yang lapang dada untuk beribadah kepada Rabbul ‘Aalamiin. Agar setiap ucapan anakku dan setiap perbuatannya diridhai oleh-Nya. Agar batin dan lahir buah hatiku sesuai dengan keridhaan-Nya.”
[bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id