Oleh; Abdul Hamid M Djamil*
Salah satu gejala kebesaran Allah SWT ialah disyariatkan perkawinan bagi ummat manusia. Tujuan dari pensyariatan ini ialah untuk melahirkan manusia-manusia yang senantiasa menjadi khalifah di atas bumi. Syariat perkawinan ini tidak hanya dikhususkan bagi ummat Islam semata, akan tetapi bagi non-Muslim juga diperintahkan hal yang sama. Inilah salah satu nilai keistimewaan Islam dibandingkan agama lainya.
Proses perkawinan yang dilakukan insan ialah untuk melahirkan keturunan (naslu) yang bakal dijadikan sebagai penerus estefet orang tua. Sebagaimana yang sudah kita maklumi bersama yang bahwa proses kelahiran insan di bumi ini ada empat cara. Pertama dilahirkan tanpa ayah dan ibu, dialah Nabi Adam as. Kedua dilahirkan dengan perantaraan ayah dan ibu, ibarat proses lahirnya insan biasa. Ketiga dilahirkan tanpa ibu, dialah Siti Hawa. Ke empat dilahirkan tanpa ayah, dialah Nabi Isa as.
Salah satu rukun hidup di dunia ini ialah saling membantu. Baik sesama Muslim atau pun dengan non-Muslim dengan syarat masih dalam koridor yang dibolehkan Islam. Hakikat tolong menolong ini dianjurkan pada setipa ketika. Baik waktu bersamaan atau pun dikala berpisah bahkan dikala kita telah pergi dari alam dunia. Salah satu tolong menolong yang sangat dianjurkan Islam ialah tolong menolong antara anak dan orang renta di samping berbakti kepada keduanya.
Ketika masih hidup sebagai seorang anak sangat dianjurkan untuk selalu mematuhi, mengikuti perintah orang tua. Bahkan Rasulullah SAW telah menjanjikan bahwa sanya kerezaan Allah terdapat pada kerezaan orang tua, dan kemurkaan-Nya pun terdapat pada kemurkaan mereka berdua. Adapun hal-hal yang musti kita taa'ti selama masih hidup ialah mematuhi apa saja yang diperintahkan mereka selama bukan pada hal-hal bermaksiat kepada Allah SWT.
Tidak sedikit dari ayat Quran yang isinya menganjurkan seorang anak untuk mentaa'ti orang tuanya. Hal ini pertanda betapa besar jasa mereka dalam hidup anaknya. Perintah mentaa'ti serta menolong orang renta tidak hanya dianjurkan semasa mereka masih di dunia. Melainkan tatkala mereka telah pergi dari alam dunia perintah ini masih juga menjadi hal asasi yang selalu kita lakukan.
Hal ibarat inilah yang sering dilupakan oleh anak manusia. Tatkala orang renta meninggal seolah-olah beliau telah merdeka dalam segala hal. Apa lagi kepergian mereka meninggalkan banyak harta, si anak akan berfoya-foya dengan hartanya. Di sinilah sebagai orang renta gres terasa betapa menyesalnya saya meninggalkan anak tanpa ilmu agama. Meninggalkan anak dalam keadaan buta terhadap ilmu agama. Tidak pernah berdoa kepada orang tuanya.
Alam kubur yang populer sebagai alam terowongan azab bagi pemaksiat dan sebagai pintu rahmat dan menggali nikmat bagi yang taat kepada Allah merupakan alam ketiga yang dilalui lebih banyak didominasi manusia. Bagi yang taat di masa di dunia mereka akan mencicipi kubur ini bagaikan mahligai yang berhiaskan emas permata, makanannya enak tak sebanding di dunia. Pendampingnya tampan dan elok yang selalu bersamanya. Bagi yang bermaksiat alam kubur tak ubah bagaikan bara api yang selalu mendidih, laksana ayam yang dipanggang begitulah sakit rasanya. Di sinilah butuh seorang anak yang selalu mendoakan kebajikan bagi orang tuanya.
Tanpa kita sadari mereka yang jarang atau pun tidak pernah kita doakan selalu memanggil-manggil, "aku rindu doa mu." Namun bagi anak yang sudah larut dalam dunia tidak akan pernah mendengarkan panggilan ini. Dia akan lebih asyik dengan permainannya, beliau akan berfoya-foya dengan harta peninggalan orang tuanya. Bila orang tuanya kini sedang di azab di alam sana, maka beliau ibarat berada di nirwana dengan kekayaan melimpah ynag ditingalkan orang tuanya.
Cobalah kita sebagai seorang anak berfikir akan jasa orang renta kita. Haruskah kita meninggalkan mereka tanpa doa dan fahala yang kita kirimkan sebagai hadiah untuk menciptakan mereka tersenyum. Tegakah kita menciptakan orang renta kita menetes air mata bila mana mereka melihat orang lain di sampingnya yang selalu dikirimkan doa dan fahala oleh bawah umur mereka? Sekurang-kurangnya bacalah surah yasin sehari sekali selepas shalat magrib, ataupun seminggu sekali dengan catatan selalu diiringi dengan doa setiap selesai dari shalat lima waktu.
Biarkan mereka tersenyum terhadap hadiah doa yang kita kirimkan di dunia. Tidak ada nikmat yang paling besar di dunia ini melainkan kasih sayang dan kerezaan orang tua. Dan tidak ada mala musibah yang paling besar dari pada kutukan mereka. Doanya dikabul Allah dan kutukannya pun dikabulkan.
Semoga goresan pena singkat ini akan menjadi lampu hijau bagi kita untuk membahagiakan orang renta kita. Bagi yang masih ada orang renta luangkan waktu untuk membahagiakannya, perbanyaklah waktu bersama mereka. Baik yang sudah tiada kirimkan doa buat mereka. Mereka sangat menginginkan doa dan hadiah dari anak-anaknya. Semoga!
* Penulis ialah mahasiswa tingkat tamat Universitas Al-Azhar Fakultas Syariah