Monday 25 November 2019

Dampak Fitnah (4)

Hal yang Dibutuhkan Seorang Muslim dalam Menghadapi Fitnah Dampak Fitnah (4)


Nasehat salah satu Khalifah Rasyidun, ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu tentang Hal-Hal yang Dibutuhkan Seorang Muslim dalam Menghadapi Fitnah

Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam kitabnya Al-Adab Al-Mufrad dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
لا تكونوا عُجُلاً مَذَايِيعَ بُذُرًا: فإن من ورائكم بلاءً مبرِّحاً أو مُكْلِحاً، وأمور مُتَماحِلَةً رُدُحاً
“Janganlah kalian suka terburu-buru, gampang membuatkan dan memperbesar  fitnah serta suka membuka diam-diam lagi tidak pandai menjaga lisan, lantaran di belakang kalian terdapat tragedi alam yang sangat jelek atau tidak disukai, dan perkara-perkara yang membinasakan lagi fitnah-fitnah yang besar” (Al-Adab Al-Mufrad (327), berkata Al-Albani (Hadis ini) sahih).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu melarang tiga perkara, yaitu:
  1. Melarang kita menjadi orang yang ‘ujul, yaitu bersikap suka terburu-buru dalam tetapkan perkara, berucap maupun bertindak. Hendaklah kita menjadi orang yang tenang, berhati-hati dan teliti memandang suatu permasalahan dan dampak-dampak yang ditimbulkannya, serta baik dan buruknya. Dengan demikian, dibutuhkan seseorang melangkah dengan pertimbangan yang benar-benar matang.
  2. Melarang kita menjadi orang yang madzayi’, yaitu tipe penyebar fitnah atau orang yang memperbesar api fitnah, baik dengan ucapan maupun tindakannya. Dengan tersebarnya fitnah, maka tempat yang terkena fitnah menjadi lebih luas dan dengan diperbesar api fitnah akan terjadi keburukan dan ancaman yang lebih besar, meskipun daerah yang tidak terkena fitnah tidaklah bertambah luas.
  3. Melarang kita menjadi orang yang budzur, yaitu suka membuka diam-diam lagi tidak pandai menjaga lisan. Merupakan kasus yang dimaklumi bersama, bahwa di dikala api fitnah bergejolak, satu kalimat saja yang terucapkan -padahal semestinya satu kalimat tersebut disimpan demi mencegah ancaman dan dampak jelek yang besar- terbukti bisa menimbulkan darah kaum muslimin mengalir dan merusak harta dan kehormatan mereka. Bahkan sanggup saja timbul ancaman yang lebih besar dari itu semua, yakni ancaman dan tragedi alam yang menimpa agama seorang muslim.

Kesimpulan

Dari beberapa klarifikasi pada serial sebelumnya, sanggup kita ketahui bahwa pembahasan mengenai “Dampak-dampak negatif fitnah” ini merupakan pembahasan yang sangat penting, lantaran merupakan penjagaan seseorang dari segala keburukan, baik keburukan di dunia, terlebih lagi keburukan di akhirat.
Seseorang yang memahami dampak-dampak negatif fitnah, bahayanya dan imbas buruknya, dibutuhkan akan waspada, berhati-hati dan menjaga diri dari segala keburukan. Ia bukan hanya selamat dari keburukan ketika fitnah itu datang, bahkan jauh-jauh hari sebelum fitnah itu menyerang, iapun akan diberi taufik oleh Allah untuk menyibukkan diri dengan perkara-perkara yang dicintai oleh-Nya, sehingga sanggup jadi hal itu menjadi lantaran yang besar bagi dirinya untuk menjadi sosok pembuka pintu kebaikan bagi orang lain dikala fitnah tiba menyerang.
Sesungguhnya dampak-dampak negatif fitnah, bahayanya dan imbas buruknya itu banyak jumlahnya, namun Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah akan menulis sebagiannya saja dengan impian Allah menimbulkan hal itu sanggup bermanfaat luas bagi kaum muslimin.
[Bersambung]
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post