Sunday, 15 December 2019

Hidup Tak Sekedar Hidup! (1)

Hidup bagi seorang muslim yaitu sebuah perjalanan Hidup Tak Sekedar Hidup! (1)


Hidup bagi seorang muslim yaitu sebuah perjalanan. Ia yaitu sebuah perjalanan yang dimulai dari kelahirannya di dunia kemudian berjalan menuju Rabbul ‘Alamin, guna mempertanggung-jawabkan amalannya sewaktu di dunia ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan hal ini dalam sabdanya,
كلّ الناسِ يغدو؛ فبائعٌ نَفسَه فمُعتِقها أو موبِقها
Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya, ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya!” (Hadits Riwayat Imam Muslim).
Kehidupan seorang muslim yang baik amatlah jauh dari gaya hidup orang-orang yang tak beriman kepada Allah Ta’ala. Kehidupan seorang muslim yaitu kehidupan yang bermutu tinggi. Hidup tak asal hidup. Kehidupannya mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Allah telah menetapkan tujuan hidup hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya. Tujuan hidup tersebut terkandung dalam dua firman Allah Ta’ala berikut ini:

1. Tujuan hidup pertama

Allah Ta’ala berfirman,
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
”Allah-lah yang membuat tujuh langit dan ibarat itu pula bumi. Perintah Allah (berulangkali) turun pada keduanya, supaya kalian mengetahui bekerjsama Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar mencakup segala sesuatu” (QS.Ath-Thalaaq: 12).
Pada ayat ini, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia membuat langit, bumi, dam apa yang ada di antara keduanya. Allah pun menurunkan perintah-Nya, baik perintah yang syar’i, yaitu agama-Nya, maupun perintah kauni qodari, yaitu takdir-Nya guna mengatur hamba-hamba-Nya. Sungguh semua itu bertujuan supaya kita mengetahui tentang-Nya, mengetahui bahwa kekuasaan dan ilmu Allah mencakup segala sesuatu. Hal ini mengatakan bahwa kita diciptakan untuk mengenal Rabb kita, mengenal nama, sifat dan perbuatan-Nya.
Inilah tujuan hidup kita terlahir di dunia ini, yaitu ma’rifatullah, mengenal Allah, melalui nama, sifat, dan perbuatan-Nya. Atau dikenal dengan Tauhidur Rububiyyah Tauhidul Asmaa` wash Shifaat.
Faedah: Ma’rifatullah , yaitu Tauhidur Rububiyyah Tauhidul Asmaa` wash Shifaat adalah tujuan hidup kita. Kedua macam tauhid ini berisikan pengetahuan (ilmu) perihal Allah, dengan demikian tauhid jenis ini hakekatnya yaitu ilmu.

2. Tujuan hidup kedua

Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku membuat jin dan insan melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (saja)” (QS.Adz-Dzaariyaat: 56).
Adapun pada ayat ini, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia membuat jin dan insan dengan tujuan supaya mereka beribadah kepada-Nya saja, atau dengan kata lain mentauhidkan Allah dalam peribadatan, yang kemudian dikenal dengan istilah Tauhidul Uluhiyyah.
Faedah :
  1. ‘Ibadatullah (Tauhidul Uluhiyyah) adalah tujuan hidup kitaSedangkan beribadah itu berarti beramal, dengan demikian tauhid jenis ini hakikatnya yaitu amal.
  2. Ketiga macam tauhid tersebut di atas, hakikatnya yaitu ilmu dan amal, berarti orang yang tauhidnya baik yaitu profil orang yang baik ilmu dan amalnya. Rajin menuntut ilmu perihal Allah dan agama-Nya serta rajin mengamalkan ilmunya.Jadi, sosok Ahlut Tauhid yang baik yaitu tipe orang yang keyakinan dan ilmu agamanya baik, sekaligus ibadah, mu’amalah, dan akhlaknya pun terpuji.
    Maka salahlah kalau ada anggapan bahwa Yang penting tauhidnya, sedangkan akhlaknya buruk, malas beribadah dan buruk dalam bermu’amalah dengan saudaranya!
  3. Ahlut Tauhid yaitu sosok yang tahu untuk apa ia diciptakan, tidak lupa akan tujuan hidupnya dan lurus dalam menempuh perjalanan hidupnya, alasannya yaitu ia mempunyai prinsip dan tujuan hidup yang jelas.
Kesimpulan :
Allah Ta’ala menciptakan kita supaya kita mengenal-Nya dengan baik, kalau kita mengenal-Nya dengan baik (Ma’rifatullah), maka kitapun mencintai-Nya dengan benar, sehingga kitapun ringan melaksanakan peribadatan kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya serta mengimani kabar dari-Nya (‘Ibadatullah). Jadi, seorang muslim yang bertauhid yaitu sosok insan yang seluruh aktifitas kesehariannya, sejalan dengan tujuan hidupnya. Shalat, puasa, mencari nafkah, makan, istirahat dan seluruh kegiatannya dalam rangka untuk beribadah kepada Allah dengan didasari pengetahuannya perihal Allah dan hak-Nya yang demikian besar atas hamba-hamba-Nya.
Sosok orang yang beriman kepada Allah dengan benar, tidaklah mau kalau dirinya melaksanakan aktifitas yang sia-sia tak bernilai ibadah. Ia membenci semua bentuk kemaksiatan, alasannya yaitu justru hal itu menjauhkan dirinya dari tujuan hidupnya.
***
[serialpost]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post