Monday, 28 October 2019

Bagaimana Supaya Tetap Istiqomah Di Atas Jalan Islam? (Khuthbah Jum'at)

Sunnah dengan melakukan perintah Allah dan menghindari larangan Bagaimana biar tetap istiqomah di atas jalan Islam? (Khuthbah Jum'at)




Khuthbah Pertama

الحمد لله الكريم المنان، ذي الفضل والإحسان الذي هدانا للإيمان، وفضّل ديننا على سائر الأديان، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أنْ محمداً عبدُه ورسوله، المبعوث إلى الثقلين الإنس والجان، صلى الله وسلم عليه وعلى آله وأصحابه، والتابعين لهم بإحسان.


أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله تعالى و قال الله تبارك وتعالى: {يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ}

وتقوى الله جل وعلا : عملٌ بطاعة الله على نورٍ من الله رجاء ثواب الله ، وتركٌ لمعصية الله على نورٍ من الله خيفة عذاب الله.


Istiqomah adalah meniti Shirath mustaqim, meniti jalan Quran dan As-Sunnah dengan melakukan perintah Allah dan menghindari larangan-Nya.


Kiat-kiat dan kaedah istiqomah


1. Tujuan hidup yakni Ma'rifatullah dan 'ibadatullah

Tujuan hidup pertama

Allah Ta'ala berfirman,


اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allah-lah yang membuat tujuh langit dan menyerupai itu pula bumi. Perintah Allah (berulangkali) turun pada keduanya, biar kalian mengetahui sebenarnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar mencakup segala sesuatu. [QS.Ath-Thalaaq: 12].

Pada ayat ini, Allah Ta'ala mengkabarkan bahwa Dia membuat langit, bumi serta apa yang terdapat keduanya dan apa yang ada diantara keduanya. Allahpun menurunkan perintah-Nya, baik perintah yang Syar'i, yaitu agama-Nya, maupun perintah yang Kauni Qodari, yaitu takdir-Nya yang dengan itu Allah mengatur hamba-hamba-Nya.

Sungguh semua itu tujuannya yakni biar kita mengetahui tentang-Nya, mengetahui bahwa kekuasaan dan ilmu Allah mencakup segala sesuatu.

Hal ini mengatakan bahwa kita diciptakan untuk mengenal Rabb kita, mengenal nama, sifat dan perbuatan-Nya, atau dengan kata lain untuk mentauhidkan Allah dengan jenis Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Asma' dan Sifat.


Tujuan hidup kedua

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)”.[QS.Adz-Dzaariyaat : 56].

Adapun pada ayat ini, Allah Ta'ala mengkabarkan bahwa Dia membuat jin dan insan dengan tujuan biar mereka beribadah kepada-Nya saja, atau dengan kata lain mentauhidkan Allah dalam peribadatan, yang kemudian dikenal dengan istilah Tauhidul Uluhiyyah.


2. Bertawakkal kepada Allah saja

Firman Allah Ta'ala :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan.

Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.

Sekiranya tidaklah alasannya yakni karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian, pasti tidak seorangpun dari kalian higienis (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (An-Nur:21)


وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا

Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. (Al-Furqan : 58)

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ

Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. (Hud : 123)



3. Ikhlas dan Mutaba'ah li Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam

Firman Allah Ta'ala :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi mengesakan-Nya, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah : 5)


فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ

Maka luruslah kau (di atas agama Islam), sebagaimana diperintahkan kepadamu. (Hud : 112).


Dan sesuai dengan Sunnah itu yakni dengan mengikuti pemahaman dan pengamalan para Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Firman Allah Ta'ala :

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sehabis terang kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalannya orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk daerah kembali . (QS. 4:115).

Didalam Shahihain, dari hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

خير الناس قرني ، ثم الذين يلونهم ، ثم الذين يلونهم

Sebaik-baik generasi yakni generasiku, kemudian orang-orang yang setelah mereka (tabi'in), kemudian orang-orang yang setelah mereka (tabi'ut tabi'in)

أقول هذا القول وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم .

Khuthbah Kedua

أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله تعالى ؛ فإن تقوى الله جل وعلا خير زاد ، قال الله تبارك وتعالى: {وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ}[البقرة:197]


4. Istiqomah itu dasarnya hati, kemudian lisan, kemudian anggota badan lahiriyyah lainnya

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

Tidaklah istiqomah kepercayaan seorang hamba hingga istiqomah hatinya, dan tidaklah istiqomah hatinya hingga istiqomah lisannya. [H.R. Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani].


5. Istiqomah itu tanpa ifroth dan tafrith dan terhindar dari fitnah syubhat dan syahwat yang menyesatkan

Allah Ta'ala berfirman :
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا

Dan demikian (pula) Kami telah menyebabkan kalian (umat Islam), umat yang tengah-tengah (moderat). (Al-Baqarah : 143)


Oleh alasannya yakni itu Allah Ta'ala berfirman :
{
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ}

Pada hari dimana harta dan belum dewasa pria tidak berguna,

{إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ} 
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. [QS. Asy-Syu'araa`:88-89], maksudnya: selamat dari kotoran (dosa) dan kesyirikan”1.

6. Bersungguh-sungguh dalam bertakwa kepada Allah saja

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Al-Ankabut : 69)

7. Berdoa kepada Allah saja dan dzikrullah

Firman Allah Ta'ala :

إيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Hanya kepada-Mu lah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan.



Dari Anas radhiyallahu 'anhu menuturkan:

Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak berdoa :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai Sang Pembolak-balik hati, menetapkan hatiku di atas agama-Mu! [HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi 2140].



Mari kita tutup khuthbah ini dengan berdoa :

Alhamdulillahi Rabbil 'alamin, Allahumma shalli wa sallim 'ala Rasulillah,

{رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ولإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ و لا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ}

{رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ}

{رَبَّنَا هَب لنا مِن أزواجنا وذُرياتنا قُرَّةَ أعيُنٍ واجعلنا للمُتقينَ إمَامًا}
{رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِين}

{رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ}

{رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ}

اللهم إننا نسألك الهدى، والتقى، والعفاف، والغنى". أخرجه مسلم.

اللهم إنا نسألك الجنة، وما قرب إليها من قول أو عمل، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل.

اللهم إنا نسألك حبّك,وحب من يحبّك,وحب كل عملٍ يقربني إلى حبّك

اللَّهُمَ حَبَّبْ إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ

وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد و آخر دعوانا أن الحمد لله ربّ العالمين 
 
1. Tafsir Ibnu Katsir: 4/94.
banner
Previous Post
Next Post