Thursday, 7 November 2019

Ayat-Ayat Makkiyyah Dan Madaniyyah (1)

Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu  Ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah (1)


Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du:

Al-Qur`an Al-Karim diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara sedikit demi sedikit dalam dua puluh tiga tahun, dan mayoritasnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan masa tersebut di Mekkah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Dan Al-Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur semoga kau membacakannya perlahan-lahan kepada insan dan Kami menurunkannya bab demi bagian” (Q.S. Al-Israa`:106).

Oleh lantaran itu ulama rahimahumullah ta’ala membagi Al-Qur`an menjadi dua macam, yaitu ayat-ayat makkiyyah dan ayat-ayat madaniyyah.

Ayat Makkiyyah

Syaikh Muhammad Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjelaskan Ayat Makkiyyah adalah

ما نزل على النبي صلى الله عليه و سلم قبل هجرته إلى المدينة

Ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke Madinah.

Ayat Madaniyyah

Ayat Madaniyyah, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, yaitu
ما نزل على النبي صلى الله عليه و سلم بعد هجرته إلى المدينة

“Ayat yang diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau hijrah ke Madinah.”

Dengan demikian, maka firman Allah Ta’ala,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagi kalian” (Q.S. Al-Maaidah: 3).
termasuk jenis madaniyyah, lantaran ayat tersebut diturunkan di masa haji wada’ di Arafah. 

Sebagaimana hal ini disampaikan oleh ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dalam Shahihul Bukhari wacana ayat di atas,

قد عرفنا ذلك اليوم والمكان الذي نزلت فيه على النبي صلى الله عليه وسلم وهو قائم بعرفة يوم جمعة

Kami telah mengetahui hari dan kawasan yang padanya diturunkan ayat tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan (pada ketika itu) dia berada di Arafah di hari Jum’at.

Perbedaan Ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah

Perbedaan keduanya akan nampak terperinci bila dilihat dari dua sisi tinjauan, yaitu:

(A) Ditinjau dari sisi metode penyampaian dan gaya bahasa
  1. Ayat-ayat Makkiyyah: tegas metode penyampaiannya, dan berpengaruh seruannya
Metode penyampaian pada lebih banyak didominasi ayat-ayat makkiyyah itu tegas, dan seruannya juga kuat, lantaran kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat makkiyyah ini ialah tipe orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan sombong, maka tentunya tidak layak bagi mereka melainkan dengan metode penyampaian dan seruannya yang kuat.
Misalnya saja, ayat-ayat makkiyyah yang terdapat dalam surat Al-Muddatsir dan surat Al-Qamar.

Contoh ayat-ayat Makkiyyah ditinjau dari sisi ketegasan metode penyampaiannya, dan kekuatan seruannya  

Perhatikanlah surat Al-Qamar yang Makkiyyah berikut ini.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ

(1) “Telah bersahabat datangnya ketika itu dan telah terbelah bulan.

وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ

(2) “Dan bila mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.”

وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَكُلُّ أَمْرٍ مُسْتَقِرٌّ

(3) “Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.

وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنَ الْأَنْبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ

(4) “Dan sesungguhnya telah tiba kepada mereka beberapa dongeng yang di dalamnya terdapat pencegahan (dari kekafiran).

حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ ۖ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ

(5) “Itulah suatu pesan yang tersirat yang tepat maka peringatan-peringatan itu tidak berkhasiat (bagi mereka).

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ ۘ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَىٰ شَيْءٍ نُكُرٍ

(6) “Maka berpalinglah kau dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari Pembalasan),

خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ

(7) “Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seolah-olah mereka belalang yang beterbangan.”

مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ ۖ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ

(8) “Mereka tiba dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, Ini ialah hari yang berat.’”

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ

(9) “Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kau Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, Dia seorang absurd dan dia sudah pernah diberi ancaman).’”

فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ

(10) “Maka dia mengadu kepada Tuhannya, bahwasanya saya ini ialah orang yang dikalahkan, oleh lantaran itu menangkanlah (aku).’”

Ayat-ayat Madaniyyah: lembut metode penyampaiannya dan gampang seruannya!

Sedangkan ayat-ayat madaniyyah, maka kebanyakan metode penyampaian di dalam ayat-ayat tersebut ialah lembut dan seruannya mudah, lantaran kebanyakan orang-orang yang diseru dengan ayat-ayat madaniyyah ialah tipe orang-orang yang tunduk dan mendapatkan kebenaran. Silakan baca surat Al-Maidah.

Contoh ayat-ayat Madaniyyah ditinjau dari sisi kelembutan metode penyampaiannya dan fasilitas seruannya!

Perhatikanlah surat Al-Maidah berikut ini,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيمَةُ الْأَنْعَامِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّي الصَّيْدِ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ

(1) “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagi kalian hewan ternak, kecuali yang akan dibacakan kepada kalian. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kalian sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah tetapkan hukum-hukum berdasarkan yang dikehendaki-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

(2) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang hadya, dan binatang-binatang qalaaid, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhan mereka dan apabila kalian telah menuntaskan ibadah haji, maka bolehlah kalian berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (kalian) kepada sesuatu kaum lantaran mereka menghalang-halangi kalian dari Masjidil Haram mendorong kalian berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan bahu-membahu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

[Bersambung]

***

Sumber Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post