Mutiara Isti’Adazah Dalam Shalat (5)
Mutiara Isti’adazah dalam Shalat (4)
As-Sami’ adalah Yang Maha Mendengar Seluruh Suara
السَّمِيعِ
“Yang Maha Mendengar (dan Mendengar doa).”
As-Samii’ adalah salah satu nama Allah yang maha indah (husna).
As-Samii’ adalah Yang Maha Mendengar seluruh bunyi dalam banyak sekali macam bahasa, dan bunyi (doa) yang terkait dengan banyak sekali macam urusan serta kebutuhan. Allah Maha Mendengar seluruh ucapan, baik dikala ucapan tersebut dilirihkan ataupun dikeraskan, baik dikala diucapkan sendirian ataupun bersama-sama dengan ucapan lainnya, tanpa sedikitpun kesamaran dalam pendengaran-Nya. Bahkan apabila seluruh jin dan manusia, dari pertama hingga final zaman, berkumpul di satu kawasan yang sama, kemudian mereka bersama-sama memohon kebutuhan mereka masing-masing kepada Allah, dengan bahasa dan dialek masing-masing pula, maka pastilah Allah Maha Mendengar dengan terang tanpa kesamaran telinga sedikitpun.
Allah Maha Mendengar segala macam suara, baik yang lirih, maupun dikeraskan, sebagaimana firman-Nya,
سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ
“Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antara kalian yang melirihkan ucapannya, dan siapa yang mengeraskannya, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.”
Oleh alasannya ialah itu, dikala kita dalam shalat memohon pinjaman kepada-Nya dengan mengucapkan,
أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ
“Aku memohon pinjaman kepada Allah Yang Maha Mendengar”
tentulah Allah Maha Mendengar ucapan hamba-Nya dalam shalatnya tersebut. Maka seorang hamba yang mengucapkan isti’adzah dalam shalatnya, ia akan bersemangat dalam mengucapkannya, alasannya ialah pastilah Allah mendengar doanya tersebut. Orang tersebut merasa hubungannya demikian bersahabat dengan-Nya, alasannya ialah didengar oleh-Nya dan diketahui keadaannya oleh-Nya.
As-Samii’ adalah Yang Maha Mengabulkan doa yang diucapkan hamba-Nya
Apalagi bila seorang hamba merenungi di antara makna telinga Allah terhadap sesuatu ialah mengabulkan suatu ucapan yang mengandung doa kepada-Nya. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengatakan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur`an,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (dan Mengabulkan doa).”
Oleh alasannya ialah itu di dalam Al-Qur`an, para nabi ‘alaihis salam banyak bertawassul dengan nama Allah “As-Samii’” dalam doa mereka, menyerupai doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan
Nabi Isma’il ‘alaihis salam dalam Al-Qur`an,
Nabi Isma’il ‘alaihis salam dalam Al-Qur`an,
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan (ingatlah), dikala Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), bahu-membahu Engkaulah Yang Maha Mendengar (dan Mengabulkan doa) lagi Maha Mengetahui’” (Q.S. Al-Baqarah: 127).
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah saya dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar (dan Pengkabul doa)’” (Q.S. Ali ‘Imraan: 38).
Juga sebagaimana doa istri Imran dalam Al-Qur`an,
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
(35) (Ingatlah), dikala isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, bahu-membahu saya menadzarkan kepada Engkau anak yang berada dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Maha Mendengar (dan Mengabulkan doa) lagi Maha Mengetahui”.
Dengan demikian dikala seorang hamba membaca isti’adzah dalam sholatnya dengan ucapan
أعوذُ باللهِ السَّمِيعِ
itu bermakna, “Saya berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa (termasuk doa isti’adzah).”
[Bersambung]
***
Penulis: Ust.
Sumber : Muslim.or.id