Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) kembali menyambut kedatangan tamu istimewa dari tanah rencong. Selasa,(2-2-2016) Tgk. Muhammad Faisal (pimpinan Dayah Darul ihsan Tgk. H. Hasan Krueng Kalee), Tgk. Musannif Sanusi (anggota DPRD merangkap ketua yayasan Darul Ihsan) beserta keluarganya berkunjung ke Meuligoe KMA.
Acara temu ramah yang dipadu dengan maulid besar Nabi Muhammad Saw. Ini dimulai sempurna sehabis shalat ashar. Dalam aktivitas tersebut Tgk. Musannif memberikan beberapa kata sambutan dan tujuannya tiba ke Mesir. Disamping sebagai rihlah keluarga, dia juga ingin bersilaturrahmi ke rumah Abu Muadz, salah seorang syeikh asal Mesir yang sudah usang berdomisili di Aceh dan berkhidmat di Darul Ihsan khususnya.
Beliau juga memberi kesempatan kepada para hadirin untuk mengutarakan keluh kesahnya. “Dalam seleksi beasiswa LPSDM untuk aktivitas Pascasarjana, kenapa soal-soal tes lebih banyak yang bersifat umum menyerupai matematika dan lain sebagainya, padahal di sini lebih diharapkan kemahiran dalam bahasa arab dan pendidikan agama. Sehingga dengan demikian banyak yang lulus kesini tidak menguasai bahasa arab dengan baik”. Keluh salah seorang mahasiswa yang hadir hari itu.
Tgk. Musannif berjanji akan memberikan semua keluhan tersebut nanti sepulangnya ke Aceh. Acara ini pun di akhiri dengan menyantap menu maulid ala masyarakat Aceh-Mesir. Meskipun ini bukan kali pertama dia ke Mesir, namun kedatangan kali ini memiliki kesan tersendiri bagi beliau. [MTH]
Acara temu ramah yang dipadu dengan maulid besar Nabi Muhammad Saw. Ini dimulai sempurna sehabis shalat ashar. Dalam aktivitas tersebut Tgk. Musannif memberikan beberapa kata sambutan dan tujuannya tiba ke Mesir. Disamping sebagai rihlah keluarga, dia juga ingin bersilaturrahmi ke rumah Abu Muadz, salah seorang syeikh asal Mesir yang sudah usang berdomisili di Aceh dan berkhidmat di Darul Ihsan khususnya.
Beliau juga memberi kesempatan kepada para hadirin untuk mengutarakan keluh kesahnya. “Dalam seleksi beasiswa LPSDM untuk aktivitas Pascasarjana, kenapa soal-soal tes lebih banyak yang bersifat umum menyerupai matematika dan lain sebagainya, padahal di sini lebih diharapkan kemahiran dalam bahasa arab dan pendidikan agama. Sehingga dengan demikian banyak yang lulus kesini tidak menguasai bahasa arab dengan baik”. Keluh salah seorang mahasiswa yang hadir hari itu.
Tgk. Musannif berjanji akan memberikan semua keluhan tersebut nanti sepulangnya ke Aceh. Acara ini pun di akhiri dengan menyantap menu maulid ala masyarakat Aceh-Mesir. Meskipun ini bukan kali pertama dia ke Mesir, namun kedatangan kali ini memiliki kesan tersendiri bagi beliau. [MTH]
