Sunday, 10 November 2019

Ulama Dan Mufti Dunia Hadiri Seminar Aliran Internasional 2017

youm7.com


Kmamesir.org. 18/10/2017. Lembaga Fatwa Mesir mengadakan seminar internasional ke-3 yang diadakan selama tiga hari, 17 sampai 19 Oktober2017. Acara ini dihadiri para mufti dan ulama dari seluruh dunia. Para ulama berasal dari banyak sekali negara ibarat Malaysia, India, Sudan, Palestina, Yaman, Senegal, Yunani, Italia, Chechnya, Belanda, Amerika dan negara-negara lainnya.

Acara yang dilaksanakan di hotel Almassah ini resmi dibuka oleh Duktur Syauqi ‘Allam, mufti Mesir dikala ini. Seminar ajaran ini mengangkat tema ‘Daurul Fatwa fi Istiqraaril Mujtama’at’ (Peran Fatwa dalam Menjaga Stabilitas Masyarakat). 

Seminar yang diadakan tiga hari ini bertujuan untuk meng-counter fatwa-fatwa yang syaazzah (rusak) lantaran ajaran syaazzah itu akan mengakibatkan ekstirimisme dan radikalisme. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah, ibarat gerakan takfiri, jihad salah kaprah, yang ujungnya berakhir pada agresi terorisme.

Dalam kata sambutannya Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmad Thayyib mengusulkan semoga dibuat jurusan khusus terkait kajian ajaran di bawah Fakultas Syariah. Salah satu misi Al-Azhar yakni membuat perdamaian dunia dan memperbaiki gambaran Islam di mata dunia.


Dengan adanya seminar internasional ini dibutuhkan ajaran tersebut tidak dilontarkan oleh sembarangan orang, akan tetapi harus dari mufti ‘alim yang telah mencukupi syarat untuk berfatwa. Berfatwa tidak hanya menguasai fikih saja, tapi juga menguasai banyak hal mulai dari psikologi peminta fatwa, lingkungan sosial, dan harus memahami dengan detail perkara yang akan difatwakan. Contohnya dua orang yang mempunyai perkara yang sama sanggup jadi ajaran yang dikeluarkan berbeda disebabkan perbedaan psikologis, keadaan sosial dan sebagainya.

Dalam seminar tersebut, Syekh Ali Jum’ah sebagai pembicara pertama memberikan pentingnya tugas mufti dalam memperbaiki kehidupan masyarakat di zaman milenial ini. Mufti Mesir tahun 2003 sampai 2013 ini juga memaparkan perihal perbedaan aturan dan fatwa. Begitu juga seorang mufti harus memahami perkembangan zaman, mengerti referensi pikir setiap individu, dan segala hal yang berkaitan dengan peminta fatwa.

“Seminar kali ini berkaitan dengan stabilitas masyarakat. Maksud dari stabilitas masyarakat di sini mencakup keluarga, keamanan publik, stabilitas politik, ekonomi dan pemikiran. Oleh lantaran itu, seorang mufti harus memahami betul keadaan sosial masyarakat. Ia juga harus memahami tujuan pensyariatan dan mengedepankan kemaslahatan dalam berfatwa. Itulah yang bahwasanya akan mewujudkan stabilitas publik,” ungkap Syekh Ali Jum’ah.


Syekh Ali Jum'ah dikala menghadiri Seminar Fatwa Internasional (youm7.com)
Pembicara selanjutnya yakni Menteri Agama Yaman Ahmad ‘Athiyyah, ia membahas perihal hubungan teroris dan ajaran syazzah dengan intonasi yang berapi-api. Yaman telah mencicipi sendiri bagaimana fatwa-fatwa yang dilontarkan bukan dari ahlinya telah menghancurkan Yaman ibarat dikala ini. Beliau turut memuji tugas forum ajaran Darul Ifta’ Mesir yang dianggap sanggup menjadi role model bagi negara lain.

“Terima kasih banyak kepada Darul Ifta’ Mesir yang telah mengadakan seminar sangat penting ini. Ini yakni sunnah yang baik. Kami merasa sangat bahagia sanggup berpartisipasi dalam seminar ini. Sudah menjadi belakang layar umum, banyaknya terjadi intoleransi dalam menyikapi perbedaan pendapat pada zaman ini. Orang-orang ini dengan gampang membatalkan keimanan seseorang, sedangkan mereka sendiri belum mengetahui hal-hal yang membatalkan wudhuk. Kita harus bijak dalam menyikapi perbedaan, bahkan para sahabat pun berbeda pendapat,” pesan Syekh Ahmad ‘Athiyyah.

Tgk. Khalid Muddatstsir, Lc. salah satu akseptor seminar tersebut menjelaskan bahwa tujuan seminar ini yakni untuk menjaga stabilitas publik, lantaran tugas dan bantuan Darul Ifta’ bukan hanya di Mesir, tapi sudah mendunia.


“Darul Ifta’ sudah menjadi model dan kiblat bagi negara lain dalam dilema fatwa. Jarang kita dapati sebuah forum ibarat Darul Ifta’. Lembaga ini selain berfungsi untuk memperlihatkan ajaran kepada masyarakat, namun juga mencetak mufti setiap tahunnya dari banyak sekali negara,” ujar Khalid.[]

Muhammad Syukran



banner

Related Posts: