Friday 15 November 2019

Khalifah Pertama Dinasti Abbasiyah: Debu Abdullah As-Saffah (132-136 H)

Gambar ilustrasi: Google image

Nasabnya

Abu Abbas bin Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim, ibunya Raithah binti Abidullah bin Abdullah Harishiyyah Arabiah.

Sang Khalifah Pertama lahir di Hamimah pada Rajab tahun 104 H. Sejak kecil ia hidup dan mencar ilmu bersama para ulama, terutama ayahnya, Muhammad Ali. Darinyalah ia mencar ilmu seluk beluk dakwah juga menyiarkan kekhalifahan Abbasiyah. Sepeninggal sang ayah, ia mencar ilmu berdakwah dari saudaranya Ibrahim (yang dijuluki imam) hingga ia ditangkap oleh khalifah terakhir dinasti Umayyah, Marwan bin Muhammad. 

kemudian dakwah tersebut diteruskan oleh Abu Abdullah Saffah bersama saudaranya Abu Jakfar yang lalu menjadi khalifah kedua Dinasti Abbasiyyah. Sebenarnya Abu Jakfar lebih renta delapan tahun dari Abu Abbas. Ayahanda mereka berdua mendahulukan sang adik lantaran nasab Arabnya yang murni. Abu Jakfar sendiri, ibunya berasal dari suku Barbariyyah dan berjulukan Salamah. Pembaiatan Khalifah Abu Abbas dilakukan pada Rabi’ul Awwal tahun 132 H di kota Kuffah.

Laqab Abu Abbas

Ia di-laqab-i dengan As-Saffah dikarenakan banyaknya pertumpahan darah pada awal kekuasaannya. Walau demikian, Ibnu Qutaibah dalam kitabnya “Imamah wa Sijasah”dan sebagian sejarawan beropini bahwa Saffah tidak ditujukan padanya akan tetapi kepada pamannya, Abdullah bin Ali. Sebagian andal sejarah lain beropini Saffah berarti banyak memperlihatkan proteksi atau sumbangan, dan ada juga yang beropini Saffah berarti fasih lisannya.

Manuskrip sejarah yang populer dan menjadi pegangan (rujukan) seperti: Thabari, Yakqubi, Dinuri, dan Jahsyiari, tidak memperlihatkan nasab "Saffah" kepada khalifah pertama. Mereka hanya menyebutkan Amirul Mukminin Abu Abbas, laqab Saffah gres muncul dalam kitab sejarah yang ditulis pada periode ke-4 H, menyerupai kitab Akhani Abi Farj Asbahani.

Politik bubuk abbas

Pada awal kekhalifahannya, Abu Abbas lebih memfokuskan struktur dan jabatan Amir di setiap wilayah. Meninggalnya khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abdul Malik menjadi salah satu tanda kelemahan dinasti Ummayah. Hal ini dimanfaatkan Abu Abbas untuk melaksanakan pemberontakan. 

Tepat pada ketika selesainya pembaiatan, kabar tersebut hingga di indera pendengaran Marwan. Maka beliau eksklusif berangkat dengan pasukan besarnya untuk memadamkan pemberontakan. Abu Abbas memerintahkan pamannya, Abdullah bin Ali untuk memerangi khalifah terakhir dinasti Umayyah, Marwan bin Muhammad.

Terjadilah perang antara kedua kubu ini di Zabul Mausul. Pasukan Umayyah mengalami kekalahan telak. Marwan sendiri melarikan diri ke Mesir. Namun demikian salah seorang panglima perang Abbasiyah, Shalih bin Ali mengikutinya dan berhasil membunuhnya di kota Busir, Fayyum pada 27 Zulhijjah 132 H. Dengan kemenangan Abbasiyah ini, maka berakhirlah dinasti Umayyah. 

Sebelum meninggal Abu Abbas mengangkat saudaranya, Abu Jakfar Mansur sebagai putra mahkota. Abu Abbas meninggal disebabkan sakit cacar di kota Anbar, yang kala itu menjadi ibu kota negara. Dia dimakamkan di istananya pada 13 Zulhijjah 136 H. 

Ahmad Khusairi.


مراجع :

ابن قضاعي : عيون المعارف و فنون الخلائف ص 391 , تحقيق : د. جميل مصرى
تاريخ الطبرى : ج 7 , ص 15
السيوطي : تاريخ الخلفاء , ص 205 , تحقيق : جمال محمد مصطفي 
د. محمد حسب الله : فى تاريخ دولة بني العباس, ص 89
تاريخ اليعقوبى :ج 2 , ص 349- 363 
مسعودي : مروج الذهب : ج 3 , ص 294
ابن أثير : كامل فى التاريخ : ج, 4 ص, 347
















banner
Previous Post
Next Post