Guru dari Imam Ahmad bin Hambal ini memiliki kharisma yang luar biasa. Kharisma itu muncul alasannya yaitu kesaksian dari para guru dan murid-murid dia yang mengenal dia sebagai ulama yang tsiqah. Hampir tak seorang pun dari guru dan murid dia yang mendapati kekurangan beliau. Hadits yang dia riwayatkan yaitu hadits yang shahih.
Kuatnya hafalan Abu Khalid Yazid bin Harun sudah dikenal di seluruh penjuru negeri muslim dikala itu. Bahkan, dari sisi itu, dia mengalahkan salah seorang guru Imam Syafi’i, Waqi’ bin Al-Jarrah. Imam Ahmad bin Hambal menyatakan bahwa kuatnya periwayatan hadits dari Yazid bin Harun hingga pada peringkat mutqin yang melebihi dari sekadar hafizh.
Imam Asy-Syafi’i pernah menyaksikan bahwa Yazid bin Harun hafal sekitar 24 ribu hadits, berikut sanadnya.
Selain kelebihan hafalan dan akhlak, Yazid bin Harun dikenal sebagai sosok ulama yang memiliki kekuatan ibadah luar biasa. Beliau biasa shalat dari mulai Isya hingga hingga waktu Shubuh, nyaris tanpa istirahat. Dan terbiasa shalat dari mulai Zhuhur hingga tiba waktu Ashar, juga tanpa istirahat. Hal itu biasa dilakukan sang ulama selama 47 tahun.
Sepanjang shalat dan munajat itu, Yazid bin Harun kerap menangis alasannya yaitu ketundukannya kepada Allah swt. Sedemikian seringnya menangis, ulama yang tegas dalam soal amar ma’ruf dan nahyu munkar ini mengalami kebutaan secara bertahap. Mulai dari mata kiri, lalu yang kanan.
Kalau dia sedang menawarkan ta’lim di Baghdad, sekitar 70 ribu orang hadir untuk menyimak kajian yang dia sampaikan. Termasuk di antara mereka Imam Ahmad bin Hambal.
Walau sebagai guru, Yazid bin Harun sangat menghormati Imam Ahmad bin Hambal. Pernah suatu kali, ketika dia sedikit bercanda di dikala mengisi sebuah pengajian, salah seorang akseptor terdengar berdehem. Yazid pun mengatakan, ”Siapa yang gres saja berdehem?”
Hal itu ia tanyakan alasannya yaitu kondisi fisik dia yang buta dan rasa sensitif dia kalau-kalau ada yang tidak beres dari tingkah beliau. Seseorang pun menjawab, ”Itu bunyi Ahmad bin Hambal!”
Yazid bin Harun pun eksklusif menyatakan, ”Kenapa kalian tidak sampaikan kepadaku jikalau Ahmad bin Hambal hadir di sini, semoga saya tidak bercanda di hadapan kalian!”
Kharisma yang luar biasa itulah yang menciptakan penguasa Al-Makmun tidak berani macam-macam selama sang ulama itu masih hidup.
Pernah Al-Makmun menyatakan, jikalau saja Yazid bin Harun tidak ada, saya sudah menyatakan bahwa Quran itu makhluk.
Seorang staf istana bertanya, ”Kenapa Anda begitu segan dengan Yazid bin Harun?”
Al-Makmun menjelaskan, Aku sangat mengakui kharisma dia yang begitu dihormati dan dijadikan referensi oleh hampir semua rakyatku. Kalau saya menyampaikan itu, dan niscaya Yazid bin Harun akan membantahku, maka rakyat akan bergejolak. Dan itu merupakan tragedi untukku!
Yazid bin Harun meninggal dalam usia 89 tahun di masa pemerintahan Al-Makmun, pada tahun 206 Hijriyah.
Seorang teman Imam Ahmad bin Hambal menceritakan sebuah mimpi yang ia alami. Dalam mimpi itu, ia bertemu dengan Yazid bin Harun. Ia bertanya, ”Apakah Anda didatangi Malaikat Munkar dan Nakir sesudah Anda dimakamkan?”
Dalam mimpi itu, Yazid bin Harun menjawab, ”Benar. Mereka menanyakanku: siapa Tuhanmu? Apa agamamu?”
Lalu kujawab, ”Apakah pertanyaan menyerupai ini yang kailan olok-olokan kepadaku? Sungguh, ketika di dunia, saya biasa mengajarkan hal itu kepada manusia!”
Mendapati balasan menyerupai itu, Malaikat Munkar dan Nakir menyatakan, ”Kamu benar. Karena itu, silakan Anda tidur menyerupai pengantin baru.” (muhammadnuh@eramuslim.com)/Min ’Alam As-Salaf
Sumber: eramuslim.com