Wednesday 20 November 2019

Kmntb Adakan Seminar Perihal Imbas Abjad Dhad Dalam Membangun Intelektualitas Pelajar Indonesia






Kmamesir.org. 8//2017. Senin, selesai Februari kemudian Keluarga Mahasiswa Nusa Tenggara dan Bali (KMNTB) mengadakan seminar dengan tema “Peranan Huruf Dhod Dalam Membangun Intelektualitas Pelajar Indonesia”.

Dengan tema yang semenarik ini, masuk akal saja jikalau aula KMNTB dipenuhi para mahasiswa absurd bukan hanya dari Indonesia saja, bahkan dari Negara tetangga Thailand.

Tema ini eksklusif dipilih oleh narasumber sendiri, Dr. Syarafuddin Al-Azhari  peraih gelar doktor di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Beliau merupakan pendiri forum pendidikan Kawakib Fushaha, wadah untuk mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab beserta cabang-cabangnya.

Acara ini dimulai sehabis shalat Zuhur dan dimoderatori oleh Ust. Khairun Nashirin. Dr. Syarafuddin Al-Azhari menjelaskan materinya dengan uslub-uslub yang gampang dipahami para peserta. Hasilnya, mereka sangat antusias mendengarkan pemaparan beliau.

“Anda tidak akan pernah menjadi orang yang alim atau faqih jikalau tidak memilki kemahiran dalam bahasa Arab. Hal ini sanggup dilihat dari perjalanan ulama-ulama terdahulu ibarat Imam Syafi’i yang mendalami bahasa Arab sebelum berguru ilmu syar’iyah lainnya. Bahasa Arab sendiri terbagi menjadi dua belas cabang, bukan hanya sekedar nahwu atau sharaf saja. Di antara cabang-cabang bahasa Arab itu ada yang wajib didalami ilmunya, namun ada juga yang tidak terlau wajib didalami ibarat ilmu ‘arud,“ terperinci beliau.

Selain itu dia juga membantah mereka yang menyampaikan tidak perlu berguru bahasa Arab untuk mengetahui hukum-hukum syariah sebab banyak kitab-kitab turats yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

“Saya dapati di kamus Al-Munawwir dan kamus Al-Ashri, masih banyak terjemah yang salah. Kadang-kadang kita paham maksud suatu kata dalam bahasa Arab tapi susah diterjemahkan ke bahasa lain, bahkan sanggup terjadi kesalahan jikalau diartikan. Orang yang hanya baca terjemah atau tidak berguru bahasa Arab, mereka tidak akan pernah merasakan nikmatnya bahasa Arab. Bahasa ini sanggup bertahan sampai kini sebab keberkahan Al-Quran,” Jelas dia secara gamblang.

Pada sesi tanya jawab, seorang penerima menanyakan alasan dipilihnya tema unik ini untuk seminar. Syekh tersenyum lebar sambil menjawab,

“Huruf dhod merupakan salah satu abjad hijaiyyah yang paling sulit diucapkan sebab banyaknya sifat abjad yang terkandung di dalamnya. Bahkan para ulama banyak yang berbeda paham melafalkan abjad ini. Rasullullah bersabda:

أنا أفصح من نطق بالضاد بيد أني من قريش

Aku ialah orang yang paling fasih menuturkan “dhod” walaupun saya berasal dari Qabilah Quraisy.”

Maksud dari hadis di atas ialah dzikrul juz’I arada bihil kulli (menyebutkan sedikit tapi maksudnya keseluruhan). Makara kita berguru bahasa Arab secara kaffah, mulai dari dasar sampai ke tahap selanjutnya yang lebih tinggi. Ada tadarruj dari yang paling gampang sampai susah,” ujar dia lagi.

Acara berakhir dengan merasakan kuliner khas Lombok dan shalat Ashar berjamaah. Sebelum penutupan, Abdullah Fatih selaku Ketua KMNTB menunjukkan sedikit sambutan epilog acara.

KMNTB sendiri telah mengadakan seminar ibarat ini sebanyak lima kali dengan mengundang para Masyayikh ibarat Syekh Asyraf, guru tahsin dan tahfidz di Masjid Ja’fari, Syekh Hasan Khatib dan lainya. (MSA)
banner
Previous Post
Next Post