Monday 23 December 2019

Warung Kita, Sensasi Rindu Nusantara

foto : sepiring mie Aceh dari Warung Kita 
Ahmad Yani gres saja menghabiskan sepiring Mie Aceh dalam sekejap mata, saya tidak tahu apa ia menghabiskannya alasannya yaitu sedang kelaparan tidak makan berhari-hari atau ada rasa istimewa yang tersembunyi sehingga ia begitu lahap menyantapnya.

Tak mau berhenti disitu, sesaat sehabis mie tak lagi bersisa ia mulai melirik nasi goreng yang tergeletak di samping kemudian melahapnya. "watee tapajoeh bu goreng nyoe, langsong teu ingat u gampong. Mangat". (waktu kita makan nasi ini, pribadi teringat kampong. Enak rasanya).

Begitulah ucap Ahmad Yani sekejap sehabis merasakan lezatnya Mie Aceh plus nasi goreng yang gres saja dibeli di sebuah rumah makan.

"Siapa yang bilang enggak enak, tapi ingat mitra juga dong. Jangan merusak nafsu makan oranglah. Kalau kamu makan ibarat itu, saya kan pingin juga pesan dua bungkus tadi," ujarku. Ia tertawa sekejap kemudian kembali fokus pada piring nasi.

Malam ini kami gres saja pulang dari Warung Kita. Kami memesan empat porsi Mie Aceh dan dua porsi nasi goreng untuk mitra di rumah dari warung makan itu. Makanan yang masih hangat ini dengan cepat menarik peminat penghuni rumah yang memang tengah dalam kondisi lapar.

"Makanan yang enak, makannya harus begini sob. Menikmati. Kita sedang tidak ikut olimpiade lomba makan malam ini tahu," ujarku sambil menunjukkannya caraku memasukkan nasi goreng secara perlahan ke mulut.

Kupejamkan mataku dan kubuka verbal lebar-lebar. "Baaahhhh, meleleh. Pecah enaknya..."

"Enak sih enak, tapi nggak lebay juga cara makannya," ujar Yani menyindir.

Bukan hanya itu, warung ini dilengkapi akomodasi ruangan khusus untuk perempuan dan juga menyediakan saluran wifi gratis. Beberapa sajian menarik yang disajikan Warung Kita juga makin menambah daya tarik, salah satunya Mie Aceh. Mie yang sudah menjadi salah satu identitas masakan Aceh ini memang harus dicicipi kalau singgah di warung ini. Rasanya khas. Aroma rempah dan rasa pedasnya pas di pengecap dan bagi yang tidak suka pedas dapat memesan yang agak manis sesuai selera.

Selain Mie Aceh, warung ini juga menghadirkan beberapa variasi sajian makanan dan minuman nusantara yang pastinya cocok di pengecap perantau Indonesia dan Melayu. Banyak pilihan sajian menarik yang sayang kalau tidak dinikmati. Sebut saja ayam bakar, ayam gepuk, pecal lele, tom yam dan aneka sajian lainnya. Rasanya yang nikmat ditambah dengan harga yang dekat dengan isi kantong mahasiswa, tentu tidak akan menciptakan pelanggan kecewa.

Lazimnya sebuah warung, rumah makan yang gres tentu membutuhkan start yang bagus. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh karyawannya tampaknya membuahkan hasil. Ini terlihat dikala kami gres datang di warung, beberapa akhwat sedang menunggu pesanan mereka. Mereka juga sedang memesan Mie Aceh. Namun, tidak ibarat mereka yang menentukan makan di tempat, kami menentukan dibungkus untuk dibawa pulang ke rumah.

Tidak sulit menemukan alamat warung makan yang buka setiap hari (kecuali hari sabtu) ini. Warung ini terletak di Imarah 5, Syaqoh 2 Komplek Hayyu 'Asyir dan bertetangga pribadi dengan komplek apartemen milik mahasiswa Pahang Malaysia.

Bagi yang tinggal di tempat Hayyu 'Asyir hanya perlu beberapa menit berjalan kaki sampai datang di Warung Kita. Warung makan yang mengepulkan asap pada pukul 12 siang sampai pukul 9 malam ini dikomandoi Bang Jack dan Bang Doel di bab dapur.

Kolaborasi keahlian mereka berdua dalam meracik bumbu dan rempah inilah yang kemudian menyebabkan warung ini Istimewa dan layak dikunjungi. Kelihaian kedua perjaka tampan ini dalam menyatuan bermacam-macam rempah-rempah yang sempat menciptakan Portugis dan Belanda gelap mata dalam satu wajan patut diacungi jempol.


Hasilnya yaitu sebuah makanan dengan rasa luar biasa, seakan menyatakan kembali rindu akan nusantara tepat pada gigitan pertama. Persis ibarat komentar Ahmad Yani, "Tapajoh bu goreng nyoe langsong teuingat u gampong. Mangat". Kalian harus mengunjunginya. (FJ)
banner
Previous Post
Next Post