Friday 1 November 2019

Kiat Istiqomah (19)

 orang kafir termasuk penghalang istiqomah terbesar Kiat Istiqomah (19)

KAEDAH KESEPULUH :
Tasyabbuh (meniru) orang kafir termasuk penghalang istiqomah terbesar

Perhatikanlah, sebetulnya makna kaidah ini terkandung dalam firman Allah Ta'ala berikut ini :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [Al-Fatihah]
Dalam firman Allah Ta'ala tersebut di atas, Allah Ta'ala sebutkan tiga golongan, yaitu :
1. Orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah Ta'ala berupa ilmu yang bermanfaat dan amal sholeh.
2. Orang-orang yang dimurkai oleh Allah Ta'ala, karena rusak amal mereka, mirip yahudi yang rusak amalan mereka. Yahudi tahu kebenaran, tapi mereka tak mengamalkannya.
3. Orang-orang yang sesat, karena rusak ilmu mereka, mirip nashoro. Nashoro berinfak dan beribadah tanpa ilmu yang benar.

Dan seseorang muslim sanggup terjerumus kedalam kerusakan ilmu dengan mirip nashoro, dan sanggup pula ia terjerumus kedalam kerusakan amal dengan mirip yahudi.

Syaikhul Islam menamai kitabnya dengan :

اقتضَاءُ الصِّراط المستقيم مخالفةَ أصحابِ الجحِيم

Tuntutan (meniti) jalan yang lurus ialah menyelisihi penduduk neraka!”, dalam kitab tersebut ia ingin menjelaskan bahwa meniti jalan yang lurus dan beristiqomah dalam beragama Islam itu tidaklah didapatkan dengan baik kecuali dengan menghindari jalan hidup penduduk neraka.
Oleh alasannya ialah itu ia menyebutkan dalam kitab tersebut beberapa ciri khas Ahlul Kitab yang menjadi fitnah bagi umat Islam, dengan maksud semoga umat Islam menjauhinya serta tidak terjatuh kedalam jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah Ta'ala dan orang-orang yang sesat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ


Sesunguhnya kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, selengan demi selengan, sehingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis kadal besar), pasti akan kalian ikuti,” maka para sobat bertanya: “Ya Rasulullah, (maksudmu) orang-orang Yahudi dan Nasrani?” (Jawab Rasulullah): “Siapa lagi?!” [HR al-Bukhâri dan Muslim]1


Penutup
Di simpulan kitab Asyru Qowa'id fil Istiqomah, sang penulis : Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah. menutup kitabnya dengan ungkapan yang indah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata :
أعظمُ الكرامَةِ لزُومُ الاستقامَة
Karomah2 yang paling mulia ialah berpegang teguh dengan istiqomah”.3
Beliau juga berkata dalam kitabnya Al-Furqon baina Auliya`ir Rahman wa Auliya`isy Syaithon :
وإنَّما غايةُ الكرامَةِ لزومُ الاستقامةِ
Tujuan (diberi) karomah itu hanyalah semoga sanggup berpegang teguh dengan istiqomah”.

Oleh alasannya ialah itu Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan yang indah dalam kitabnya Madarijus Salikin:

كُن صاحبَ الاستقامَةِ لا طالِبَ الكَرامة ، فإنَّ نفسَك متحرِّكَةٌ في طلَبِ الكرامةِ، وربُّك يُطالبُكَ بالاستقامةِ

Jadilah orang yang beristiqomah, (dan) jangan menjadi pencari karomah, alasannya ialah (sifat) jiwamu itu tergerak mencari karomah, sedangkan Rabb-mu menuntutmu untuk istiqomah!”.

Maksud pernyataan-pernyataan di atas ialah selayaknya seorang hamba selalu bersungguh-sungguh untuk istiqomah di atas jalan Allah yang lurus, dan berusaha menjaga dirinya semoga selalu taat kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Penyusun memohon kepada Allah Ta'ala dengan nama-Nya yang husna dan sifat-Nya yang ulya semoga menganugerahkan kepada kita keistiqomahan dalam meniti jalan-Nya yang lurus,dan menjauhkan kita dari jalan orang-orang yang dimurkai oleh-Nya Ta'ala dan jalan orang-orang yang sesat, serta menimbulkan kita semua menjadi golongan orang-orang yang diberi nikmat oleh-Nya.

Penyusun tutup risalah berseri ini dengan firman Allah yang telah penyusun sebutkan di awal-awal risalah ini :

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ 
 
(30) Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kalian takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan nirwana yang telah dijanjikan Allah kepada kalian".

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ 
 
(31) Kamilah ialah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta.
نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ

(32)Sebagai hidangan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Q.S. Fushshilat : 30-32].

Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

(13) Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

(14)Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka infinit di dalamnya, sebagai jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan.

وصلَّى الله وسلَّم وبارك وأنعم على عبدِه ورسولِه نبيِّنا محمَّد وآله وصحبِه أجمعين.
وآخر دعوانا أن الحمدُ لله ربِّ العالمين

Sumber : www.muslim.or.id

2. Karomah ialah sesuatu yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah kepada wali-Nya.
3. Madarijus Salikin, Ibnul Qoyyim.
banner
Previous Post
Next Post