![]() |
Tengku Amri Fatmi (kanan) memperlihatkan kata-kata perpisahan terakhir. (Foto: Dok. KMA Mesir) |
Kmamesir.org.(28/6/2018). mengadakan perpisahan atau wadaan dengan Tgk. Amri Fatmi di Meuligo Aceh, Selasa (26/6). Acara perpisahan dengan doktor Aqidah Filsafat Al-Azhar ini dihadiri hampir seluruh masyarakat Aceh di Mesir. Beberapa tamu dari kekeluargaan lain bahkan hadir khusus untuk menghadiri wadaan Ustaz Amri Fatmi.
Tgk. Amri Fatmi yang berasal dari keluarga petani ini berhasil menuntaskan jadwal studi doktoralnya di universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Ia merupakan mahasiswa Aceh pertama yang berhasil menuntaskan studi doktoral di bidang Aqidah Filsafat. Pemuda lulusan pesantren Ruhul Islam Anak Bangsa ini berhasil membawa harum nama Indonesia dalam akademisi Mesir sesudah menuntaskan kiprah selesai doktoralnya dengan predikat cum laude.
Acara wadaan ini merupakan jadwal yang sudah membudaya pada masyarakat KMA Mesir ketika seseorang ingin kembali ke tanah indatu, dan tak akan kembali lagi dalam waktu yang lama. Acara ini diisi dengan review kenangan masa kemudian beberapa sobat seperjuangan ketika hidup bersama Tgk. Amri.
“Bang Amri ini merupakan sosok yang begitu pandai membagi waktu. Beliau ini memanfaatkan waktu sebaik mungkin hingga tak terbuang percuma. Bahkan sangking pintarnya membagi waktu, kami punya istilah ‘Bang Amri ini tidak punya lagi waktu yang dapat dicuri oleh setan’,” ungkap Tgk. Rahmat Zul Azmi.
Kisah-kisah nostalgia, kesan dan pesan dari beberapa sobat Tgk. Amri ibarat Tgk. Rahmat Zul Azmi dan Tgk. Edi Saputra berhasil menghangatkan suasana dan menambah motivasi mencar ilmu kepada mahasiswa Aceh yang berhadir. Acara juga diisi performance yang dibawakan oleh Teguh Salsabila dan Ibnu Akhyar. Mereka membawa lagu bernuansa duka dan perpisahan yang menciptakan suasana menjadi lebih haru.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kata-kata perpisahan dan dongeng usaha hidup yang disampaikan pribadi Tgk. Amri. Ia juga memberikan nasehat terakhir kepada masyarakat KMA Mesir untuk terus berjuang menghadapi tantangan hidup dan mencar ilmu di Mesir.
"Kesuksesan itu akumulasi dari pejuangan yang kita buat dan kita atur. sebab hanya cara yang gampang untuk hidup di mesir ini yaitu dengan cara yang disiplin, jikalau tidak ya amburadul," tegas Tgk. Amri Fatmi.
Acara diakhiri dengan proteksi cinderamata dari KMA, dan sedikit proteksi hadiah dari Tgk. Amri untuk KMA dan Badan Takaful Aceh (BTA). Acara ditutup dengan pembacaan doa, makan malam bersama dan foto berjamaah bersama Tgk. Armi.[]
Teuku Rizki Maulana Utama