"Katakanlah saya beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah." |
Oleh : Amri Fatmi Lc. MA
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (فصلت : 30)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" lalu mereka (istaqaamu) meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kau takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Q.S. Fushilat : 30)
Asal dan dasar agama Islam yakni beriman pada Allah dan mengikrarkan keimanan pada Allah. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa istiqamah mesti tiba sehabis keyakinan pada Allah. Maknanya, yaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan menahan diri dari melanggar larangan-Nya.
Kita tidak bisa mendalami agama dengan memahami segala seluk beluk mendetil, kita tidak bisa mengkaji ribuan kitab fikih, hadis, tafsir, kepercayaan dan sirah (sejarah). Lalu apa yang mesti kita pegang untuk menjaga agama kita bersama dengan kita, sehingga kita dianggap menjalankan agama kita dengan baik?
Seorang sobat pernah tiba menjumpai Nabi bertanya perihal inti Islam, yang hendak ia jaga dengan baik. Kalau bertanya perihal Islam dari A hingga Z, tentu Nabi mampu menjelaskannya, tapi belum tentu ia mampu mengingat dan menjalankannya. Maka sobat ini tiba bertanya inti dari Islam yang mesti ia jaga dan dipraktikkan dalam hidupnya. Yang inti Islam tersebut hanya bisa dijelaskan oleh Nabi saja, tidak seorang pun yang tau perihal hal itu. Sahabat tersebut berjulukan Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafy. Simak dongeng pertemuannya dan wawancaranya dengan Nabi Saw.
Asal dan dasar agama Islam yakni beriman pada Allah dan mengikrarkan keimanan pada Allah. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa istiqamah mesti tiba sehabis keyakinan pada Allah. Maknanya, yaitu melaksanakan segala perintah-Nya dan menahan diri dari melanggar larangan-Nya.
Kita tidak bisa mendalami agama dengan memahami segala seluk beluk mendetil, kita tidak bisa mengkaji ribuan kitab fikih, hadis, tafsir, kepercayaan dan sirah (sejarah). Lalu apa yang mesti kita pegang untuk menjaga agama kita bersama dengan kita, sehingga kita dianggap menjalankan agama kita dengan baik?
Seorang sobat pernah tiba menjumpai Nabi bertanya perihal inti Islam, yang hendak ia jaga dengan baik. Kalau bertanya perihal Islam dari A hingga Z, tentu Nabi mampu menjelaskannya, tapi belum tentu ia mampu mengingat dan menjalankannya. Maka sobat ini tiba bertanya inti dari Islam yang mesti ia jaga dan dipraktikkan dalam hidupnya. Yang inti Islam tersebut hanya bisa dijelaskan oleh Nabi saja, tidak seorang pun yang tau perihal hal itu. Sahabat tersebut berjulukan Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafy. Simak dongeng pertemuannya dan wawancaranya dengan Nabi Saw.
عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال : قلت يا رسول الله قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا بعدك، قال : قل أمنت بالله ثم استقم. (أخرجه مسلم)
Dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafy ia berkata: Aku berkata: “Ya Rasulullah katakan kepadaku sebuah perkataan dalam Islam yang saya tidak (perlu) menanyakan pada seorangpun setelahmu,” Rasul berkata: "Katakan Aku beriman pada Allah lalu istiqamahlah." (H.R. Muslim)
Setelah beriman dan mengakui Allah dengan sepenuhnya, mestilah perilaku istiqamah harus dijalankan oleh setiap muslim dan mukmin. Hadis tersebut yakni penegasan terhadap ayat yang di atas.
Lalu Apa makna istiqamah?
Istiqamah sudah sering didengar, namun apa makna istiqamah sebenarnya?
Para sobat Nabi dan para Ulama sehabis menjelaskan makna Istiqamah dengan klarifikasi yang sangat gamblang dan luas. Mari kita tilik klarifikasi istiqamah berdasarkan para sobat Nabi:
Abu Bakar berkata: Istiqamah artinya tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun.
Umar bin Khatab: Istiqamah yakni teguh berjalan dijalan taat dan tidak menyimpang kanan kiri ibarat jalannya serigala.
Usman bin Affan: Istiqamah yakni mengikhlaskan semua pekerjaan demi Allah.
Ali bin Abi Thalib: Istiqamah yakni melaksanakan semua kewajiban dari Allah. (Imam Ibnu Asyur, Tahrir wa Tanwir, 24/283)
Para khulafa yang empat telah menjelaskan makna istiqamah ini menujukkan pentingnya perilaku istiqamah dalam hidup.
Imam Muhaddis An-Nawawi menyebutkan makna lain dari istiqamah: Teguh dalam menaati Allah dan juga bermakna 'aturan segala perkara.' (Kitab Riyadhushalihin : 50.)
Imam Ibnu Asyur mufassir era 20 yang sangat populer menyebutkan bahwa istiqamah juga digunakan untuk pekerjaan yang baik serta teguh berjalan di atas kebenaran. (Tahrir wa Tanwir 24/282)
Sementara Prof. Dr. Muhammad Abdullah Diraz ulama Al-Azhar populer menjelaskan, Kata istiqamah meliputi segala hal yang makro dan mikro dalam Islam, meliputi duduk masalah hati yang batin dan pekerjaan anggota badan yang zahir. Kata istiqamah bermakna lurus dan tidak bengkok atau menyimpang. Maka makna istiqamah yakni menempuh jalan yang lurus tanpa menyimpang sedikitpun. Juga bermakna tidak berlebih lebihan dan menjaga pertengahan dalam bertindak, bersikap dan berpikir. Makna istiqamah ini berlaku pada perbuatan dan berlaku juga pada akhlak, dan juga pada pikiran. (Muhammad Abdullah Diraz, Al-Mukhtar h.418-419)