![an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman Metode Al-Qur’an Dalam Memerintah dan Melarang Hamba Allah Yang Beriman (4)](https://muslim.or.id/wp-content/uploads/2015/08/al-quran-wakaf-e1441265094289-810x500.jpg)
Contoh ayat-ayat permintaan keimanan
Berikut ini beberapa tumpuan ayat permintaan keimanan yang diiringi penyebutan perintah atau larangan Allah Ta’ala. Ayat-ayat tersebut mengandung dua sisi sekaligus, yaitu:
- Sebagai pendorong seorang hamba untuk menyempurnakan keimanannya dengan cara melakukan perintah Allah Ta’ala dan menghindari larangan-Nya. Karena melakukan perintah Allah Ta’ala atau menghindari larangan-Nya bagi orang-orang yang telah beriman merupakan bab dari kesempurnaan iman.
- Sebagai permintaan untuk mensyukuri nikmat kepercayaan dengan cara melakukan perintah Allah Ta’ala dan menghindari larangan-Nya. Karena melakukan perintah Allah Ta’ala atau menghindari larangan-Nya merupakan bab dari mensyukuri nikmat iman.
Sebagai tumpuan -misalnya- firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(183) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau supaya kau bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183).
Dua sisi kandungan ayat di atas adalah:
- Wahai orang-orang yang telah dianugerahi nikmat iman, sempurnakanlah keimanan Anda dengan melakukan perintah Allah Ta’ala, yaitu berpuasa Ramadhan.
- Wahai orang-orang yang telah dianugerahi nikmat iman, syukurilah nikmat kepercayaan tersebut, dengan melakukan perintah Allah Ta’ala, yaitu berpuasa Ramadhan.
Demikian pula kandungan beberapa tumpuan firman Allah Ta’ala yang semisal ayat di atasberikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا ۗ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(104) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau katakan (kepada Nabi Muhammad) ‘Raa’ina’, tetapi katakanlah ‘Unzhurna’, dan ‘dengarlah’. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih (QS. Al-Baqarah: 104).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
(153) Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah: 153).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
(172) Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, bila benar-benar hanya kepada-Nyalah kau menyembah (QS. Al-Baqarah: 172).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَىٰ بِالْأُنْثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(178) Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, budak dengan budak, dan perempuan dengan wanita. Maka barangsiapa yang menerima suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu ialah suatu dispensasi dari Tuhan kau dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas setelah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih (QS. Al-Baqarah: 178).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
(208) Hai orang-orang yang beriman, masuklah kau ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kau ikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang konkret bagimu.
فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(209) Tetapi bila kau menyimpang (dari jalan Allah) setelah tiba kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, sebenarnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Baqarah: 208 & 209).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(254) Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum tiba suatu hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli , tidak bermanfa’at persahabatan yang akrab, dan tidak bermanfa’at pula syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim (QS. Al-Baqarah: 254).
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id