Sunday 15 March 2020

Merumuskan Abad Depan


doenload Salah satu kalimat yang mesti selalu kita renungi ialah “masa depan”. Masa depan merupakan sebuah masa di mana kita akan hidup di zaman tersebut. Sebuah masa yang kondisi dan situasinya tentu sudah sangat jauh berbeda dengan hari ini. Karena perubahan itu kodrat dalam kehidupan. Setiap yang baharu “hidup” niscaya akan berubah-ubah.

Bertalian dengan sifatnya kehidupan yang demikian. Sejatinya kita mempersiapkan diri dalam segala hal yang kita butuhkan untuk mengarungi hidup di masa dimaksud. Merumuskan tujuan, mengatur sasaran hidup, itu merupakan bahagian dari persiapan yang harus kita desain.

Dalam mengarungi hidup ini kita dianjurkan untuk punya visi dan misi. Kehidupan seseorang yang tidak mempunyai visi dan misi mirip kapas yang ada di dalam satu kamar. Pada dikala angin meniup ke atas maka ia akan mengikuti arah angin ke atas pula. Di sisi lain, kapas tersebut memikirkan bahwa dia akan berada pada tingkat paling tinggi. Namun pada dikala angin meniup ke  arah yang lain kapas tersebut akan mengikuti arah yang lain pula. Tidak mempunyai tujuan.

Bagitulah perumpamaan seseorang yang tidak mempunyai visi dan misi dalam hidup. Sebagai pelajar misalnya, mempunyai visi dan misi ialah hal paling asasi. Apa tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas kita di dikala final berguru nanti. Sekurang-kurangnya mempunyai cita-cita. Karena dengan ada impian akan menciptakan berguru lebih terarah.

Dalam menentukan cita-cita, dianjurkan untuk menentukan tingkat yang paling tinggi. Bercita-cita menjadi tokoh agama misalnya, maka dianjurkan untuk bercita-cita jabatan paling tinggi, mirip Mufti dan lain sebagainya. Jangan sekali-kali bercita-cita untuk menjadi tokoh paling rendah, mirip Imum Meunasah.

Bumbu yang harus kita sediakan untuk menjadi imum meunasah tentu lebih murah dibanding jadi mufti. Artinya ilmu dan semangat berguru yang harus kita miliki menjadi imum meunasah tentu lebih lemah ketimbang jadi mufti. Mengapa harus mencita-citakan jadi mufti? Karena di dikala sasaran kita jadi mufti tidak tercapai, jabatan sebagai Imum Meunasah justru sudah dapat kita kuasai dengan semangat berguru jadi mufti tadi.

Namun kadang kala ada hal yang patut disayangkan dan disesalkan tatkala menjumpai seseorang kemudian kita bertanya: "Apa visi dan misi dalam hidup mu? Lalu ia menjawab: "Ngalir aja ikut arus kehidupan." Kata “ngalir aja” itu merupakan salah satu sifat dari kapas tadi yang tidak punya visi dan misi hidup. Sejatinya orang semacam itu akan mengikuti arus hidup, dan arus hidup selalu terombang-ambing, tidak tetap pada satu situasi.

Oleh alasannya ialah itu, mengatur seni administrasi perang sebelum berperang itu lebih penting. Karena taktik peperanganlah yang menciptakan satria jadi menang. Begitu pula mengatur seni administrasi berguru itu lebih penting. Namun, jangan hanya kita asyik mengatur waktu saja tanpa belajar. Hal mirip ini juga tak menuaikan hasilnya. Pastinya, barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin maka sungguh dia sudah merugi.

Menjadi orang sukses ialah idola semua insan. Lima kata ini sangat gampang kita ucapkan, tetapi begitu susah untuk dilakukan. Dalam menggapai kesuksesan sudah menjadi kebutuhan primier berada dalam kesusahan, kepahitan dan serba kekurangan. Hal ini senada dengan apa yang sudah didokumnetasi oleh pujangga Islam, "adalah kesuksesan itu setelah lelah berjuang."

Rasulullah SAW sebelum menaklukkan kerjaan Romawi dan Persia yang merupakan dua kerajaan terbesar dikala itu ia sudah merumuskan cita-citanya terlebih dahulu. Meskipun dikala itu jumlah umat Islam sangat sedikit. Beliau sudah menargetkan untuk menaklukkan kaisar Romawi dan Persia. Akhirnya impian ia terwujud. Hal ini juga terindikasi dengan adanya kemauan dan impian yang tinggi.

Menjadi orang sukses itu jangan hanya sukses buat diri sendiri. Tetapi jadilah kesuksesan kita dapat dirasakan oleh orang lain. Jangan sekali-kali memandang makna sukses itu mempunyai rumah mewah, harta berlimpah dan punya istri yang cantik. Karena kesuksesan mirip ini cenderung menciptakan kita rakus dan serakah. Tapi jadilah kesuksesan alasannya ialah Allah SWT. Dalam arti, sukses kita sudah menciptakan orang bau tanah kita gembira alasannya ialah Allah, menciptakan masyarakat terarah dengan ilmu yang kita miliki, dan kita dapat mendidik bawah umur kita nanti menuju jalan yang diridhai Allah. (Hamid)


banner
Previous Post
Next Post