Sumber Tumpuan Dalam Menafsirkan Al-Qur`An (3)
in
Al Qur'an
on November 19, 2019
Rujukan Ketiga: Ucapan Sahabat radhiyallahu anhum.
Ucapan sahabat radhiyallahu ‘anhum merupakan salah satu acuan tafsir Al-Qur`an, apalagi orang-orang yang dikenal sebagai ulama tafsir di kalangan mereka. Alasannya, alasannya ialah Al-Qur`an diturunkan dengan bahasa mereka dan pada masa mereka. Di samping itu juga dikarenakan -setelah para nabi alaihimush shalatu was salam- merekalah orang-orang yang paling terpercaya dalam mencari kebenaran, paling selamat dari hawa nafsu, dan paling suci dari segala penyimpangan yang menghalangi seseorang dari mendapat kebenaran. As-Suyuthi rahimahullah menyebutkan beberapa nama sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum yang populer keahliannya dalam menafsirkan Al-Qur`an, nama-nama mereka masyhur tercatat di kitab-kitab tafsir, diantaranya ialah empat Al-Khulafa` Ar-Rasyidin, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, ‘Umar bin Al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum, hanya saja riwayat tafsir dari ketiga orang yang pertama disebutkan itu tidaklah banyak jumlahnya, alasannya ialah kesibukan mereka mengurus pemerintahan dan sedikitnya kebutuhan menukilkan tafsir dari mereka bertiga, alasannya ialah tatkala itu masih banyak para sahabat yang hebat dalam ilmu tafsir selain mereka bertiga.
Di antara yang masyhur dalam ilmu tafsirnya dikalangan para sahabat ialah Abdullah bin Mas’ud (Ibnu Mas’ud), Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas), dan Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhum, yang -bitaufiqillah- melalui didikan ketiganyalah, beberapa mufassirin besar dari kalangan tabi’in bermunculan.
Contoh Penafsiran Para Sahabat
1. Firman Allah Ta’ala
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau shalat, sedang kau dalam keadaan mabuk, sehingga kau mengerti apa yang kau ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kau dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, sampai kau mandi. Dan jikalau kau sakit atau sedang dalam safar atau tiba dari kawasan buang air atau kau telah “menyentuh” istri(mu), kemudian kau tidak mendapat air, maka bertayamumlah kau dengan tanah yang baik (suci); usaplah mukamu dan tanganmu (dengan debu). Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” (QS. An-Nisa`: 43).
Terdapat riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang menafsirkan makna menyentuh istri(mu) yang disebutkan Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsirnya,
قال ابن أبي حاتم عن ابن عباس في قوله { أو لامستم النساء} قال: الجماع
“Berkata Ibnu Abu Hatim dari Ibnu Abbas terkait dengan tafsir firman-Nya, atau kau telah menyentuh istri(mu), dia berkata, ‘(maksudnya adalah) bekerjasama tubuh (jima’).’”
2. Allah Ta’ala berfirman
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)” (Yusuf: 106).
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir rahimahullah disebutkan,
قال ابن عباس: من إيمانهم أنهم إذا قيل لهم: من خلق السماوات ومن خلق الأرض ومن خلق الجبال؟ قالوا: اللّه وهم مشركون به
“Berkata Ibnu Abbas, ‘Termasuk keimanan mereka (yang dimaksud dalam ayat ini), apabila dikatakan kepada mereka siapakah yang membuat langit dan bumi, siapakah yang membuat bumi, dan siapakah membuat gunung?’ Mereka menjawab, ‘Allah,’ namun mereka menyekutukan-Nya (dalam ibadah mereka).’”
[Bersambung]
Anda sedang membaca: “Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (1)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (2)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (3)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (4)
- Sumber Rujukan dalam Menafsirkan Al-Qur`an (5)
***
Penulis: Ust.