Keutamaan Rasulullah Shallallahu’Alaihi Wasallam Dalam Al-Qur’An (2)
bagian yang pertama sudah disebutkan tiga keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam Al-Qur`an Al-Karim, adapun selanjutnya, berikut ini disebutkan lima keutamaan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agar bisa semakin menguatkan kecintaan kita terhadap beliau, lebih-lebih lagi kecintaan kita kepada Sang Pengutusnya, Allah Ta’ala.
Allah meninggikan penyebutan nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak satupun makhluk yang bisa menyamainya
Allah Ta’ala berfirman,
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
(1)”Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ
(2) dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu,
الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ
(3) yang memberatkan punggungmu?
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
(4) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu” (Al-Insyiraah: 1-4).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Firman Allah Ta’ala -dalam rangka mengingatkan nikmat-Nya yang dianugerahkan kepada Rasul-Nya { أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ }maksudnya, Kami lapangkan dadanya untuk mendapatkan syari’at Islam dan untuk berdakwah (mengajak manusia) kepada Allah, untuk bersifat dengan budpekerti yang baik, semangat menyambut akhirat, dan memudahkan kebaikan-kebaikan hingga tidak sempit dadanya. Setiap kali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan kebaikan.”
Tentang Ayat yang selanjutnya dia menafsirkan,
{وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ }, maksudnya dan Kami telah menghilangkan darimu dosamu.
{الَّذِي أَنْقَضَ} maksudnya yang memberatkan
{ظَهْرَكَ} punggungmu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
“Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah kemudian dan yang akan datang.”
{وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ} maksudnya Kami tinggikan derajatmu dan Kami jadikan kebanggaan untukmu kebanggaan yang indah lagi tinggi yang tidak pernah satupun dari makhluk yang bisa mencapainya, maka tidaklah disebutkan (nama) Allah kecuali disebutkan nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama nama-Nya. Sebagaimana dikala (seseorang) masuk Islam, adzan, iqamah, khutbah, dan selainnya dari perkara-perkara yang Allah tinggikan dengannya penyebutan nama Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau di hati umatnya, sangat dicintai, dimuliakan, dan diagungkan, dengan bentuk (kecintaan, pemuliaan, dan pengagungan) yang tidak ada tandingannya setelah Allah Ta’ala.
Tidaklah Allah bersumpah dengan kehidupan seorangpun kecuali dengan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Allah Ta’ala berfirman,
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Demi kehidupanmu (Muhammad), bergotong-royong mereka terombang-ambing di dalam kesesatan” (Al-Hijr: 72).
Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,
قال الله تعالى: {لعمرك} يا محمد أي وحيات {إنهم لفي سكرتهم} حيرتهم وضلالتهم {يعمهون } يترددون
Allah Ta’ala berfirman : {لَعَمْرُكَ} wahai Muhammad, (maksud sumpah disini) yaitu “Demi kehidupanmu”, {إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ} (sesungguhnya mereka benar-benar berada di dalam) kebingungan dan kesesatan mereka, {يَعْمَهُونَ} mereka terombang-ambing.
Beliau juga berkata,
روي عن أبي الجوزاء عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : ما خلق الله نفسا أكرم عليه من محمد صلى الله عليه وسلم، وما أقسم الله تعالى بحياة أحد إلا بحياته .
Diriwayatkan dari Abul Jauza` dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Allah tidaklah membuat jiwa yang lebih mulia dari jiwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidaklah Allah Ta’ala bersumpah dengan kehidupan seorang pun kecuali dengan kehidupan dia ”.
Allah menjaga beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dari segala keburukan
Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ
“Allah memelihara kau dari (gangguan) manusia” (Al-Maaidah: 67).
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
وقوله :{ والله يعصمك من الناس} أي : بلغ أنت رسالتي ، وأنا حافظك وناصرك ومؤيدك على أعدائك ومظفرك بهم ، فلا تخف ولا تحزن ، فلن يصل أحد منهم إليك بسوء يؤذيك .
“Firman Allah {وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ } maksudnya sampaikanlah syari’at-Ku, pasti Aku akan
menjaga, menolong dan menguatkanmu menghadapi musuh-musuhmu, serta memenangkanmu mengalahkan mereka, maka janganlah engkau takut dan janganlah bersedih, tidak akan ada satupun dari mereka yang bisa menyakitimu dengan keburukan apapun yang ditujukan kepadamu.”
Ajaran yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa, berasal dari Allah Ta’ala, bukanlah hasil karangan beliau
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
(3) “dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) berdasarkan kemauan hawa nafsunya.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
(4) Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (An-Najm: 3-4).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,
{ وما ينطق عن الهوى } أي : ما يقول قولا عن هوى وغرض {إن هو إلا وحي يوحى} أي : إنما يقول ما أمر به ، يبلغه إلى الناس كاملا موفرا من غير زيادة ولا نقصان
{وما ينطق عن الهوى } maksudnya dia tidaklah mengucapkan ucapan (dalam urusan agama) yang bersumber dari hawa nafsu dan interes pribadi, {إن هو إلا وحي يوحى} maksudnya semata-mata dia hanya menyampaikan apa yang diperintahkan kepada beliau, dia pun menyampaikannya kepada insan dengan sempurna, lengkap, tanpa penambahan dan pengurangan (sedikitpun).
Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,
{إن هو} ما نطقه في الدين ، وقيل : القرآن { إلا وحي يوحى } أي : وحي من الله يوحى إليه .
“{إن هو}, tidaklah dia mengucapkan ucapan (tentang agama) ada pula yang beropini wacana Al-Qur`an {إلا وحي يوحى } maksudnya (ucapannya itu tiada lain hanyalah) wahyu dari Allah yang diwahyukan kepadanya.”
Seluruh budpekerti yang ada dalam Al-Qur`an beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan semuanya
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan bergotong-royong engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al-Qolam: 4).
Al-Baghawi rahimahullah berkata,
{وإنك لعلى خلق عظيم }قال ابن عباس ومجاهد : دين عظيم لا دين أحب إلي ولا أرضى عندي منه ، وهو دين الإسلام وقال الحسن : هو آداب القرآن . سئلت عائشة رضي الله عنها عن خلق رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فقالت : كان خلقه القرآن وقال قتادة : هو ما كان يأتمر به من أمر الله وينتهي عنه من نهي الله ، والمعنى إنك على الخلق الذي أمرك الله به في القرآن .
{وإنك لعلى خلق عظيم } Ibnu ‘Abbas dan Mujahid mengatakan, “(Beliau beragama) dengan agama yang agung, (yang) di sisi-Ku, tidak ada agama yang lebih Aku cintai dan ridhai daripadanya, dan agama tersebut yaitu agama Islam”.
Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Ia ( “khuluq” dalam Ayat ini) yaitu adab-adab Al-Qur`an”.
‘Aisyah radhiallahu ‘anha pernah ditanya wacana budpekerti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dia pun menjawab, “Akhlak dia yaitu (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al-Qur`an”. Qatadah mengatakan, Ia (“Khuluq” dalam Ayat ini) yaitu sesuatu yang dia laksanakan dari perintah Allah dan sesuatu yang dia jauhi dari larangan Allah, dan makna Ayat di atas: Sesungguhnya engkau benar-benar berakhlak dengan budpekerti yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur`an. Wallahu a’lam.
Insyaallah akan berlanjut kepada Keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al-Qur`an Al-Karim (3).
***
Diolah dari transkip ceramah Syaikh Rabi’ Al-Madkholi hafizhahullah di: http://www.sahab.net/forums/?showtopic=132217 , dan transkip khuthbah Abdul Hamiid, di http://www.alminbar.net/alkhutab/khutbaa.asp?mediaURL=1039, dengan komplemen tafsir diambilkan dari : http://quran.ksu.edu.sa/.
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.Or.Id