Sunday 3 November 2019

Penjelasan Kasyfus Syubuhat (5) : Definisi Dan Macam-Macam Tauhid

penyusun memulai klarifikasi mutiara faedah bab pembukaan ini Penjelasan Kasyfus Syubuhat (5) : Definisi Dan Macam-Macam Tauhid


Bagian I: Pembukaan

Dengan memohon taufik dari Allah Ta’ala, penyusun memulai klarifikasi mutiara faedah bab pembukaan ini. Dua belas kaedah atau kasus yang fundamental dalam bab pembukaan, yaitu:
1. Dasar Pertama: Definisi Tauhid
Tentang definisi Tauhid ini diambil dari ucapan penulis rahimahullah berikut ini,
Petikan Matan
أن التوحيد هو إفراد الله سبحانه بالعبادة
“Bahwa Tauhid yakni mengesakan Allah subhanahu dalam peribadatan”
Penjelasan:
Kata tauhid secara bahasa diambil dari وحّد – يوحّد – توحيدا yaitu, menimbulkan sesuatu itu satu saja.
Kata tauhid terdapat dalam beberapa hadits yang agung, mislanya terdapat di dalam HR. Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, HR. Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu danHR. Muslim dari Umar bin Al-Khoththob radhiyallahu ‘anhu. Jadi, kata tauhid itu syar’i.
Adapun dalam istilah syari’at secara umum adalah
إفراد الله سبحانه بما يَخْتَصُ به من الربوبية، والألوهية و الأسماء و الصفات
Mengesakan Allah Subhanahu dalam kasus yang menjadi kekhususan-Nya, yaitu Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma` was Shifat”.
Macam-macam Tauhid
Dari definisi tauhid di atas sanggup kita ketahui macam-macam tauhid itu ada tiga, yaitu:
1. Tauhid Rububiyyah
إفراد الله بأفعاله
“Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya”
Tauhid rububiyah berarti meyakini hanya Allah yang bisa melaksanakan perbuatan-perbuatan yang menjadi kekhususan-Nya, menyerupai membuat makhluk, mengaturnya, memberi rezeki, memberi manfa’at, menimpakan musibah/mudhorot, menghidupkan, mematikan dan lainnya yang menjadi kekhususan Allah.

2. Tauhid Uluhiyyah
إفراد الله بالعبادة
“Mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya”
Tauhid uluhiyah berarti meyakini hanya Allah yang berhak diibadahi, dihentikan mempersembahkan peribadatan kepada selain-Nya, dalam bentuk ibadah yang lahir maupun yang batin, ucapan maupun perbuatan.
3. Tauhidul Asma` was Shifat :
إفراد الله بأسمائه الحسنى وصفاته العلى الواردة في القرآن والسنة، والإيمان بمعانيها وأحكامها
“Tauhid Nama dan Sifat yakni mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang termulia, yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah,dan beriman terhadap makna-makna dan hukum-hukumnya”
Tauhid asma` wa sifat berarti meyakini hanya Allah yang mempunyai nama yang husna dan sifat yang ‘ulya. Sedangkan selain Allah tidak berhak dikatakan mempunyai nama dan sifat tersebut.
Mengapa dalam kitab ini kata “Tauhid” didefinisikan dengan salah satu dari ketiga macam Tauhid?
Tauhid uluhiyah
Penulis rahimahullah mendefinisikan tauhid uluhiyah dikarenakan salah satu dari kedua alasannya yakni berikut ini.
  1. Untuk menjelaskan bahwa tauhid jenis ini yakni jenis tauhid yang paling penting, sebagai dasar yang paling mendasar. Tauhid Uluhiyyah lah yang menjadi inti permusuhan dan perselisihan antara para Rasul ‘alaihimush shalatu was salam dengan kaum musyrikin. Secara umum, kaum musyrikin mengakui dua jenis tauhid yang lainnya, namun menentang jenis tauhid uluhiyah.
  2. Tauhid uluhiyah mengandung tauhid rububiyah dan tauhid asma` wa sifat. Adapun tauhid uluhiyah dikatakan mengandung tauhid rububiyah, lantaran setiap orang yang menyembah Allah semata, tidak dikatakan menyembah Allah sampai ia mengakui tauhid rububiyah. Sedangkan tauhid uluhiyah dikatakan mengandung tauhid asma` wa sifat lantaran insan tidaklah menyembah Zat yang berhak disembah kecuali Zat tersebut mempunyai kekhususan nama dan sifat yang tak tertandingi.
***
(bersambung)
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post