Kmamesir.org 28/02/2018. Minggu (25/02) Upacara Pembukaan Sumatera Cup 2018 kali ini berbeda dari biasanya. Banyak hal menarik di perhelatan tahun ini. Tak mau kalah dengan Jawa Cup yang sangat semarak, Sumatera Cup juga memperlihatkan betapa utuhnya persatuan dan kekompakkan kawasan Sumatera yang antusias menyambut even tahunan tersebut.
Upacara pembukaan diadakan hari ahad (25/2) kemarin, Thaiburrifqi Ananda selaku katua panitia mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Sumatera Cup 2018 ini.
“Kami berdoa semoga tiap perjuangan yang antum semua berikan Allah ganti dengan pahala, kemudian kami memohon ribuan maaf kalau sekiranya terdapat kesalahan dan kesilapan ketika program ini berjalan. Pintu saran dan masukan terbuka lebar biar program kita lancar hingga final nanti,” ucapnya.
“Kami berdoa semoga tiap perjuangan yang antum semua berikan Allah ganti dengan pahala, kemudian kami memohon ribuan maaf kalau sekiranya terdapat kesalahan dan kesilapan ketika program ini berjalan. Pintu saran dan masukan terbuka lebar biar program kita lancar hingga final nanti,” ucapnya.
Ketua Forum Studi Sumatera Mesir (FSSM) Amru Anwar ikut memberikan sambutan, “Kami dari Forum mengucapkan terima kasih banyak kepada KMA Mesir yang telah sukses pada hari pertama mengadakan pembukaan Sumatera Cup 2018. Sumatera Cup ini kita adakan tiap tahun, ini budbahasa kita orang Sumatera orang Melayu dan juga nanti kita tekankan di lapangan jangan ada yang mengejek nama hewan atau kotorlah, kalau memang putus asa cukuplah dengan teriak. Kita ini orang Sumatera, kita keras tapi kita juga lembut. Kita tahu di mana menempatkan kekerasan dan di mana kelembutan. Terakhir marilah sama-sama kita bantu panitia dan kita doakan panitia sanggup konsisten hingga Final 22 Maret nanti, semoga semuanya berjalan lancar ibarat hari pertama.”
Baca juga: Grand Opening Sumatera Cup XIV Tahun 2018
Turut hadir Sekretaris Jenderal PPMI Mesir, Ardy Manda Putra memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya dia mengajak seluruh mahasiswa Sumatera biar lebih menjaga persatuan menjaga nama baik Sumatera. Kepedulian sosial sangat perlu ditingkatkan kembali, semoga dengan turnamen kali ini mahasiswa Sumatera sanggup menjaga silaturahmi antar sesama. Ardi Mandra Putra sempat membacakan 4 bait pantun sebelum balon akan dilepas tanda Sumatera Cup resmi dibuka.
Di awal banyak yang mencurigai akankah Sumatera Cup tahun ini lebih baik atau sebaliknya. Tapi dengan persiapan matang panitia yang berjumlah lebih 100 orang, terlihat saling bersama-sama mempersiapkan program besar ini. Sangat disayangkan kalau Sumatera Cup kalau dilalui begitu saja tanpa adanya partisipasi dari banyak pihak. Karena even ini tak bertujuan untuk menaikkan nilai kapabelitas sebuah kekeluargaan di mata masisir. Namun nilai persatuan di dalamnya lebih berharga dari yang lain.
Baca juga: Galeri Grand Opening Sumatera Cup XIV 2018
Banyak even ibarat Sumatera Cup yang diadakan oleh PPMI atau selainnya, tapi akan beda respon yang diberikan ketika even itu terlihat lebih elegan ibarat Jawa Cup dan Sumatera Cup yang merupakan perlombaan sepak bola antar kawasan di kedua pulau besar Indonesia tersebut. Mendongkrak sportivitas yang kerap kali hilang ditelan kerasnya efek mager di kalangan masisir.
Di final pembukaan Tari Saman muncul sebagai penyemarak, penonton sangat bersemangat hingga memperlihatkan tepuk tangan meriah. Para penari itu dilatih pribadi oleh instruktur profesional, Nurhasan.
Dua bulan penuh Nurhasan dan penari mempersiapkan tarian yang sudah usang hilang dari peredaran masisir. Penampilan menawan yang disuguhkan memaksa penonton untuk tak berkedip sekalipun. Tujuannya tak lain memperkenalkan kekayaan yang dimiliki kawasan Aceh sendiri; selain beragamnya hasil bumi Aceh juga kaya akan seni budaya.[]
Dua bulan penuh Nurhasan dan penari mempersiapkan tarian yang sudah usang hilang dari peredaran masisir. Penampilan menawan yang disuguhkan memaksa penonton untuk tak berkedip sekalipun. Tujuannya tak lain memperkenalkan kekayaan yang dimiliki kawasan Aceh sendiri; selain beragamnya hasil bumi Aceh juga kaya akan seni budaya.[]
Allif Kusnadi