Sunday, 13 October 2019

Presiden Asisi Resmikan Masjid Terbesar Di Mesir Dan Gereja Termegah Di Timur Tengah.

Masjid al-Fattah al-Alim ketika malam hari. (Foto: Youm7.com)
Kmamesir.org. (7/1/2019). Untuk menyampaikan wajah moderat dan toleransi Mesir, Presiden Asisi meresmikan Masjid al-Fattah al-Alim, Minggu (6/1), di ibu kota Administrasi baru. Bersamaan dengan itu turut diresmikan Katedral Milad al-Masih, yang juga didirikan berdekatan dengan masjid ini. Katedral ini dianggap sebagai gereja terbesar di Timur Tengah ketika ini. 


Seperti dilansir dari Youm7, pembukaan gereja dan masjid gres yang berarsitektur Islam modern ini dianggap sebagai bentuk pencapaian gres pemerintah, di antara serangkaian pembangunan Mesir di bidang kontruksi lainnya. Katedral ini sanggup menampung lebih dari 8.000 jemaah, sedangkan Masjid al-Fattah al-Alim bisa menampung hampir dua kali lipat jumlah tersebut. Kedua bangunan ini terletak di ibukota manajemen baru, terletak 45 km timur Kairo. 



Grand Syekh Azhar, Paus Koptik Mesir, Presiden Palestina Mahmud Abbas dan banyak sekali tamu penting dari banyak sekali negara turut hadir dalam upacara pembukaan masjid dan gereja ini. Dalam laman al-Azhar.eg, Grand Syekh Azhar, Syekh Ahmad Tayyib, mengungkapkan rasa bangga dalam pembukaan dua bangunan ibadah terbesar di Mesir. Syekh mengucapkan rasa terima kasih kepada Presiden Asisi dan selamat kepada umat Koptik Mesir atas pelantikan katedral gres yang bersebelahan dengan masjid. 

Katedral Milad Al-Masih. (Foto: akhbarelyom.com)
“Ini yaitu kejadian bersejarah bagi agama Katolik dan Islam. Menariknya, menyerupai yang aku tahu, masjid dan gereja ini dibangun pada waktu yang sama dan kontruksinya tanggapan pada ketika yang sama. Ini mencerminkan perasaan persaudaraan dan kasih sayang timbal balik antara Muslim dan saudara Kristen,” ungkap Syekh Ahmad Thayyib. 

Dalam kata sambutannya, Syekh Ahmad Thayyib berbicara wacana perilaku Islam terhadap gereja. Beliau menyebutkan bahwa Islam dan negara Islam menjamin berdirinya gereja-gereja Kristen. Hal ini yaitu aturan syariat. 

“Syariat memerintahkan muslim melindungi masjid dan itu juga berarti menciptakan muslim melindungi gereja. Perkara ini berdasarkan ayat Quran yang sudah kita hafal. Namun, sayangnya hal ini terkadang tidak disampaikan para ulama,” kata Grand Syekh Al-Azhar. 

Syekh Ahmad Thayyib lalu membaca surat al-Hajj ayat 40, “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali alasannya yaitu mereka berkata: ‘Rabb kami hanyalah Allah.’ Dan sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian insan dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.” 

“Ayat ini memberi wewenang dan mengizinkan umat Islam untuk berperang demi mempertahankan daerah ibadah, termasuk melindungi daerah ibadah umat Yahudi, Islam dan Katolik secara bersama-sama,” lanjut Syekh Ahmad Thayyib. 

Grand Syekh Al-Azhar juga memperingatkan untuk bersikap hati-hati terhadap aliran yang dikeluarkan pada waktu, keadaan dan konteks tertentu menyerupai pada ketika Perang Salib, sehingga menciptakan sebagian menyampaikan bahwa Islam tidak memperbolehkan mendirikan gereja pada masa kita ketika ini. Ini tidaklah benar. Bahkan berdasarkan Syekh Ahmad Thayyib, jikalau melihat sejarah, kita akan tahu bahwa sebagian besar gereja di Mesir dibangun pada masa pemerintahan Islam.



Syekh Ahmad Thayyib berbica ketika berbica pada pembukaan masjid dan gereja (Foto: Masrawy.com)
Di samping itu, Paus Koptik Mesir, Paus Tawadros II, yang turut memberi sambutan juga mengucapkan selamat atas pelantikan masjid dan gereja ini. Paus Tawadros II menyampaikan bahwa rakyat Mesir berada dalam kesempatan yang membahagiakan dalam pembukaan simbol-simbol tertinggi agama di ibu kota 

“Hari ini kami menyaksikan sebuah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah di mana kita saling merayakan momen indah ini dan saling merangkul antara masjid dan gereja,” sebut Paus Koptik Mesir. 

Sebuah museum rencanya juga akan didirikan di antara Masjid Al-Fattah Al-Alim dan Gereja Milad Al-Masih. Museum ini nantinya akan diisi barang-barang pilihan dari banyak sekali museum purbakala Mesir, Islam dan Koptik yang sesuai dengan gagasan utama museum yang mengusung tema toleransi beragama.[] 

Farhan Jihadi
banner
Previous Post
Next Post