“Dimana ini?”
“Oh iya benar, tadi saya bermimpi memasuki dinding yang asing itu, tapi dimana ini?” pikir anak muda itu. Kemudian terdengar bunyi dari samping kiri ranjang kawasan nya terbaring “Ooh, kamu sudah berdiri rupanya? Tanya bunyi tersebut yang ternyata ialah paman renta dengan tongkat bantu jalan ibarat tongkat milik kakek kura - kura. Perawakannya tinggi besar tidak membuktikan kelemahan walaupun rambut nya putih dan wajahnya sudah berkeriput, sulit dipercaya bahkan otot-ototnya masih berisi, kekar, dan kelihatan sangat kuat.
“Dimana ini?” Tanya anak muda itu. “Disini ialah rumah ku bocah. Dan siapa kau?” Tanya paman itu kembali. Dengan masih agak galau beliau pun menjawab “Namaku Beka, tapi kenapa saya dapat ada di rumahmu kek? Tanyanya. “Hei hei.. Jangan memanggilku kakek, panggil saja saya paman dan namaku Togan, saya belum setua itu kamu tau. Aku menemukanmu di pintu masuk Desa Saphir. Kau tidak sadarkan diri selama 3 ostri.” Jelas paman Togan.
“Tunggu sebentar, Saphir? Ostri? Aku tak mengerti ucapanmu?” Tanya Beka kebingungan. “Mungkin kamu akan sedikit kaget nak dengan apa yang akan kamu dengar, di sini ialah Altovart. Aku melihat mu melintasi lipatan dimensi sebelum saya menolongmu di depan pintu masuk desa.” Jelas Togan.
“Maksudmu lipatan dimensi? Tanya beka lagi. “Lipatan dimensi ialah pertemuan antara dua ujung partikel string dari dua kawasan yang berbeda, sederhana nya itu ialah jalan pintas dari suatu kawasan ke kawasan lain atau bahkan dari suatu planet ke planet yang lain. Maaf nak mungkin dunia ini bukan dunia yang kamu kenal, meliahat dari pakaian yang kamu kenakan bahkan mungkin kamu berasal dari dunia yang sangat jauh.” Jelasnya lagi sambil melihat pakaian Beka yang dikala itu mengenakan kemeja hitam bergaris - garis lurus kebawah dan celana jeans hitam ditambah dengan jam tangan hitam di lengan kirinya.
“Mpebffff….” Beka tak kuasa menahan tawanya.“HAHAHA!!!…. apa kamu paman omong kosong dari dunia mengada - ada??” Seru Beka sambil tertawa terbahak bahak. “HAHAHA!! Lucu sekali bocah, mungkin kamu dapat menengok ke luar rumah biar dapat melihat bahwa kita memang sedang berada di dunia mengada-ada. Dan tentunya dengan mata kepalamu sendiri.” Jawab Togan dengan bercanda.
Beka pun keluar untuk melihatnya sendiri. Saat itulah mata dan lisan Beka terbelalak seakan- akan tak percaya dengan apa yang beliau lihat dikala itu. Dia melihat bulan ada 3 dan padang rumput dimalam hari yang penuh kunang kunang bersinar ungu dan biru.
Belum sempat berfikir datang tiba dari belakan beka terdengar bunyi anak muda memanggil “Hei orang aneh!! sudah berdiri rupanya, apa kamu tersesat? Tutup Mulut mu itu jika tidak mau memakan serangga malam. Seperti gres pertama meliahatnya saja. Eh, jangan - jangan memang gres pertama, kamu hingga kesini kan melewati lipatan dimensi yah.” Kata nya. Beka pun menoleh kebelakang. “Namaku Rohs cucu dari renta Bangka yang ada di dalam rumah.” Kata Rohs memperkenalkan diri nya. Paman togan yang mendengarnya pun berteriak “Rohs, apa kamu mau kubunuh ? saya dapat mendengarmu dengan terang dasar kecebong anyut.” Teriak paman Togan dari dalam rumah. “Haha.. iya iya kek maaf hanya bercanda. Dibunuhpun saya tak akan mati olehmu kan? HAHAHA!!” jawab Rohs pada kakeknya.
“Oh hei, namaku Beka… saya masih belum begitu mengerti wacana kawasan ini tapi bukankah kamu harus lebih sopan kepada kakek mu itu? Aku yakin bahkan dengan merem saja beliau dapat membunuhmu dengan mudah. Lihat saja ukuran otot nya itu.” Kata Beka sambil menunjuk kearah paman togan. Mendengar hal itu Rohs tersenyum dan berkata “Ya..ya.. mungkin hal pertama yang harus kamu ketahui dari kawasan ini ialah tidak ada simpulan hayat disini. Kematian hanya ungkapan bagi mahluk di luar Altovart. Bukan lantaran kami tidak dapat mati akan tetapi ada alasannya ialah berpengaruh kenapa mahluk dan penduduk di tanah Altovart ini tidak mati walaupun kamu melukai atau mencoba membunuhnya dengan senjata apapun.” Jelas nya. “Tapi sebelum kamu tau lebih banyak kenapa kamu tidak memperkenalkan dirimu terlebih dahulu Beka? Benar itu namamu kan?” Tanya nya pada Beka.
“Baiklah, ibarat yang kamu tau namaku Beka dan saya berasal dari Bumi. Apa kamu tau dimana itu?” jawab nya. Rohs pun mencoba mengingat ingat wacana Bumi “ Oh saya ingat, planet kecil itu, sepakat sepertinya kamu berasal dari kawasan yang cukup jauh yah… Ok sebaiknya kamu temui seseorang yang mungkin tau banyak wacana kawasan itu. Aku kenal seseorang, namanya Sevon. Tunggu yah akan ku panggilkan untukmu beliau tinggal di desa ini juga.”
Melihat Rohs akan pergi beka pun mencegahnya “Eh, tunggu dulu! Ada yang ingin ku tanyakan, tadi paman togan bilang jika saya pingsan selama 3 ostri, apa itu ostri?” Tanya Beka. “Ostri mungkin sama dengan bulan jika di kawasan asalamu. Kaprikornus kamu sudah pingsan selama 3 bulan.” Jelasnya kemudian pergi. “APPAAA??... 3 BULLAAAN?? Itu artinya sudah lewat 90 kali waktu makan ku kan?. Haduuuhh datang - tiba saya merasa sangat lapar.” sambil memegang perut nya beliau duduk dan bersandar di sebuah kerikil besar yang ada di dekatnya.
Bersambung …