
Berikut ini klarifikasi pernak-pernik seputar istikharah, -dengan memohon taufik Allah- :
B. DEFINISI ISTIKHARAH
5. Definisi Istikharah
Istikharah ialah sebuah ibadah yang disyari’atkan bagi orang yang hendak melaksanakan sesuatu atau meninggalkannya, namun ia masih resah dalam menentukan diantara dua pilihan perilaku tersebut.
Istikharah hakekatnya ialah memohon kepada Allah pilihan yang terbaik dan menghindari keburukan yang dikhawatirkan akan menimpa.
a. Secara bahasa :
Mencari suatu pilihan dalam problem tertentu.
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah :
واستخار الله طلب منه الخِيَرة …. والمراد طلب خير الأمرين لمن احتاج إلى أحدهما
“Istikharah ialah isim, sedangkan makna istikharah kepada Allah ialah memohon kepada-Nya suatu pilihan……..dan maksudnya disini memohon yang terbaik dari dua masalah bagi orang yang membutuhkan salah satu dari keduanya ”
b. Secara Istilah :
طَلَبُ الاخْتِيَارِ . أَيْ طَلَبُ صَرْفِ الْهِمَّةِ لِمَا هُوَ الْمُخْتَارُ عِنْدَ اللَّهِ وَالأَوْلَى , بِالصَّلاةِ , أَوْ الدُّعَاءِ الْوَارِدِ فِي الِاسْتِخَارَةِ
Mencari pilihan, yaitu : mencari arah tekad terhadap sesuatu yang merupakan pilihan di sisi Allah lagi yang paling baik, dengan cara melaksanakan shalat (dan berdoa setelahnya), atau dengan berdoa (saja) dengan doa yang terdapat dalam Sunnah Istikharah.
Syaikh Ibnu Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:
والاستخارة معناها طلب خير الأمرين
“Makna Istikharah ialah mencari pilihan yang terbaik dari dua pilihan”. (Syarhu Riyadhish Sholihin).
Beliau juga berkata dalam Liqoaatul Babil Maftuh:
صلاة الاستخارة أن الإنسان إذا هم بأمر وتردد في عاقبته، فإنه يستخير الله أي: يسأل الله خير الأمرين: الإقدام أو الترك ، فيصلي ركعتين من غير الفريضة فإذا سلم قال….
“Sholat Istikharah, yaitu seseorang kalau menghendaki suatu masalah dan resah (bagaimana nanti) alhasil , maka ia beristikharah kepada Allah, yaitu: memohon kepada Allah pilihan terbaik dari dua pilihan berupa: melakukan, atau meninggalkannya, maka (ia lakukan itu) dengan cara sholat dua raka’at selain sholat wajib…..dst”
Maksudnya, pada asalnya Istikharah itu untuk memohon pilihan ihwal satu jenis masalah terkait dengan dua pilihan : apakah masalah tersebut akan dilakukan atau ditinggalkan.
Maksudnya, pada asalnya Istikharah itu untuk memohon pilihan ihwal satu jenis masalah terkait dengan dua pilihan : apakah masalah tersebut akan dilakukan atau ditinggalkan.
Apabila seseorang berkehendak melaksanakan satu masalah dan ia resah memutuskannya, maka ia beristikharah kepada Allah; apakah akan ia lakukan atau tidak. Sedangkan apabila seseorang telah melaksanakan satu perkara, kemudian berkehendak meninggalkan masalah tersebut dan ia resah memutuskannya, maka ia beristikharah kepada Allah; apakah akan ia tinggalkan atau tidak.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, bahwa seorang hamba yang beristikharah memohon kepada Allah biar mentaqdirkan, memudahkan, dan memberkahi masalah hamba, apabila itu lebih baik baginya dalam urusan agamanya, penghidupannya, dan alhasil terhadap dirinya.
Namun, apabila masalah itu berdampak jelek baginya dalam urusan agamanya, penghidupannya, dan alhasil terhadap dirinya, maka ia memohon kepada Allah biar memalingkan masalah tersebut darinya, dan memalingkan dirinya dari masalah tersebut, mentaqdirkan kebaikan untuknya dimana saja kebaikan itu berada, kemudian menjadikannya ridho dengan takdir tersebut.
Faidah dari definisi
Istikharah itu untuk memohon pilihan ihwal satu jenis masalah dengan dua pilihan (dilakukan atau tidak), sehingga -misalnya- apabila seseorang dihadapkan kepada beberapa pilihan jenis masalah yang hendak ia lakukan atau hendak ia tinggalkan, maka ada dua solusi yang perlu ia dilakukan, yaitu:
Pertama,
ia beristikharah kepada Allah untuk masing -masing jenis masalah tersebut;apakah akan ia lakukan atau tidak. Jadi, ia melaksanakan beberapa Istikharah untuk beberapa jenis masalah yang berbeda.
Kedua,
ia bermusyawarah atau konsultasi dengan ulama, atau orang yang layak diajak musyawarah untuk menentukan satu masalah saja dari beberapa masalah tersebut, kemudian ia beristikharah kepada Allah, dan kalau ditaqdirkan ia meninggalkan masalah tersebut, maka ia beralih kepada jenis masalah lainnya sehabis musyawarah -sebagaimana disebutkan di atas-, kemudian ia beristikharah kepada Allah untuk masalah yang kedua tersebut.
(Bersambung, in sya Allah)
***
Penulis : Ust.
Sumber : Muslim.or.id